Introduksi
Penggunaan partikel “wa” dan “ga”, khususnya “wa” memang sulit bagi org Indonesia karena perbedaan cara pikir tata bahasa di antara bhs Indonesia dengan bhs Jepang. Apalagi, sering terlihat klarifikasi partikel “wa” yg keliru dalam dunia maya. Sedikitnya, klarifikasi menyerupai “partikel wa yakni penanda subjek” dan “gunakanlah partikel ga pada kalimat pertama, dan partikel wa pada kalimat berikut” itu kurang tepat. Atau, “partikel wa menunjukkan topik”. Yah, ini gres benar sekali. Tetapi, apakah kalian sudah mengerti betul “topik” itu gotong royong apa, dan harus pake kapan dg cara bagaimana? Orang Jepang tidak pake partikel “wa” dan “ga” secara sembarangan, dan topik pun dipakai sesuai hukum atau situasi.
1. Mood
“Mood” yakni salah satu struktur kalimat yang menunjukkan perasaan, pandangan, atau maksud pembicara. Kalimat mood terdiri dari “hal (kalimat dasar)” dengan “kata mood”. “Hal” merupakan kalimat dasar yang hanya menjelaskan kenyataan, sedangkan “kata mood” menunjukkan perasaan, pandangan, atau maksud pembicara secara “subjektif”. Hubungan antara hal dengan kata mood sanggup diekspresikan menyerupai tubuh(hal) dibungkus dengan pakaian perasaan (kata mood) pada setiap situasi.
Penjelasan Mood yang detail → KLIK
2. Partikel Wa sebagai Penanda Topik dalam Kalimat Mood
Sebenarnya, jenis partikel “wa” sangat berbeda dengan jenis partikel “kakujoshi” ( = partikel ga, o, ni, de, to, e, kara, dan made) yang berfungsi sebagai penanda subjek, objek, arah, tempat, waktu, dan lain-lain dalam relasi antara kata benda dengan predikat.
Pada dasarnya, fungsi partikel “wa” bukan untuk menunjukkan subjek, melainkan untuk menunjukkan perasaan pembicara yang ingin menunjukkan “topik utama” dalam kalimat kepada lawan bicara. Oleh alasannya yakni itu, partikel “wa” sanggup dikatakan sebagai penanda Topik dalam kalimat Mood.
Lalu, kata benda yang ditunjukkan partikel “wa” berfungsi sebagai topik dalam kalimat. Kalimat Mood tersebut dibagi menjadi “bagian topik” dan “bagian keterangan”. Bagian keterangan mengambarkan keadaan topik.
Fungsi semacam “wa” tidak terdapat dalam bahasa Indonesia. Namun, bila terpaksa diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, nuansa partikel “wa” sanggup diekspresikan seperti
“pembicara ingin mengambarkan tentang/mengenai xxx sebagai topik dalam pembicaraan”.
Sedangkan, partikel “ga” hanya menunjukkan subjek dalam hal secara objektif. Dari sisi fungsi tata bahasa, partikel “ga” sangat berbeda dengan partikel “wa”.
Contoh 1
兄がジャカルタに行く。
Ani ga Jakarta ni iku.
Kakak pria pergi ke Japarta.
*Pembicara hanya menyatakan hal bahwa abang pria pergi ke Japarta secara objektif.
兄はジャカルタに行く。
Ani wa Jakarta ni iku.
(Mengenai abang laki-laki) Kakak pria pergi ke Jakarta.
*Pembicara ingin menunjukkan dan berbicara ihwal abang pria sebagai topik dalam kalimat, dan mengambarkan keadaan kakaknya, yaitu “ ia pergi ke Jakarta”.
Contoh 2
ケンさんがバッソを食べる。
Ken-san ga bakso o taberu.
Ken makan bakso.
*Pembicara hanya menyatakan hal bahwa Ken makan bakso secara objektif.
ケンさんはバッソを食べる。
Ken-san wa bakso o taberu.
(Mengenai Ken) Ken makan bakso.
*Pembicara ingin menunjukkan dan berbicara ihwal Ken sebagai topik dalam kalimat, dan mengambarkan keadaan Ken, yaitu “ ia makan bakso”.
Oke, kali ini hanya introduksi. Penulis yakin masih banyak pembaca lagi galau membacanya. tp, tidak apa apa. Kita akan membahas satu per satu secara detail. Namun, kali ini mohon ingat dua hal yg ditulis di bawah, yaitu
1. Partikel Wa yakni Penanda Topik dalam Mood.
2. Partikel Ga yakni Penanda Subjek dalam Hal.
Sekian.
★Seri Partikel “Wa” dan “Ga”
- Introduksi Partikel Wa: Wa yakni Penanda Topik dalam Kalimat Mood (Here)
- Struktur Topik (Penopikan I)
- Zoo Wa hana Ga nagai desu (Penopikan II)
- Wa yang Menunjukkan Perbandingan
- Wa dan Ga I -Perbedaan Wa dan Ga
- Wa dan Ga II -Kapan subjek menjadi topik?
- Rangkuman Definisi Wa dan Ga
Sumber https://wkwkjapan.com