Thursday, October 5, 2017

√ Bentuk Perintah Dan Larangan I

 kedua teladan kalimat di atas dipakai untuk memperlihatkan perintah yang berkesan keras √ Bentuk Perintah dan Larangan I


PenjelasanKosakataLatihan


 


Pola Kalimat


 KK(Bentuk Perintah) 

 KK-lah 


 KK(bentuk Larangan) 

 Jangan melaksanakan KK 


 


Struktur kalimat


KK(bentuk Perintah) kedua teladan kalimat di atas dipakai untuk memperlihatkan perintah yang berkesan keras √ Bentuk Perintah dan Larangan I


KK(Bentuk Larangan) kedua teladan kalimat di atas dipakai untuk memperlihatkan perintah yang berkesan keras √ Bentuk Perintah dan Larangan I


 


Penjelasan


Pada umumnya, kedua teladan kalimat di atas dipakai untuk memperlihatkan perintah yang berkesan keras. Setiap pembentukan serta penggunaan bentuk perintah dan larangan sebagai berikut di bawa ini.


 


 


Pembentukan Bentuk Perintah dan Larangan


Pembentukan Bentuk Perintah


 kedua teladan kalimat di atas dipakai untuk memperlihatkan perintah yang berkesan keras √ Bentuk Perintah dan Larangan I


KK Kelompok I

Akhiran “u” dari bentuk kamus diubah menjadi “e”.

う ka-uえ ka-e (Belilah)

すわる suwar-uすわれ suwar-e (Duduklah)

およぐ oyog-uおよげ oyog-e (Berenanglah)


KK Kelompok II

Akhiran “ru” dari bentuk kamus diubah menjadi “ro”.

る mi-ruろ  mi-ro (Lihatlah)

たべべる tabe-ruべろ tabe-ro (Makanlah)


KK Kelompok III

kuruい koi (Datanglah)

する suru → しろ shiro (Lakukanlah)


 


Pembentukan Bentuk Larangan


KK(Bentuk Kamus) + na


Untuk menciptakan kata kerja bentuk larangan, akhiran “na” yang dibubuhkan di belakang kata kerja bentuk kamus.


う kau → うな kau-na (Jangan beli)

すわる suwaru → すわるな suwaru-na (Jangan duduk)

およぐ oyogu → およぐな oyogu-na (Jangan berenang)

る miru → るな miru-na (Jangan lihat)

べる taberu → べるな taberu-na (Jangan makan)

る kuru → るな kuru-na (Jangan datang)

するsuru → するな suru-na (Jangan lakukan)


 


 


 


2. Penggunaan Bentuk Perintah dan Larangan


2-1. Perintah


Pada dasarnya, kata kerja bentuk perintah dan larangan dipakai untuk memperlihatkan perintah secara keras dan kasar, atau paksa. Oleh alasannya yaitu itu, Kesempatan penggunaan ini terbatas. Biasanya, perintah dan larangan ini dipakai dalam hubungan atau situasi di antara pembicara yang berkuasa di daerah dengan lawan bicara yang ada di bawah wewenang pembicara ibarat atasan ke bawahan, majikan ke pembantu dsb, atau kelompok yang berdisiplin keras ibarat tentara, penjara, dsb. Selain itu, bila pembicara ingin mencari gara-gara atau tabrak dengan lawan bicara, mungkin saja ungkapan ini sanggup dipakai juga.


 


Contoh Kalimat


Perintah 


はやしろ

Hayaku shi-ro.

Cepatlah lakukan!


 


全部ぜんぶ

Zenbu tabero.

Makanlah semua.


 


もっとはたら

Motto hatarake.

Bekerjalah lebih keras.


 


Larangan


これ以上いじょう

Kore ijoo nomuna.

Jangan minum lebih dari ini!


 


わらえ。

Nakuna, wara-e.

Tertawalah, jangan menangis.


 


ここでは、はな

Koko tuhan hanasuna.

Jangan bicara di sini.


 


 


2-2. Situasi Darurat


Kata kerja bentuk perintah dan larangan sanggup dipakai bila tidak ada peluang untuk memperlihatkan petunjuk atau klarifikasi yang detail alasannya yaitu situasinya darurat ibarat ketika kebakaran, gempa, dan lain-lain.


 


Contoh Kalimat




Nigero.

Larilah!


 




Ochitsuke.

Tenanglah!


 


よく

Yoku kike.

Dengarlah dengan baik!


 


 


2-3. Sebagai Bahasa laki-laki


Kata kerja bentuk perintah dan larangan sanggup dipakai dari pria kepada orang yang tidak usah diberikan kesopanan secara sengaja ibarat di antara teman pria erat dengan teman pria akrab, dari pria kepada wanita tertentu yang hubungannya dekat dengan pria tersebut, contohnya pacar atau isteri, atau dari bapak kepada anaknya, dari abang pria kepada adiknya, dsb. Untuk memperlembut suasana, partikel “yo” yang dibubukan pada selesai kalimat.


Hati-hati dengan penggunaan ini alasannya yaitu bila ungkapan ini salah dipakai kepada teman biasa atau sebagainya, terkadang kesan pembicara terasa tidak sopan bahkan biadab.


 


Contoh Kalimat


こっちに)。

Kocchi ni koi (yo).

Ayo, tiba ke sini.


 


遠慮えんりょする)。

Enryo suruna (yo).

Jangan malu-malu.


 


あまりすぎる)。

Amari tabe sugiruna (yo).

Jangan terlalu banyak makan.


 


 


2-4. Pengobaran Semangat


Kata kerja bentuk perintah dan larangan sanggup dipakai untuk memperlihatkan pengobaran semangat ketika menonton lomba, pertandingan, dll, atau untuk menyemangati lawan bicara. Ungkapan ini boleh dipakai oleh kaum wanita juga.


 


 Contoh Kalimat


がんば

Ganbare.

Semangat!


 




Ike.

Maju!


 


はし

Hashire!

Lari!


 


ける

Makeruna!

Jangan kalah!


 


あきらめる

Akirameruna!

Jangan menyerah!


 




 


zenbu: semua

motto: lebih

ijoo: lebih dari

naku: menangis

wara-e: → warau(tertawa)

nige-ro: → nigeru(lari, angkat kaki)

ochitsuke: → ochitsuku(tenang)

enryo suru: malu-malu, segan

makeru: kalah

akirameru: menyerah


 




 


 kedua teladan kalimat di atas dipakai untuk memperlihatkan perintah yang berkesan keras √ Bentuk Perintah dan Larangan I


 



 



Sumber https://wkwkjapan.com