Tuesday, January 16, 2018

√ Mimpi

Mimpi
Tiap orang mungkin punya mimpi
Tapi hanya sedikit yang mau menuliskannya
Dari sedikit yang menuliskannya
Lebih sedikit lagi yang berusaha keras tuk merealisasikannya
Dan dari yang berusaha keras merealisasikannya
Hanya segelintir orang yang bisa memvisualisasikannya
Hingga balasannya mewujud menjadi nyata


Belajar dari para pemimpi. Umar bin Abdul Aziz, seorang khalifah yang zuhud, bahagia beribadah dan berjihad, suatu kali pernah berkata. “Sesungguhnya jiwaku ialah jiwa yang memiliki banyak impian. Aku pernah bermimpi menjadi amir, saya telah mendapatkannya. Aku bermimpi menjadi seorang khalifah, juga telah ku dapatkan. Sekarang, mimpiku ialah surga, dan saya berharap mendapatkannya.”
Ya! Tingkatan paling tinggi dari seorang pemimpi ialah saat ia bisa memvisualisasikan mimpinya sampai balasannya menjadi sebuah kenyataan. Tak banyak memang yang bisa melakukannya. Hanya orang-orang yang bersungguh-sungguh dalam mimpinya-lah yang bisa merealisasikannya.
Visualisasi mimpi bukanlah hal yang muncul begitu saja. Seorang pemimpi tak bisa serta merta memvisualisasikan mimpinya tanpa usaha sungguh-sungguh dalam dirinya dan tanpa doa yang sungguh-sungguh pula pada Tuhannya.
Ketika ia menuliskan mimpinya, maka akan ada iman dalam diri untuk bisa merealisasikannya. Namun tentu saja akan ada banyak rintangan untuk merealisasikannya. Bagi mereka yang tak siap memperjuangkan mimpinya, maka mimpi itu hanya akan terus tetap berada dalam kertas tanpa agresi nyata. Bagi mereka yang bersungguh-sungguh memperjuangkan mimpinya, maka merekalah yang bisa untuk merealisasikan mimpinya.  Dan bagi mereka yang berjuang penuh kesungguhan disertai kesungguhan doa-lah, yang bisa memvisualisasikan mimpi dan atas kehendak-NYA mimpi itu terealisasi.
Namun jikalau pada balasannya atas kehendak-NYA, mimpi itu tak terlaksana sesuai visualisasi mimpinya, ia tetap optimis bahwa yang ia dapatkan kini ialah yang terbaik dari-NYA. Orang yang menyerupai ini, yang melaksanakan sesuatu penuh kesungguhan disertai kesungguhan pula dalam berdoa, tak kan merasa sia-sia atas apa yang dilakukan untuk merealisasikan mimpi walau balasannya tak sesuai dengan apa yang ia visualisasikan.
Perhatikan lagi, sejarah juga menulis ihwal usaha Umar bin Abdul Aziz. Kala diangkat menjadi pemimpin, ia tanggalkan kemewahan-kemewahan yang pernah dinikmatinya. Ia ganti kemewahan itu dengan segenap kesederhanaan. Ia bahkan meminta keluarganya untuk turut serta hidup dalam kesederhanaan itu. Yunus bin Syuaib bahkan berkata, “Sebelum menjadi khalifah, tali seluarnya masuk ke dalam perutnya yang besar. Namun, saat ia menjadi khalifah, ia sangat kurus. Bahkan jikalau saya menghitung jumlah tulang rusuknya tanpa menyentuhnya, niscaya saya boleh menghitungnya.” Bukan hanya itu, Umar bin Abdul Aziz juga dikenal sebagai pemimpin yang menolak imbalan dalam bentuk apapun. Subhanallah.. Allah memperkenankan Umar bin Abdul Aziz memperoleh keinginannya untuk menjadi khalifah dan Umar menjalankannya dengan penuh kesungguhan, usaha dan pengorbanan untuk menggapai keinginan yang lain, syurga!.

Selamat bermimpi!!!!
^_^ 




Sumber http://teenozhealthanalyst.blogspot.com