Wednesday, February 1, 2017

√ Ajib, Ilmuwan Berhasil Temukan Semut Mutan Pertama

.net - Selama puluhan bahkan ratusan tahun, hebat biologi telah mengubah genetika organisme yang bermacam-macam menyerupai tikus, lalat buah, dan bahkan nasi. Namun, ada satu organisme yang menciptakan ilmuwan penasaran. Organisme tersebut yakni semut. Siklus hidup semut yang kompleks membuatnya sulit untuk direkayasa secara genetika.

Semut merupakan binatang yang sangat ketat dalam mengelola organisasi. Mereka mengorganisasi dirinya dalam kelompok dengan kiprah yang sangat spesifik, menyerupai mencari makanan, bertahan melawan pemangsa, membangun terowongan, dan sebagainya. Koordinasi dan komunikasi dalam jumlah besar tentu dibutuhkan untuk mencapai kesuksesan koloninya.

"Semut sangat menakjubkan alasannya yakni dengan genom yang sama Anda sanggup menjadi ratu, atau pekerja, atau pekerja kelas lainnya, atau seorang prajurit," ujar Claude Desplan, spesialis biologi Universitas New York.

Diberitakan The Washington Post, para ilmuwan telah berhasil melaksanakan percobaan genetik pada semut. Desplan yang merupakan salah satu penulis penelitian semut mutan menyampaikan bahwa sejauh yang ia tahu, semut ini yakni "mutan pertama pada serangga sosial".

Dua jenis semut yang diteliti

Kelompok riset Desplan menentukan mempelajari spesies semut pelompat dari India, Harpegnathos saltator. Sementara kelompok riset Daniel Kronauer, hebat biologi Universitas Rockefeller, mempelajari semut Ooceraea biroi.

Kedua kelompok penelitian merekayasa genetik semut mereka dengan cara yang sama. Dengan memakai teknik CRISPR-Cas9, molekul kuman bertindak sebagai gunting untuk menghilangkan komponen penting dari reseptor semut yang berjulukan feromon. Feromon merupakan zat penting yang dipakai semut untuk berkomunikasi. Meskipun ada ratusan gen pencium pada semut, menghapus satu gen tertentu secara efektif menciptakan 90 persen sistem penciuman semut tidak berfungsi.

Hasilnya, sikap mutan semut berubah drastis. Semut pelompat India menjadi menjauh dari koloninya. Semut Ooceraea biroi yang tidak sanggup mencicipi feromon juga berperilaku aneh. Biasanya, semut jenis ini membenci bau spidol yang menyengat. Namun, semut mutan ini malah berbaris mengitari spidol. Seperti mutan semut pelompat, mutan Ooceraea biroi juga menjadi antisosial.

Kini para ilmuwan tahu bahwa mereka sanggup mengubah sikap semut melalui rekayasa gen. Ke depannya, Kronauer berencana mempelajari cara koloni membagi tugasnya. Sedangkan Despan tertarik pada cara semut merekayasa umur panjangnya. Umur semut sanggup berbeda tergantung kedudukannya dalam koloni. Hal itu menyerupai insan kembar yang hidup sampai umur 85 tahun, namun yang lainnya hidup sampai umur 550 tahun.

Penelitian semacam ini membuka pintu bagi organisme model baru. Jika metode biosains tradisional dipakai untuk mengajukan banyak pertanyaan mengenai organisme yang sama (contohnya yakni yang dilakukan pada tikus dan lalat buah), maka teknik rekayasa genetika memungkinkan hebat biologi mengajukan pertanyaan spesifik pada binatang yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Sumber : pikiran-rakyat

Sumber http://www.blogotech.net