Saturday, April 21, 2018

√ Analisis Perilaku Konsumen Terhadap Nü-Green Tea (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya)


Analisis Sikap Konsumen Terhadap NÜ-Green Tea
(studi perkara pada mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Di kurun globalisasi ibarat kini ini, banyak produk gres yang bermunculan di pasaran. Mulai dari produk makanan, tekstil dan lain-lain. Produk masakan yang kebanyakan berasal dari hasil pertanian merupakan produk yang paling banyak dikonsumsi oleh konsumen untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
Dalam menentukan produk makanan, konsumen harus selektif. Konsumen harus memikirkan mana produk masakan yang kualitasnya anggun dan menyehatkan. Berbicara wacana masakan sehat, dikala ini konsumen perlu mengkonsumsi serat yang fungsinya sangat banyak, ibarat melancarkan buang air besar, menghilangkan racun dalam tubuh, dan menciptakan pencernaan lebih lancar.
Produk agar-agar merupakan produk masakan yang meiliki kandungan serat yang tinggi alasannya yaitu berasal dari rumput laut. Agar-agar sangat cocok dijadikan santapan bagi para konsumen yang tidak suka mengkonsumsi buah dan sayur, tetapi yang masih membutuhkan serat. Selain itu agar-agar sanggup dijadikan masakan ringan sehat yang sanggup dikonsumsi kapanpun dan dimanapun.
Nutrijell merupakan salah satu merek agar-agar yang sudah populer di Indonesia. Rasanya yang bervariasi, harganya yang terjangkau dan gampang dalam pembeliannya, menimbulkan produk agar-agar ini laku di pasaran.
Produk eksklusif konsumsi terdiri dari produk masakan dan produk minuman.Kedua produk ini merupakan produk yang paling banyak dicari alasannya yaitu berafiliasi dengan kebutuhan konsumen. Khususnya untuk produk minuman, banyak ditemui  berbagai produk minuman dengan banyak sekali jenis dan merek. Muculnya banyak sekali jenis produk minuman menimbulkan persaingan pasar semakin ketat.Sebagai contoh produk minuman tehyang semula produk teh dijual dalam bentuk teh kering dan diseduh, kini menjelma produk the yang siap minum. Bentuknya juga bermacam-macam , mulai dari bentuk serbuk hingga bentuk cair. Kemasan yang ditampilkan ikut berkembang, kalau semula konsumsi teh dalam kemasan kotak, kini sudah ada teh dalam kemasan botol.
Produk the paling dikenal oleh masyarakat yaitu NÜ-Green Tea.Hal ini dikarenakan NÜ-Green Tea merupakan pencetus teh dalam kemasan.Sebagai, pioneer, NÜ-Green Tea bisa menguasai pasar.Hali ini ditunjukkan dengan keseriusan sosro ntuk mempelajari sikap dari konsumen. NÜ-Green Tea dinilai jeli terhadap kemauan konsumen, sanggup dibuktikan dengan cara promosi NÜ-Green Tea pada awal memperkenalkan the dalam kemasan botol kepada masyarakat yaitu dengan system cicip rasa. Mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumen merupakan salah satu jalan untuk tetapkan taktik pemasaran yang baik.
Para konsumen umumnya menciptakan keputusan-keputusan untuk membeli suatu produk atas dasar perasaanya atau berdasarkan keterangan-keterangan yang di peroleh dari pihak penjual atau dari promosi melalui suatu sikap kosumen.Keputusan – keputusan tersebut sanggup mempengaruhi sikap konsumen.Jika dilihat dalam pengertian yang lebih luas maka sikap konsumen sangat kuat dalam kegiatan tata niaga, alasannya yaitu tinggi rendahnya nilai suatu penawaran ditentukan oleh jumlah prmintaan konsumen.Perillaku konsumen di atas terjadi pada setiap produk.Khususnya untuk produk eksklusif konsumsi diharapkan ketelitian dari konsumen sebelum membelinya.
Diharapkan dengan mempelajari sikap konsumen khususnya wacana sikap konsumen dalam mengkonsumsi NÜ-Green Tea sanggup dijadikan pola untuk menentukan rencana pemasaran ibarat taktik dan taktik pemasaran produk NÜ-Green Tea Dan bagi peneliti sanggup mengaplikasikan pengetahuannya secara eksklusif dalam meneliti sikap konsumen, dalam hal ini sikap konsumen NÜ-Green Tea.



BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen yaitu tingkah laku dari konsumen, dimana mereka sanggup mengilustrasikan pencarian untuk membeli, menggunakan, mengevaluasi dan memperbaiki suatu produk dan jasa mereka. Focus dari sikap konsumen yaitu bagaimana individu menciptakan keputusan untuk memakai sumber daya mereka yang telah tersedia untuk mengkonsumsi suatu barang.
Dua wujud konsumen :
1.      Personal Consumer : konsumen ini membeli atau memakai barang atau jasa untuk penggunaannya sendiri.
2.      Organizational Consumer : konsumen ini membeli atau memakai barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan menjalankan organisasi tersebut.
Kepuasan pelanggan yaitu persepsi individu dari performa produk atau jasa dalam hubungannya dengan harapan-harapan.Mempertahankan konsumen yaitu bagaimana mempertahankan supaya konsumen tetap loyal dengan satu perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain, hamper dalam semua situasi bisnis, lebih mahal untuk mencari pelanggan gres dibandingkan mempertahankan yang sudah ada.
Model sederhana dari pengambilan keputusan yang dibuat oleh pelanggan :
ü  Input stage mempengaruhi legalisasi konsumen dari sebuah kebutuhan produk dan terdiridari dua (2) sumber informasi, yaitu perjuangan pemasaran perusahaan dan dampak sosiologi dari luar pelanggan.
ü  Output stage terdiri dari dua (2) pendekatan yang erat hubungannya dengan kegiatan pengambilan keputusan yang sudah diambil.



2.2. Sikap
Sikap yaitu keseluruhan dari kecenderungan dan perasaan, curiga atau bias, asumsi-asumsi, ide-ide, ketakutan-ketakutan, tantangan-tantangan, dan keyakinan-keyakinan insan mengenai topik tertentu. Pendapat ini berbeda dengan Thomas & Znaniecki (1920) yang beropini bahwa sikap tidak semata-mata ditentukan oleh aspek internal psikologis individu melainkan melibatkan juga nilai-nilai yang dibawa dari kelompoknya, Thurstone lebih spesifik memperlihatkan faktor yang menentukan sikap seseorang terhadap sesuatu obyek sikap (specific topic). Pendapat Allport (1935) mengenai sikap lebih memperkaya pandangan yang dikemukakan sebelumnya.
Eagly & Chaiken (1993) mengemukakan bahwa sikap sanggup diposisikan sebagai hasil penilaian terhadap objek sikap, yang diekspresikan ke dalam proses-proses kognitif, afektif, dan perilaku.Sebagai hasil evaluasi, sikap yang disimpulkan dari banyak sekali pengamatan terhadap objek diekspresikan dalam bentuk respon kognitif, afektif (emosi), maupun sikap (Katz & Stoland, 1959; Triandis, 1971).Respon evaluatif dalam bentuk kognitif mencakup beliefs yang dimiliki individu terhadap objek sikap dengan banyak sekali atributnya (Fishbein & Ajzen, 1975).Individu yang mempunyai penilaian negatif terhadap nuklir, beropini bahwa nuklir berbahaya bagi kehidupan manusia. Sebaliknya penilaian positif akan menimbulkan individu beropini bahwa nuklir bermanfaat untuk menghasilkan energi yang lebih murah.
Respon evaluatif dalam bentuk afektif berupa perasaan individu terhadap objek sikap. Apabila diterapkan pada contoh nuklir tersebut di atas, individu yang menganggap bahwa nuklir positif alasannya yaitu nuklir memperlihatkan alternatif energy yang lebih murah akan merasa bahagia dengan adanya teknologi ini. Sebaliknya, individu yang merespon negatif dengan beranggapan bahwa nuklir berbahaya bagi kehidupan insan akan merasa takut, khawatir, dan murka terhadap upaya penggunaan energi ini. Respon evaluatif yang positif terhadap adanya energi nuklir yang berbentuk sikap diperlihatkan oleh individu yang menuliskan surat pernyataan berupa derma pada pemerintah atas pengembangan energi alternatif darinuklir ini. Sebaliknya, individu yang mengevaluasi negatif akan secara aktif mendukung demonstrasi anti nuklir.

2.3  Metode Analisis Data
2.3.1 Uji Cochran
Atribut produk merupakan manfaat yang diberikan oleh produk itu sendiri atau komponen-komponen produk yang menjamin produk tersebut sanggup memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.        
Atribut - atribut tersebut akan diamati dengan memakai analisis Cochran Q Test untuk mengetahui atribut-atribut apa saja yang paling dipertimbangkan oleh konsumen dalam membeli produk.
Menurut Simamora (2002), langkah pertama yang dilakukan yaitu menyusun daftar pertanyaan yang pilihan jawabannya YA dan TIDAK. Kemudian untuk menentukan atribut yang valid dilakukanlah Cochran Q Test dengan mekanisme sebagai berikut :
1.      Hipotesis yang akan diuji :
: semua atribut yang diuji mempunyai proporsi tanggapan YA yang sama
: semua atribut yang diuji mempunyai proporsi tanggapan YA yang berbeda
2.      Mencari Q hitung dengan rumus sebagai berikut :
3.      Penentuan Q tabel () :
Dengan , derajat kebebasan , maka diperoleh  dari tabel Chi Square Distribution.
4.      Keputusan :
Tolak dan terima , kalau
Terima dan tolak , kalau
5.      Kesimpulan :
·               Jika tolak  berarti proporsi tanggapan YA masih berbeda pada semua atribut. Artinya, belum ada janji diantara responden wacana atribut.
·               Jika terima  berarti proporsi tanggapan YA pada semua atribut dianggap sama. Dengan demikian, semua responden dianggap setuju mengenai semua atribut sebagai faktor yang dipertimbangkan.



