Filsafat memegang peranan penting dalam pengembangan kuikulum, dengan kata lain, filsafat pendidikan merupakan pandangan hidup masyarakat untuk mencapai tujuan tertentu. Bila kita merujuk pada filsafat pendidikan maka kita mengenal ada bebarapa aliran filasafat seperti: perenialisme, assentialisme, progresivisme, dan reconstructionisme. Untuk lebih jelasnya mari kita lihat bagaimana bentuk dan cir-ciri dari masing-masing aliran filsafat tersebut sebelum kita menentukan filsafat mana yang paling bagus:
Perenialiame.
Parenialisme merupakan filasafat merujuk pada karya agung yang berazaskan /berakar dari pada Realisme , dan aliran filsafat ini lebih menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran, nilai dan keindahan dari warisan budaya. Tujuan dari filsafat pendidikan ini yaitu untuk mengolah intelectual anak didik untuk mangenal alam semesta dengan methode yang sama untuk semua tingkatan dan masyarakat, dimana guru berperan sebagai pembantu siwa untuk berpifir secara rasional, yang didasarkan pada methode socratic yang menekankan pada nilai-nilai traditional dengan mengunakan literal analisis dan constant kurrikulum dengan memakai metode membaca dan berdiscusi. Tokoh dalam aliran ini yaitu plato, Elea, Emanuael Kant,
(Baca Gambaran Filsafat Pendidikan Islam)
(Baca Jenis Jenis Filsafat Pendidikan)
Essentialisme
Essentialisme merupakan jenis filsafat yang mengarah pada tujuan pendidikan yang berazaskan/brakar pada idelisme dan realisme, dimana filsafat ini murujuk pada pentingnya pengembangan/petumbuhan intelektual individu dengan penitikberatan pada pentingnya pengolahan daya pikir (exercising the mind). Dalam filsafat ini guru bertanggung jawab penuh terhadap bahan yang diajarkan. Matematika, sains dan mata pelajaran lainnya dianggap sebagai dasar-dasar substansi kurikulum yang berharga untuk hidup di masyarakat, walaupun demikian filsafat ini tidak merujuk pada masa lalu, tetapi lebih berafiliasi dengan masa kontemporer. Tetapi filsafat ini menolak total pengajaran seni, musik, dan physical education lantaran dianggap tidak berguna, dan pola filsafat ini agak ccocok dikembangkan untuk sekolah menegah pertama.
Progresivisme
Progresivisme merupakan aliran filsafat yang merujuk pada pengalam pendidikan yang dikembangkan dari philosophy pragmatisme dan sebagi protes terhadap paandangan perenilisme di dalam pendidikan, filsafat ini ini beropini bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini belum tentu benar pada masa mendatang. Pendidikan harus terpusat pada anak didik dengan diberikan kebebasan dalam penentukan pilihannya bukannya pada guru dengan penitikberatan pada minat siswa (student’s interest). Dalam filasafat ini guru berperan sebagai problem solving dan science inquiry, kurikulum yang baik yaitu kurikulum yang eksperimental, yaitu kurikulum yang setiap waktu sanggup diubahsuaikan dengan kebutuhan. Tokoh yang populer pada aliran ini yaitu Jhon DW, George Axtelle, William O, Ernest Bayle
Recotructionisme
Aliran filsafat ini yaitu pegembangan (elaborasi) dari pada filsafat progresivisme, dengan penitikberatan pada pentingnya peradaban insan dimasa depan. Dimana guru berfungsi sebagai fasilitator untuk membantu siswa lebih peduli terhadap duduk masalah kedepan dengan penitikberatan pada ilmu social, ekonomi, politik, dan methode peneliatian, dan berfokus pada isu terkini dimasa mendatang bersamaan dengan isu-isu nasional. Disamping itu filsafat Rekonstuktivisme juga lebih jauh menekankan wacana pemecahan masalah, berfikir kritis dan aktif membina pengetahuan berazaskan pengalaman yang sudah ada.
Kaprikornus berdasarkan pandangan aku sendiri semua filsafat tersebut diatas yaitu baik lantaran tiap-tiap filsafat tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya, menyerupai filsafat parenialisme sangat cocok dipakai untuk pengajaran agama dan dokrin-dokrin tertentu tapi kurang cocok untuk untuk pengajaran ilmu sains dan ilmu umum. Bila kita melihat filsafat essentialisme ada juga bagusnya pada satu sisi cuman ada juga kekurangannya lantaran mereka beranggapan kalau hanya ilmu metematika sains dan bahasa yang diutamakan sehingga mengekang kebebasan siswa dalam menentukan pilihannya.
