Tuesday, March 20, 2018

√ Kejadian Rengasdengklok: Latar Belakang, Kronologi, Tujuan Dan Tokoh

Assalammualaikum, Selamat tiba di Kelas IPS. Disini Ibu Guru akan membahas perihal pelajaran Sejarah yaitu Tentang “Peristiwa Rengasdengklok“. Berikut dibawah ini penjelasannya:


 Disini Ibu Guru akan membahas perihal pelajaran  √ Peristiwa Rengasdengklok: Latar Belakang, Kronologi, Tujuan dan Tokoh



Peristiwa Rengasdengklok


Peristiwa Rengasdengklok yaitu insiden penculikan yang dilakukan oleh sejumlah cowok antara lain Soekarni, Wikana dan Chaerul Saleh dari perkumpulan “Menteng 31” terhadap Soekarno dan Hatta.


Peristiwa ini terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 03.00. WIB, Soekarno dan Hatta dibawa ke Rengasdengklok, Karawang, untuk kemudian didesak semoga mempercepat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, hingga dengan terjadinya kesepakatan antara golongan bau tanah yang diwakili Soekarno dan Hatta serta Mr. Achmad Subardjo dengan golongan muda perihal kapan proklamasi akan dilaksanakan terutama setelah Jepang mengalami kekalahan dalam Perang Pasifik.


Menghadapi desakan tersebut, Soekarno dan Hatta tetap tidak berubah pendirian. Sementara itu di Jakarta, Chairul dan kawan-kawan telah menyusun planning untuk merebut kekuasaan. Tetapi apa yang telah direncanakan tidak berhasil dijalankan lantaran tidak semua anggota PETA mendukung planning tersebut.


Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia rencananya akan dibacakan Bung Karno dan Bung Hatta pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 di lapangan IKADA(yang kini telah menjadi lapangan Monas) atau di rumah Bung Karno di Jl.Pegangsaan Timur 56.


Dipilih rumah Bung Karno lantaran di lapangan IKADA sudah tersebar bahwa ada sebuah program yang akan diselenggarakan, sehingga tentara-tentara jepang sudah berjaga-jaga, untuk menghindari kericuhan, antara penonton-penonton dikala terjadi pembacaan teks proklamasi, dipilihlah rumah Soekarno di jalan Pegangsaan Timur No.56.


Teks Proklamasi disusun di Rengasdengklok, di rumah seorang Tionghoa, Djiaw Kie Siong. Bendera Merah Putih sudah dikibarkan para p0juang di Rengasdengklok pada Kamis tanggal 16 Agustus, sebagai persiapan untuk proklamasi kemerdekaan Indonesia.


Karena tidak mendapat gosip dari Jakarta, maka Jusuf Kunto dikirim untuk berunding dengan pemuda-pemuda yang ada di Jakarta. Namun sesampainya di Jakarta, Kunto hanya menemui Wikana dan Mr. Achmad Soebardjo, kemudian Kunto dan Achmad Soebardjo ke Rangasdengklok untuk menjemput Soekarno, Hatta, Fatmawati dan Guntur.


Achmad Soebardjo mengundang Bung Karno dan Hatta berangkat ke Jakarta untuk membacakan proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur 56. Pada tanggal 16 tengah malam rombongan tersebut hingga di Jakarta.


Keesokan harinya, tepatnya tanggal 17 Agustus 1945 pernyataan proklamasi dikumandangkan dengan teks proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diketik oleh Sayuti Melik memakai mesin ketik yang “dipinjam” (tepatnya sebetulnya diambil) dari kantor Kepala Perwakilan Angkatan Laut Jerman, Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler.




Latar Belakang Peristiwa Rengasdengklok


Pada waktu itu Soekarno dan Moh. Hatta, tokoh-tokoh menginginkan semoga proklamasi dilakukan melalui PPKI, sementara golongan cowok menginginkan semoga proklamasi dilakukan secepatnya tanpa melalui PPKI yang dianggap sebagai tubuh buatan Jepang.


Selain itu, hal tersebut dilakukan semoga Soekarno dan Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Para golongan cowok khawatir apabila kemerdekaan yang sesungguhnya merupakan hasil dari usaha bangsa Indonesia, menjadi seperti merupakan pemberian dari Jepang.


Sebelumnya golongan cowok telah mengadakan suatu negosiasi di salah satu forum bakteriologi di Pegangsaan Timur Jakarta, pada tanggal 15 Agustus. Dalam pertemuan ini diputuskan semoga pelaksanaan kemerdekaan dilepaskan segala ikatan dan kekerabatan dengan kesepakatan kemerdekaan dari Jepang.