2.2.2 Uji validitas
Menurut Singarimbun (1995), validitas memperlihatkan sejauh mana alat pengukur untuk mengukur apa yang diukur. Sedangkan berdasarkan Sugiyono (2003), hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sebetulnya terjadi pada obyek yang diteliti. Valid tidaknya suatu item instrumen sanggup diketahui dengan membandingkan indeks kekerabatan product moment Pearson dengan taraf signifikansi 5% dengan nilai kritisnya, di mana r sanggup dipakai rumus (Arikunto, 2002):
Keterangan :
                      = nilai kekerabatan
              = banyaknya sampel (dalam penelitian ini n sebesar 30)
               = skor item
               = skor total item
2.2.3 Uji Reliabilitas
         Menurut Arikunto (2002), Reliabilitas yaitu indek yang memperlihatkan sejauh mana suatu alat pengukur sanggup dipercaya atau sanggup diandalkan. Untuk menguji dipakai Alpha Cronbach dengan rumus :
Di mana :
                    = reliabilitas instrumen (nilai alpha)
                      = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
                    = jumlah varians butir
                    = varians total
2.2.4 Analisis Multiciri Fishbein
Menurut Sumarwan (2002), model multiciri Fishbein merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk melaksanakan pengukuran yang dipakai untuk mengetahui sikap konsumen terhadap suatu produk. Model ini digambarkan dengan rumus :
Dimana :
 Sikap terhadap suatu produk
 Kekuatan kepercayaan bahwa produk tersebut mempunyai atribut i
 Evaluasi terhadap atribut i
Jumlah atribut yang dimiliki produk
Interpretasi skor sikap dihitung dengan memakai rumus :
Dimana :
 Rentang Skala
 Nilai pengamatan skor sikap terbesar
 Nilai pengamatan skor sikap terkecil
 Banyaknya kelas yang dibentuk



BAB III
PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
            Penelitian ini dilakukan dengan membuatkan kuisioner dan melibatkan responden.Responden yang menjadi sampel yaitu mahasiswa S1 Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Universitas Brawijaya Malang. Identifikasi konsumen dibagi berdasarkan hal-hal yang sekiranya penting atau patut diketahui, ibarat jenis kelamin, usia, dan uang saku. Dimana semua hal di atas berafiliasi erat dengan mahasiswa.
5.2.1    Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia
           

Jenis Kelamin
Jumlah (Orang)
Presentase(%)
1
2

Laki – Laki
Perempuan
Total
11
19
30
36, 7
63,3
100

Tabel di atas menjelaskan bahwa responden wanita lebih banyak dibandingkan dengan laki – laki, yaitu responden wanita 19 orang (63,3%) dan laki – laki 11 orang (36,7 %) .

No
Usia
Jumlah (Orang)
Presentase(%)
1
2
3
18
19
Total
10
20
30
33,3
66,7
100

Tabel di atas menjelaskan bahwa responden yang berusia 18 tahun jumlahnyq 10 orang dengan presentase (33,3 %), usia 19 tahun jumlahnya 20 orang presentasenya (66,7%).

a.      Hipotesis yang mau diuji :
Ho : Semua atribut yang diuji mempunyai proporsi tanggapan YA yang sama
Ha : Semua atribut yang diuji mempunyai proporsi tanggapan YA yang berbeda
b.      Q table
α= 0,05, derajat kebebasan (dk) = k – 1, maka diperoleh Q table (0,05:df) dari table Chi Square Distribution
c.       Keputusan
Tolak Ho dan terima Ha, kalau Q hit > Q tab
Terima Ho dan tolak Ha, kalau Q hit < Q tab

d.      Kesimpulan
·         Jika tolak Ho berarti proporsi tanggapan YA masih berbeda pada semua atribut. Artinya blm ada janji diantara para responden wacana atribut. Bila hal ini terjadi, maka akan dilakukan pengujian lagi dengan menghilangkan atau membuang atribut yang mempunyai jumlah tanggapan YA paling kecil.
·         Jika terima Ho berarti proporsi tanggapan YA pada semua atribut dianggap sama. Dengan demikian semua responden dianggap setuju mengenai atribut sebagai faktor yang dipertimbangkan.
Cochran Test pengujian 1
Frequencies

