Terlahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Beliau berasal dari lingkungan keluarga kraton Yogyakarta. Raden Mas Soewardi Soeryaningrat, pada tahun 1922 ketika genap berusia 40 tahun berdasarkan hitungan Tahun Caka, berganti nama menjadi Ki Hadjar Dewantara. Semenjak ketika itu, dia tidak lagi memakai gelar kebangsawanan di depan namanya. Hal ini dimaksudkan biar dia sanggup bebas erat dengan rakyat, baik secara fisik maupun hatinya.
Pendiri Taman Siswa ini yaitu dijuluki Bapak Pendidikan Nasional. Lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889. Beliau meninggal dunia di Yogyakarta tanggal 28 April 1959 pada usia 69 tahundan dimakamkan di sana. Ajarannya yang populer ialah;
Pendiri Taman Siswa ini yaitu dijuluki Bapak Pendidikan Nasional. Lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889. Beliau meninggal dunia di Yogyakarta tanggal 28 April 1959 pada usia 69 tahundan dimakamkan di sana. Ajarannya yang populer ialah;
- ing ngarsa sungtulada (di depan memberi teladan)
- ing madya mangun karsa (di tengah membuat peluang untuk berprakarsa),
- tut wuri handayani (di belakang memberi dorongan),
Tanggal kelahirannya kini diperingati di Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional. Bagian dari semboyan ciptaannya, tut wuri handayani, menjadi slogan Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia. Namanya diabadikan sebagai salah sebuah nama kapal perang Indonesia, KRI Ki Hajar Dewantara. Potret dirinya diabadikan pada uang kertas pecahan 20.000 rupiah tahun emisi 1998.
Ki Hadjar Dewantara adalah penggagas pergerakan kemerdekaan Indonesia, kolumnis, politisi, dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari zaman penjajahan Belanda. Beliau yaitu pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu forum pendidikan yang menunjukkan kesempatan bagi para pribumi jelata untuk bisa memperoleh hak pendidikan menyerupai halnya para priyayi maupun orang-rang Belanda.
Perjalanan hidupnya benar-benar diwarnai usaha dan dedikasi demi kepentingan bangsanya. Beliau menamatkan SD di ELS (Sekolah Dasar Belanda) Kemudian sempat melanjut ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera), tapi tidak hingga selesai alasannya sakit. Kemudian ia bekerja sebagai wartawan di beberapa surat kabar antara lain Sedyotomo, Midden Java, De Express, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer dan Poesara. Pada masanya, ia tergolong penulis handal. Tulisan-tulisannya sangat komunikatif, tajam dan patriotik sehingga bisa membangkitkan semangat antikolonial bagi pembacanya.
Pada masa awal pemerintahan RI, dipercaya sebagai Menteri Pendidikan Republik Indonesia yang pertama dari 2 September 1945 s.d. 14 November 1945. Meski dalam waktu yang sangat singkat, Beliau telah meletakkan Pondasi Pembangunan Pendidikan Indonesia yang hingga ketika ini dan hingga kapanpun akan sangat berarti.
Pada masa awal pemerintahan RI, dipercaya sebagai Menteri Pendidikan Republik Indonesia yang pertama dari 2 September 1945 s.d. 14 November 1945. Meski dalam waktu yang sangat singkat, Beliau telah meletakkan Pondasi Pembangunan Pendidikan Indonesia yang hingga ketika ini dan hingga kapanpun akan sangat berarti.
Tujuh bulan sesudah kepulangannya, dia dikukuhkan sebagai hero nasional yang ke-2 oleh Presiden RI, Soekarno, pada 28 November 1959 (Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 305 Tahun 1959, tanggal 28 November 1959)
Lebih lanjut, silahkan baca dongeng hidupnya, sanggup di-Download di Sini.