Siapa sih orang di zaman ini yang tidak mengenal nama besar Xiaomi? Saya yakin, 99% dari kalian yang membaca artikel ini niscaya tahu dan bahkan memakai produk smartphone buatan Xiaomi. Salah satu faktor yang menciptakan nama Xiaomi menjadi populer sampai ketika ini adalah, alasannya yaitu Xiaomi selalu memperlihatkan produk dengan kualitas terbaik namun harga yang ditawarkannya sangat-sangat murah.
Dikatakan oleh pendiri Xiaomi, Lin Bin, dalam program peluncuran Xiaomi Redmi 1S di Jakarta pada hari Rabu tepatnya (24/8/2014) lalu. Bahwa Xiaomi hanya membutuhkan waktu selama 4 tahun saja untuk menarik minat konsumen sampai mencapai angka penjualan sebesar 70 Juta!
Dan hal ini menciptakan Xiaomi menjadi produsen smartphone terbesar ketiga di negeri asalnya, yaitu Tiongkok. Dan Xiaomi juga memiliki kemungkinan yang besar untuk mengancam para produsen smartphone ternama menyerupai Samsung, Apple, LG, Sony, dll di pasar internasional.
Ngomong-ngomong soal kesuksesan, bahwasanya apasih diam-diam yang dimiliki Xiaomi sehingga dapat merajai pasar smartphone di China bahkan dunia? Tentunya hal ini dapat terjawab lewat pernyataan Lin Bin pada tahun 2014 kemudian di Jakarta ketika sedang memperkenalkan Xiaomi Redmi 1S.
Makara pada 2 tahun yang lalu, para pendiri Xiaomi mendapat sebuah ide untuk mempromosikan produknya dari sebuah film yang dibesut oleh sutradara asal Taiwan. Kemudian mereka mengikuti cara sutradara film tersebut dengan cara berfoto bareng, yang kemudian foto tersebut ditambahkan goresan pena produk Xiaomi sebagai bentuk promosi.
Hingga selesai nya foto tersebut menjadi viral sehabis di upload pada situs Weibo (Situs teknologi terbesar di China) dan dalam waktu kurang dari 24 jam, postingan tersebut sudah di-share lebih dari 2 juta kali, serta sudah ada 900 ribu orang yang memperlihatkan komentar. Hingga selesai nya, Lin Bin mengeklaim bahwa 150 ribu ponsel Xiomi sudah terjual dalam waktu 10 menit.
Nah, berarti bisa kalian simpulkan bahwa Xiaomi tidak pernah mengandalkan iklan konvensional untuk mempromosikan produk nya sehingga biaya marketing pun dapat di tahan. Sedangkan untuk pasar Indonesia, Lin Bin menyampaikan bahwa pihak nya akan menerapkan seni administrasi yang sama, tapi dengan media umum yang berbeda menyerupai Facebook, Instagram dan Twitter.
Dikatakan oleh pendiri Xiaomi, Lin Bin, dalam program peluncuran Xiaomi Redmi 1S di Jakarta pada hari Rabu tepatnya (24/8/2014) lalu. Bahwa Xiaomi hanya membutuhkan waktu selama 4 tahun saja untuk menarik minat konsumen sampai mencapai angka penjualan sebesar 70 Juta!
Dan hal ini menciptakan Xiaomi menjadi produsen smartphone terbesar ketiga di negeri asalnya, yaitu Tiongkok. Dan Xiaomi juga memiliki kemungkinan yang besar untuk mengancam para produsen smartphone ternama menyerupai Samsung, Apple, LG, Sony, dll di pasar internasional.
Ngomong-ngomong soal kesuksesan, bahwasanya apasih diam-diam yang dimiliki Xiaomi sehingga dapat merajai pasar smartphone di China bahkan dunia? Tentunya hal ini dapat terjawab lewat pernyataan Lin Bin pada tahun 2014 kemudian di Jakarta ketika sedang memperkenalkan Xiaomi Redmi 1S.
Makara pada 2 tahun yang lalu, para pendiri Xiaomi mendapat sebuah ide untuk mempromosikan produknya dari sebuah film yang dibesut oleh sutradara asal Taiwan. Kemudian mereka mengikuti cara sutradara film tersebut dengan cara berfoto bareng, yang kemudian foto tersebut ditambahkan goresan pena produk Xiaomi sebagai bentuk promosi.
Hingga selesai nya foto tersebut menjadi viral sehabis di upload pada situs Weibo (Situs teknologi terbesar di China) dan dalam waktu kurang dari 24 jam, postingan tersebut sudah di-share lebih dari 2 juta kali, serta sudah ada 900 ribu orang yang memperlihatkan komentar. Hingga selesai nya, Lin Bin mengeklaim bahwa 150 ribu ponsel Xiomi sudah terjual dalam waktu 10 menit.
Nah, berarti bisa kalian simpulkan bahwa Xiaomi tidak pernah mengandalkan iklan konvensional untuk mempromosikan produk nya sehingga biaya marketing pun dapat di tahan. Sedangkan untuk pasar Indonesia, Lin Bin menyampaikan bahwa pihak nya akan menerapkan seni administrasi yang sama, tapi dengan media umum yang berbeda menyerupai Facebook, Instagram dan Twitter.
Sumber http://www.blogotech.net