Pola Kalimat
Anak Kalimat (Bentuk.Syarat ば*)、Kalimat Pokok
Anak Kalimat (Bentuk.Syarat +ba*)、Kalimat Pokok
Jika Anak Kalimat, maka Kalimat Pokok(secara umum dan logis)
*KS-na/KB: +nara
Penjelasan
Pola kalimat ini dipakai untuk mengatakan bahwa kalau syarat yang dinyatakan pada kalimat pertama (anak kalimat) terjadi, maka isi yang dinyatakan pada kalimat kedua (kalimat pokok) juga terjadi secara umum dan logis. Syarat tersebut dibutuhkan untuk terjadinya isi yang dinyatakan pada kalimat pokok.
Pada dasarnya, bentuk syarat “-ba” mengatakan hubungan syarat dengan kejadian secara umum dan logis (bukan pengandaian pada setiap kasus), dan menyatakan hal yang biasa terjadi menyerupai kebiasaan umum, teori, dsb (penggunaan ini menyerupai kata penghubung “to”). Selain itu, biasanya isi yang dinyatakan pada kalimat kedua diharapkan oleh pembicara di bawah syarat yang dinyakakan pada kalimat pertama.
Cara Membuat Bentuk Syarat
1. Bentuk Positif
1-1. Kata Kerja
Akhiran “u” dari bentuk kamus diubah menjadi “eba”.
suwar-u → suwar-eba
oyog-u → oyog-eba
Akhiran “u” dari bentuk kamus diubah menjadi “eba”.
mir-u → mir-eba
taber-u → taber-eba
Akhiran “u” dari bentuk kamus diubah menjadi “eba”.
kur-u → kur-eba
sur-u → sur-eba
1-2. Kata Sifat / Kata Benda
KS-i: Akhiran “i” diubah menjadi “kereba”.
atsu-i → atsu-kereba
yasu-i → yasu-kereba
“-nara” yang dibubuhkan di belakangnya. ※ Hati-hati, perubahan bentuk KS-na dan KB tidak menyerupai KK, atau KS-i yang disertai “ba”.
majime → majime nara
gakkoo → gakkoo nara
2. Bentuk Negatif
2-1. Kata Kerja
Akhiran “nai” dari bentuk nai diubah menjadi “nakereba”.
suwara-nai → suwara-nakereba
mi-nai → mi-nakereba
ko-nai → ko-nakereba
shi-nai → shi-nakereba
2-2. Kata Sifat / Kata Benda
KS-i: Akhiran “i” diubah menjadi “ku nakereba”
atsu-i → atsu-ku nakereba
yasu-i → yasu-ku nakereba
KS-na dan KB: “-de nakereba”dibubuhkan di belakangnya.
majime → majime-de nakereba
gakkoo → gakkoo-de nakereba
2. Penggunaan
2-1. Syarat dan Kejadian secara Umum dan Logis
Isi yang dinyatakan pada kalimat kedua terjadi secara umum dan logis akhir isi yang dinyatakan pada kalimat pertama.
Bentuk Positif
努力すれば、必ずできます。
Doryoku sur-eba, kanarazu deki-masu.
Kalau berusaha, niscaya bisa.
勉強すれば、わかります。
Benkyoo sur-eba, wakari-masu.
Kalau belajar, akan mengerti.
たくさん食べれば、太ります。
Takusan taber-eba futori-masu.
Kalau makan banyak, menjadi gemuk.
おいしくて安ければ、必ず売れます。
Oishi-kute yasu-kereba, kanarazu ure-masu.
Kalau lezat dan murah, niscaya laku.
便利なら使います。
Benri nara tsukai-masu.
Kalau praktis, saya akan memakainya.
日曜日なら行けます。
Nichi-yoobi nara, ike-masu.
Kalau hari Minggu, saya sanggup pergi.
インドネシア人なら、必ずパンチャシラを知っています。
Indonesia-jin nara, kanarazu Pancasila o shitte i-masu.
Kalau orang Indonesia, niscaya tahu Pancasila.
Bentuk Negatif
食べなければ、死にます。
Tabe-nakereba, shini-masu.
Kalau tidak makan, akan mati.
勉強しなければ、わかりません。
Benkyoo shi-nakereba, wakari-masen.
Kalau tidak belajar, tidak akan mengerti.
高くなければ買います。
Taka-ku nakereba kai-masu.
Kalau tidak mahal, saya akan membelinya.
真面目でなければ合格しません。
Majime de nakereba gookaku shi-masen.
Kalau tidak tekun, tidak lulus.
2-2. Pengandaian Bertentangan dengan Kenyataan
Bentuk syarat “ba” sering dipakai untuk mengatakan pengandaian yang bertentangan dengan kenyataan.
お金があれば、もっとおいしいものが食べられます。
O-kane ga ar-eba, motto oishi-i-mono ga taberare-masu.
Kalau ada uang, akan sanggup makan masakan yang lebih enak.
*Sekarang tidak ada uang untuk makan masakan yang lebih enak.
恋人がいれば、土曜の夜も楽しいでしょう。
Koibito ga ir-eba, doyoo no yoru mo tanoshi-i deshoo.
Kalau punyai pacar, malam Minggu pun akan menyenangkan.
*Malam Minggunya tidak menyenangkan alasannya ialah kini tidak punyai pacar.
時間があれば、ラジャアンパットにも行ってみたいです。
Jikan ga ar-eba, Raja Ampat ni-mo itte mi-tai desu.