Namun demikian jikapun aku harus menentukan filsafat yang mana yang lebih anggun dari filsafat diatas aku menentukan filsafat progresivisme lantaran aku beranggapan kalau filsafat progresivisme lebih sedikit anggun dan cocok untuk dipakai pada pola pendidikan masa kini alasannya yaitu filsafat ini tidak pernah mementingkan satu terapan/bidang ilmu saja, tapi filsafat ini memiliki pandangan ika semua ilmu itu berkhasiat untuk dikembangkan berdasarkan kebutuhannya lantaran tipa terapan ilmu itu mempuayi kaitan yang bersahabat satu sama lain. Disamping itu filsafat ini juga memiliki pola pikir yang megarah kemasa depan dimana filsafat ini berasumsi kalau ilmu kajian pengetahuan itu tidak pernah berkhir pada suatu titik tetapi akan terus berkembang sesuai dengan kemampuan insan dalam mengakajinya sehingga mereka beranggapan kalau ilmu yang ada disaat kini belum tentu biasa diterima dimasa yang akan datang. Satu hal lagi yang menciptakan filsafat ini lebih sedikit unggul dari yang lain yaitu anak didik/pelajar (siswa) diberikan kebebasan untuk menetukan pilhannya dalam menetukan jalur terapan ilmu yang diinginkanya (berfokus pada siswanya), disamping guru hanya sebagai fasilitator dan pengarah dari talenta minat siswa tersebut. Walaupun aku berasumsi kalau filsafat progresivme lebih anggun dari filasafat yang lain namun alangkah baiknya kalau seandainya semua filsafat diatas tersebut saling melengkapi satu sama lain sehingga biasa dipakai berdasarkan kebutuhan yang diinginkan dalam mencapai tujuan pendidikan, lantaran ada jenis dari filasafat diatas yang sangat cocok untuk satu terapan (displin) ilmu saja sehingga tidak biasa di cover oleh filsafat yang lain, misalnya dalam kajian ilmu agama pola filsafat pola filsaft perenialisme sangat anggun dipakai lantaran bersipat permanent dan tegas. Wallahua’lam
![]() |
Filsafat Pendidikan (kelebihan dan kekurangan Filsafat Perenialisme, Assentialisme, Progresivisme, dan Reconstructionisme) |
Perenialiame.
Parenialisme merupakan filasafat merujuk pada karya agung yang berazaskan /berakar dari pada Realisme , dan aliran filsafat ini lebih menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran, nilai dan keindahan dari warisan budaya. Tujuan dari filsafat pendidikan ini yaitu untuk mengolah intelectual anak didik untuk mangenal alam semesta dengan methode yang sama untuk semua tingkatan dan masyarakat, dimana guru berperan sebagai pembantu siwa untuk berpifir secara rasional, yang didasarkan pada methode socratic yang menekankan pada nilai-nilai traditional dengan mengunakan literal analisis dan constant kurrikulum dengan memakai metode membaca dan berdiscusi. Tokoh dalam aliran ini yaitu plato, Elea, Emanuael Kant,
(Baca Gambaran Filsafat Pendidikan Islam)
(Baca Jenis Jenis Filsafat Pendidikan)
Essentialisme
Essentialisme merupakan jenis filsafat yang mengarah pada tujuan pendidikan yang berazaskan/brakar pada idelisme dan realisme, dimana filsafat ini murujuk pada pentingnya pengembangan/petumbuhan intelektual individu dengan penitikberatan pada pentingnya pengolahan daya pikir (exercising the mind). Dalam filsafat ini guru bertanggung jawab penuh terhadap bahan yang diajarkan. Matematika, sains dan mata pelajaran lainnya dianggap sebagai dasar-dasar substansi kurikulum yang berharga untuk hidup di masyarakat, walaupun demikian filsafat ini tidak merujuk pada masa lalu, tetapi lebih berafiliasi dengan masa kontemporer. Tetapi filsafat ini menolak total pengajaran seni, musik, dan physical education lantaran dianggap tidak berguna, dan pola filsafat ini agak ccocok dikembangkan untuk sekolah menegah pertama.