Hasil keputusan disampaikan kepada Ir. Soekarno pada malam harinya tetapi ditolak oleh Soekarno lantaran merasa bertanggung jawab sebagai ketua PPKI.




Sejarah Peristiwa Rengasdengklok


Peristiwa Rengasdengklok disebabkan oleh adanya perbedaan pendapat antara golongan bau tanah dan golongan muda berkaitan dengan waktu yang sempurna untuk mengumandangkan Proklamasi kemerdekaan.


Menurut pendapat golongan tua, untuk memproklamasikan kemerdekaan, Indonesia harus menunggu waktu yang diberikan oleh pemerintah Jepang lantaran mereka telah memperlihatkan kesepakatan kemerdekaan, sedangkan berdasarkan golongan muda, secepat mungkin dilaksanakan Proklamasi kemerdekaan dengan memanfaatkan kekosongan kekuasaan atau vacuum of power.


Akibat munculnya perbedaan pendapat tersebut, maka golongan cowok melaksanakan penculikan terhadap golongan tua, yaitu Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta yang diasingkan di Rengasdengklok.


Pada tanggal 16 Agustus 1945 di Asrama Baperpi Jalan Cikini 74 Jakarta, golongan muda mengadakan rapat yang dihadiri oleh Sukarni, Jusuf Kunto, dr. Muwardi, dan Shudanco Singgih dan Paidan Peta Jakarta. Rapat ini menciptakan keputusan untuk mengasingkan Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta ke luar kota dengan tujuan untuk menjauhkan mereka dan segala imbas Jepang.


Untuk menghindari kecurigaan dari pihak Jepang, Shudanco Singgih mendapat kepercayaan untuk melaksanakan planning tersebut.


Rencana tersebut berjalan lancar lantaran mendapat dukungan perlengkapan tentara Peta dan Cudanco Latief Hendraningrat sehingga sempurna pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 04.30, Ir.Soekarno, Mohammad Hattaa, dan sekelompok golongan cowok tiba di Rengasdengklok.


Atasan mereka membawa Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta untuk mengamankan mereka dari situasi genting yang terjadi di ibu kota. Di Rengasdengklok, balasannya In. Soekarno dan Mohammad Hatta bersedia untuk menyatakan kemerdekaan setelah kembali ke Jakarta.


Sementara itu, di Jakarta terjadi negosiasi antara golongan bau tanah dan golongan muda. Golongan bau tanah diwakili oleh Ahmad Subardjo, sedangkan golongan muda diwakili Wikana. Dan negosiasi tersebut, diperoleh kesepakatan bahwa proklamasi kemerdekaan harus dilaksanakan di Jakarta.


Ahmad Subardjo bersedia memberiikan jaminan bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia akan diumumkan pada keesokan harinya tanggal 17 Agustus 1945, maka Komandan Kompi Peta Rengasdengklok Cudanco Subeno bersedia melepaskan Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta.




Kronologi Peristiwa Rengasdengklok


Pada dinihari sekitar pukul 03.00 itu terjadilah sepeti yang mereka rencanakan. Peristiwa ini kemudian populer sebagai Peristiwa Rengasdengklok. Segera kelompok yang diberi kiprah mengamankan Soekarno melaksanakan tugasnya. Singgih meminta Bung Karno ikut kelompok Pemuda malam itu juga. Bung Karno tidak menolak keingingan para cowok dan minta semoga Fatmawati, Guntur (waktu itu berusia sekitar delapan bulan) serta Moh. Hatta ikut serta.


Menjelang subuh (sekitar 04.00) tanggal 16 Agustus 1945 mereka segera menuju Rengasdengklok. Perjalanan ke Rengasdengklok dengan pengawalan tentara Peta dilakukan sehabis makan sahur, lantaran waktu itu memang bulan Puasa.


Para cowok menentukan Rengasdengklok sebagai tempat membawa Soekarno dan Moh. Hatta dengan pertimbangan bahwa kawasan itu relatif aman. Hal itu lantaran ada Daidan Peta di Rengasdengklok yang hubungannya sangat baik dengan Daidan Jakarta. Para cowok menyadari Soekarno dan Moh. Hatta yaitu tokoh penting sehingga keselamatannya harus dijaga. Jarak Rengasdengklok, sekitar 15 km dari Kedunggede, Kerawang.


Sesampainya di Rengasdengklok, Sukarno dan Rombongan ditempatkan di rumah seorang keturunan Tionghoa Djiaw Kie Siong. Beliau yaitu seorang petani kecil keturunan Tionghoa yang merelakan rumahnya ditempati oleh para tokoh pergerakan tersebut. Rumah Djiaw Kie Siong berlokasi di RT 001/09 Nomor 41 Desa Rengasdengklok Utara, Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.