Kalau ada waktu, saya mau pergi ke Raja Ampat juga.
*Sekarang tidak ada waktu untuk pergi ke Raja Ampat.
ここが日本なら、このような問題はおこりません。
Koko ga Nihon nara, kono yoo na mondai wa okori-masen.
Kalau di sini ialah Jepang, persoalan menyerupai ini tidak akan terjadi.
*Sekarang terjadi persoalan yang tidak akan terjadi di Jepang di daerah yang bukan Jepang.
2-3. Fokus ke Syarat
Bentuk syarat “ba” sempurna dipakai untuk memfokuskan syarat yang diperlukan oleh kejadian yang dinyatakan pada kalimat kedua.
A: どうすれば、日本語が話せるようになりますか。
Doo sur-eba Nihon-go ga hanaseru yoo ni nari-masu ka.
Bagaimana caranya supaya sanggup berbicara dalam bahasa Jepang?
B: 毎日、日本人とコミュニケーションしていれば、すぐに話せるようになります。
Mainichi Nihon-jin to komyunikeeshon shite ir-eba, sugu hanaseru yoo ni nari-masu.
Kalau berkomunikasi dengan orang Jepang setiap hari, akan cepat sanggup berbicara dalam bahasa Jepang.
*Si A menanyakan cara, dan si B mengatakan solusinya dengan menggunakan “-ba” sebagai syarat.
A: どうすれば、女性にもてますか。
Doo sur-eba, josee ni mote masu ka.
Bagaimana caranya semoga banyak ditaksir perempuan?
B: お金持ちになれば、もてます。
Okane-mochi ni nar-eba, mote-masu.
Kalau menjadi kaya, akan banyak ditaksir.
*Si A menanyakan cara, dan si B mengatakan solusinya dengan menggunakan “-ba” sebagai syarat.
2-4. Syarat dan Maksud Pembicara
Jika perdikat dalam anak kalimat merupakan kata sifat atau kata kerja yang menyatakan keadaan menyerupai “aru” dan “nai”, maka maksud pembicara menyerupai keinginan, perintah, permintaan, dsb sanggup dinyatakan dalam kalimat pokok. (penggunaan ini menyerupai “tara”).
Maksud
機会が(○あれば / ×あると)、またインドネシアに行くつもりです。
Kikai ga (○ar-eba / ×aru to), mata Indonesia ni iku tsumori desu.
Kalau ada kesempatan, saya bermaksud untuk pergi ke Indonesia lagi.
Ajakan
時間が(○あれば / ×あると)、また会いましょう。
Jikan ga (○ar-eba / ×aru to), mata ai-mashoo.
Kalau ada waktu, mari kita bertemu lagi.
Permintaan
(○わからなければ / ×わからないと)、何でも聞いてください。
(○wakara-nakereba / ×wakara-nai to) nan demo kiite kudasai.
Kalau tidak mengerti, silakan tanya apa saja.
Perintah
風邪を(○ひきたくなければ / ×ひきたくないと)、早く寝なさい。
Kaze o (○hiki-taku nakereba / ×hiki-taku nai to), haya-ku ne-nasai.
Kalau tidak mau masuk angin, cepatlah tidur.
doryoku sureba: → doryoku suru(berusaha)
kanarazu: pasti
benri: praktis
shini-masu: → shinu(meninggal dunia, mati)
doyoo: = doyoo-bi(hari Sabtu)
kono yoo na: menyerupai ini
okori-msen: → okoru(terjadi)
komyunikeeshon shite: → komyunikeeshon suru (berkomunikasi)
mote-masu: → moteru(banyak ditaksir lawan jenis)
kikai: kesempatan
nan demo: apa saja
kaze o hiki: → kaze o hiku(masuk angin)
1. Buatlah kalimat positif dan negatif dengan menggunakan pola kalimat bentuk syarat menyerupai contoh.
Contoh
atsu-i, oyogu
P: Atsu kereba, oyogi-masu
N: Atsu-ku nakereba oyogi-masen.
1) oishi-i, taberu
2) atsu-i, hiyasu
3) omoshiro-i, iku
4) yasu-i, kau
5) kanashi-i, naku
6) taka-i, nebiki suru *nebiki: diskon
7) tanoshi-i, tsuzukeru
8) sukuna-i, fuyasu
9) tenki ga warui, chuushi suru
10) atsu-i, kuuraa o tsukeru
2. Buatlah kalimat positif dan negatif dengan menggunakan pola kalimat bentuk syarat menyerupai contoh.
Contoh
benri, kau
P: Benri nara, kai-masu.
N: Benri de na kereba, kai-masen
1) genki, iku
2) majime, yatou *yatou: menggaji
3) seiketsu, tomaru
4) kantan, tsukuru
5) shinsetsu, tsukiau
3. Gabungkanlah dua kalimat berikut, kemudian buatlah kalimat bentuk syarat positif dan negatif sesuai contoh.
Contoh
Benkyoo suru. Wakari-masu.
P: Benkyoo sur-eba, wakari-masu.
N: Benkyoo shi-nakereba, wakari-masen.
1) Hikooki ni noru. hayaku tsuki-masu.
2) Kusuri o nomu, naori-masu
3) Botan o osu. Ugoki-masu.
4) Ken-san ga iku. Watashi mo iki-masu.
5) Okane ga aru. Kuruma o kai-masu.
Sumber https://wkwkjapan.com