Value

0
1
HARGA
13
17
KETERSEDIAAN
2
28
RASA
7
23
VARIASI
4
26
MANFAAT
19
11
PROMOSI
1
29
INFORMASI NILAI GIZI
23
7
HALAL
8
22
KADALUARSA
1
29
IJIN DEPARTEMEN KESEHATAN
6
24
IKLAN
8
22

Test Statistics
N
30
Cochran's Q
85.355a
df
10
Asymp. Sig.
.000
a. 1 is treated as a success.
Keputusan pengujian 1 :
Diketahui bahwa Q table untuk df = 11 – 1 = 10 dan α = 0,05 yaitu 18,3
Tolak Ho alasannya yaitu Q hitung > Q table (85,355>18,3)
Jadi belum ada kesamaan pendapat responden wacana atribut.Dengan demikian perlu dilakukan pengujian 2 dengan membuang atribut yang mempunyai proporsi tanggapan YA paling kecil, yaitu atribut informasi nilai gizi.
Cochran Test pengujian 2

Frequencies

Value

0
1
KETERSEDIAAN
2
28
RASA
7
23
VARIASI
4
26
PROMOSI
1
29
HALAL
8
22
KADALUARSA
1
29
IJIN DEPARTEMEN KESEHATAN
6
24
IKLAN
8
22

Test Statistics
N
30
Cochran's Q
16.793a
df
7
Asymp. Sig.
.019
a. 1 is treated as a success.
Keputusan pengujian 2 :
Diketahui bahwa Q table untuk df = 81 = 7 dan α = 0,05 yaitu 14,1
Tolak Ho alasannya yaitu Q hitung > Q table (16,793>14,1)
Jadi belum ada kesamaan pendapat responden wacana atribut.Dengan demikian perlu dilakukan pengujian 2 dengan membuang atribut yang mempunyai proporsi tanggapan YA paling kecil, yaitu atribut halal dan iklan.

Cochran Test pengujian 3
Frequencies

Value

0
1
KETERSEDIAAN
2
28
RASA
7
23
VARIASI
4
26
PROMOSI
1
29
KADALUARSA
1
29
IJIN DEPARTEMEN KESEHATAN
6
24

Test Statistics
N
30
Cochran's Q
11.292a
df
5
Asymp. Sig.
.046
a. 1 is treated as a success.
Keputusan pengujian 3 :
Diketahui bahwa Q table untuk df = 61 = 5 dan α = 0,05 yaitu ,
Tolak Ho alasannya yaitu Q hitung > Q table ( 11,292 >11,1)
Jadi belum ada kesamaan pendapat responden wacana atribut.Dengan demikian perlu dilakukan pengujian 2 dengan membuang atribut yang mempunyai proporsi tanggapan YA paling kecil, yaitu atribut rasa.

Cochran Test pengujian 4
Frequencies

Value

0
1
KETERSEDIAAN
2
28
VARIASI
4
26
PROMOSI
1
29
KADALUARSA
1
29

Test Statistics
N
30
Cochran's Q
3.273a
Df
3
Asymp. Sig.
.351
a. 1 is treated as a success.
Keputusan pengujian 4 :
Diketahui bahwa Q table untuk df = 4 – 1 = 3 dan α = 0,05 yaitu 7,81
Terima Ho alasannya yaitu Q hitung < Q table (3,273< 7,81)
Jadi proporsi tanggapan YA pada semua atribut dianggap sama. Dengan demikian semua responden dianggap setuju mengenai atribut sebagai faktor yang dipertimbangkan.
Pada pengujian 4 alasannya yaitu Q hitung < Q table maka terima Ho, hal ini berarti proporsi tanggapan YA pada semua atribut dianggap sama. Dengan demikian semua responden dianggap setuju mengenai atribut sebagai faktor yang dipertimbangkan antara lain :
1.       Ketersediaan
2.       Variasi
3.       Promosi
4.       Tanggal Kadaluarsa

BAB IV
PENUTUP

            Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini maka sanggup ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut :
1. Identifikasi responden mendapat hasil, bahwa mahasiswa yang mengkonsumsi Nu Green Tea sebagian besar yaitu wanita ( 19 orang ) dan mempunyai usia 19 tahun.
2. Atribut yang ditentukan berdasarkan 4 variabel yaitu variable ketersediaan, variasi, promosi, dan tanggal kadaluarsa
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono (2003) Statistika untuk Mahasiswa, CV Alfabeta, Bandung.
Simamora, Bilson, 2002. Panduan Riset Perilaku Konsumen. PT. Gramedia. Jakarta.
Sumarwan, U.  2002.Perilaku Konsumen. Ghalia Indonesia. Jakarta
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi (1995) Metode Penelitian Survei.PT. Pustaka LP3ES, Jakarta.

Sumber http://kickfahmi.blogspot.com