Para cowok berharap tanggal 16 Agustus 1945 itu Bung Karno dan Bung Hatta bersedia menyatakan Proklamasi Kemerdekaan. Ternyata Sukarno tetap pada pendiriannya. Soekarno tidak memenuhi ultimatum para cowok yang menginginkan proklamasi kemerdekaan tanggal 16 Agustus. Namun, para cowok inipun tidak memaksakan kehendak. Mereka mengamankan kedua tokoh itu semoga sanggup berdiskusi secara lebih bebas, dan sedikit memperlihatkan tekanan tanpa bermaksud menyakiti kedua tokoh.


Pada 16 Agustus 1945 semestinya diadakan pertemuan PPKI di Jakarta, tetapi Soekarno dan Moh. Hatta tidak ada di tempat. Ahmad Subarjo segera mencari kedua tokoh tersebut. Setelah bertemu Yusuf Kunto dan kemudian Wekana terjadilah kesepakatan, Ahmad Subarjo diantara ke Rengasdengklok oleh Yusuf Kunto. Mereka tiba di Rengasdengklok pukul 17.30 WIB.


Kemudian Ahmad Subarjo berbicara kepada para cowok dan memperlihatkan jaminan, bahwa proklamasi akan dilaksanakan tanggal 17 Agustus sebelum pukul 12.00. Akhirnya Shodanco Subeno mewakili para cowok melepas Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan rombongan kembali ke Jakarta, maka berakhirlah Peristiwa Rengasdengklok.




Makna Peristiwa Rengasdengklok


Peristiwa Rengasdengklok merupakan salah satu insiden yang melatarbelakangi dilakukannya proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia. Banyak sekali tokoh yang berperan dalam insiden tersebut, dan dikala ini mereka dikenang sebagai pakhlawan nasional yang namnay selalu tercatat dalam buku sejarah bangsa Indonesia.


Kita sebagai generasi penerusnya tentu saja harus selalu berterima kasih kepada mereka lantaran tanpa usaha dan keberanian semua tokoh yang terlibat pada insiden tersebut mungkin dikala ini kita tidak sanggup hidup dengan tenang menyerupai ini. Golongan muda disaat itu mendesak pra tokoh Indonesia supaya segera memplokamirkan kermerdekaan Indonesia dikarenakan telah mengetahui kekalahan Jepang oleh sekutu. Dari insiden tersebut ada makna yang sangat penting dan besar lengan berkuasa bagi kemerdekaan Indonesia.


Tujuan atau makna utama dari insiden rengasdengklok yaitu para golongan muda ingin mempercepat proses proklamasi tanpa harus menunggu atau terpengaruh oleh bangsa Jepang. Itulah mengapa Ir. Soekarno dikala itu dibawa ke Rengasdengklok untuk diamankan sekaligus supaya tidak terpengaruh oleh Jepang.


Dengan demikian Bangsa Indonesia sanggup segera memplokamirkan prokalmai tanpa intervensi ataupun gangguan dari pihak Jepang sehingga Indonesia sanggup merdeka seutuhnya. Untuk lebih lengkapnya silahkan membaca artikel Peristiwa Rengasdengklok yang sudah kami publikasikan sebelumnya.




Tujuan dan Tokoh Peristiwa Rengasdengklok


Kesimpulan tujuan insiden Rengasdengklok yaitu untuk mendesak Ir Soekarno dan Mohammad Hatta semoga segera melaksanakan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tanpa pemberian dari pemerintah Jepang melalui PPKI. Tujuan lain yaitu menjauhkan kedua tokoh dari imbas pihak Jepang. Setelah kembali ke Jakarta, maka berakhirlah insiden Rengasdengklok.


Tokoh yang terlibat dalam insiden Rengasdengklok, antara lain:



  1. Golongan Pemuda : Chaerul Saleh, Darwis, Subadio, Sukarni, Wikana, Suroto Kunto, Johar Nur, Aidit, A.M Hanafie, dan Sidik Kertapati

  2. Golongan Tua : Ir. Sukarno, Muhammad Hatta dan Mr Ahmad Subardjo




Demikian Penjelasan Pelajaran IPS-Sejarah Tentang Peristiwa Rengasdengklok: Latar Belakang, Kronologi, Tujuan dan Tokoh


Semoga Materi Pada Hari ini Bermanfaat Bagi Siswa-Siswi, Terima Kasih !!!




Baca Artikel Lainnya:




Sumber aciknadzirah.blogspot.com