Progresivisme
Progresivisme merupakan aliran filsafat yang merujuk pada pengalam pendidikan yang dikembangkan dari philosophy pragmatisme dan sebagi protes terhadap paandangan perenilisme di dalam pendidikan, filsafat ini ini beropini bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini belum tentu benar pada masa mendatang. Pendidikan harus terpusat pada anak didik dengan diberikan kebebasan dalam penentukan pilihannya bukannya pada guru dengan penitikberatan pada minat siswa (student’s interest). Dalam filasafat ini guru berperan sebagai problem solving dan science inquiry, kurikulum yang baik yaitu kurikulum yang eksperimental, yaitu kurikulum yang setiap waktu sanggup diubahsuaikan dengan kebutuhan. Tokoh yang populer pada aliran ini yaitu Jhon DW, George Axtelle, William O, Ernest Bayle
Recotructionisme
Aliran filsafat ini yaitu pegembangan (elaborasi) dari pada filsafat progresivisme, dengan penitikberatan pada pentingnya peradaban insan dimasa depan. Dimana guru berfungsi sebagai fasilitator untuk membantu siswa lebih peduli terhadap duduk masalah kedepan dengan penitikberatan pada ilmu social, ekonomi, politik, dan methode peneliatian, dan berfokus pada isu terkini dimasa mendatang bersamaan dengan isu-isu nasional. Disamping itu filsafat Rekonstuktivisme juga lebih jauh menekankan wacana pemecahan masalah, berfikir kritis dan aktif membina pengetahuan berazaskan pengalaman yang sudah ada.
Kaprikornus berdasarkan pandangan aku sendiri semua filsafat tersebut diatas yaitu baik lantaran tiap-tiap filsafat tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya, menyerupai filsafat parenialisme sangat cocok dipakai untuk pengajaran agama dan dokrin-dokrin tertentu tapi kurang cocok untuk untuk pengajaran ilmu sains dan ilmu umum. Bila kita melihat filsafat essentialisme ada juga bagusnya pada satu sisi cuman ada juga kekurangannya lantaran mereka beranggapan kalau hanya ilmu metematika sains dan bahasa yang diutamakan sehingga mengekang kebebasan siswa dalam menentukan pilihannya.
Namun demikian jikapun aku harus menentukan filsafat yang mana yang lebih anggun dari filsafat diatas aku menentukan filsafat progresivisme lantaran aku beranggapan kalau filsafat progresivisme lebih sedikit anggun dan cocok untuk dipakai pada pola pendidikan masa kini alasannya yaitu filsafat ini tidak pernah mementingkan satu terapan/bidang ilmu saja, tapi filsafat ini memiliki pandangan ika semua ilmu itu berkhasiat untuk dikembangkan berdasarkan kebutuhannya lantaran tipa terapan ilmu itu mempuayi kaitan yang bersahabat satu sama lain. Disamping itu filsafat ini juga memiliki pola pikir yang megarah kemasa depan dimana filsafat ini berasumsi kalau ilmu kajian pengetahuan itu tidak pernah berkhir pada suatu titik tetapi akan terus berkembang sesuai dengan kemampuan insan dalam mengakajinya sehingga mereka beranggapan kalau ilmu yang ada disaat kini belum tentu biasa diterima dimasa yang akan datang. Satu hal lagi yang menciptakan filsafat ini lebih sedikit unggul dari yang lain yaitu anak didik/pelajar (siswa) diberikan kebebasan untuk menetukan pilhannya dalam menetukan jalur terapan ilmu yang diinginkanya (berfokus pada siswanya), disamping guru hanya sebagai fasilitator dan pengarah dari talenta minat siswa tersebut. Walaupun aku berasumsi kalau filsafat progresivme lebih anggun dari filasafat yang lain namun alangkah baiknya kalau seandainya semua filsafat diatas tersebut saling melengkapi satu sama lain sehingga biasa dipakai berdasarkan kebutuhan yang diinginkan dalam mencapai tujuan pendidikan, lantaran ada jenis dari filasafat diatas yang sangat cocok untuk satu terapan (displin) ilmu saja sehingga tidak biasa di cover oleh filsafat yang lain, misalnya dalam kajian ilmu agama pola filsafat pola filsaft perenialisme sangat anggun dipakai lantaran bersipat permanent dan tegas. Wallahua’lam
Sumber http://www.pondok-belajar.com/