Monday, April 2, 2018

√ “Kerajaan Samudera Pasai” Sejarah ( Kehidupan Politik – Ekonomi – Sosial – Budaya )

“Kerajaan Samudera Pasai” Sejarah & ( Kehidupan Politik – Ekonomi – Sosial – Budaya )


GuruPendidikan.Com – Dalam hal ini kerajaan Samudera Pasai terletak di pantai utara Aceh pada muara Sungai Pasangan “Pasai” pada muara sungi itu terletak dua kota yakni Samudera “agak jauh dari laut” dan Pasai “kota pesisir”. Kedua kota yang masyarakatnya sudah masuk Islam tersebut disatukan oleh Marah Silu atau Merah Selu yang masuk Islam berkat pertemuannya dengan Syekh Ismail, seorang utusan Syarif Mekah. Merah Selu lalu dinobatkan menjadi sultan “raja” dengan gelar Sultan Malik Al Saleh.


Kehidupan Politik


Setelah resmi menjadi kerajaan Islam “kerajan bercorak Islam pertama di Indonesia”, Samudera Pasai berkembang pesat menjadi sentra perdagangan dan sentra studi Islam yang ramai. Pedagang dari India, Benggala, Gujarat, Arab, Cina serta tempat di sekitarnya banyak berdatangan di Samudera Pasai.


Samudera Pasai sesudah pertahanannya berpengaruh segera meluaskan kekuasaan ke tempat pedalaman mencakup Tamiang, Balek Bimba, Samerlangga, Beruana, Simpag, Buloh Telang, Benua, Samudera, Perlak, Hambu Aer, Rama Candhi, Tukas, Pekan dan Pasai. Dalam rangka islamisasi, Sultan Malik al Saleh menikah dengan Putri Raja Perlak.


Sultan Malik al Saleh mangkat pada tahun 1297 dan dimakamkan di Kampung Samudera Mukim Blang Me dengan nisan makam berciri Islam. Jabatan Sultan Pasai lalu diteruskan oleh putranya, Sultan Malik al Thahir. Sultan ini mempunyai dua orang putra yaitu Malik al Mahmud dan Malik al Mansur, ketika masih kecil keduanya diasuh oleh Sayid Ali Ghiatuddin dan Sayid Asmayuddin,kedua orang putranya itulah lalu mewarisi takhta kerajaan. Sementara itu kedua pengasuhnya itu diangkat menjadi perdana menteri Ibu kota kerajaan pernah dipindahkan ke Lhokseumawe.


Sepeninggal Sultan Malik al-Saleh, Samudera Pasai diperintah oleh Malik al-Zahir I (1297-1302), ia sering menerima sebutan Sultan Muhammad pada masa pemerintahannya tidak banyak yang dilakukan. Kemudian takhta digantikan oleh Ahmad yang bergelar Al malik az-Zahir II. Pada masanya Samudra Pasai dikunjungi oleh Ibnu Batutah, seorang utusan dari Delhi yang sedang mengadakan perjalanan ke Cina dan singgah di sana. Menurut Ibnu Batutah, Samudera Pasai mempunyai armada dagang yang sangat kuat, baginda raja yang bermazhab Syafi’i sangat berpengaruh imannya sehingga berusaha menyebabkan Samudera Pasai sebagai sentra agama Islam yang bermazhab Syafi’i.


Pada kurun ke-16 bangsa Portugis memasuki perairan Selat Malaka dan berhasil menguasai Samudera Pasai pada 1521 sampai tahun 1541, selanjutnya wilayah Samudera Pasai menjadi kekuasaan Kerajaan Aceh yang berpusat di Bandar Aceh Darussalam, waktu itu yang menjadi raja di Aceh adalah Sultan Ali Mughayat.


Berikut ini adalah urutan para raja yang memerintah di Samudera Pasai yaitu:



  • Sultan Malik as Saleh “Malikul Saleh”

  • Sultan Malikul Zahir, meninggal tahun 1326.

  • Sultan Muhammad, wafat tahun 1354.

  • Sultan Ahmad Malikul Zahir atau Al Malik Jamaluddin meninggal tahun 1383.

  • Sultan Zainal Abidin meninggal tahun 1405.

  • Sultanah Bahiah “Puteri Zainal Abidin” sultan ini meninggal pada tahun 1428.


Kehidupan Ekonomi


Kehidupan ekonomi masyarakat Kerajaan Samudera Pasai berkaitan dengan perdangan dan pelayaran. Hal itu disebabkan lantaran letak Kerajaan Samudera Pasai yang erat dengan Selat Malaka yang menjadi jalur pelayaran dunia ketika itu. Samudera Pasai memanfaatkan Selat Malaka yang menghubungkan Samudera Pasai – Arab – India – Cina. Samudera Pasai juga menyiapkan bandar-bandar dagang yang dipakai untuk menambah perbekalan untuk berlayar selanjutnya, mengurus masalag perkapalan, mengumpulkan barang dagangan yang akan di kirim ke luar negeri dan menyimpan barang dagangan sebelum di antar ke beberapa tempat di Indonesia.


Kehidupan Sosial & Budaya


Para pedagang absurd yang singgah di Malaka untuk sementara menetap beberapa usang untuk mengurusi perdagangan mereka. Dengan demikian para pedagang dari banyak sekali bangsa itu bergaul selama beberapa usang dengan penduduk setempat. Kesempatan itu dipakai oleh pedagang Islam dari Gujarat, Persia dan Arab untuk membuatkan agama Islam, dengan demikian kehidupan sosial masyarakat sanggup lebih maju, bidang perdagangan dan pelayaran juga bertambah maju.


Kerajaan Samudera Pasai sangat dipengaruhi oleh Islam. Hal itu terbukti terjadinya perubahan pemikiran Syiah menjadi pemikiran Syfi’i di Samudera Pasai ternyata mengikuti perubahan di Mesir. Pada ketika itu di Mesir sedang terjadi pergantian kekuasaan dari Dinasti Fatimah yang beraliran Syiah kepada Dinasti Mameluk yang beraliran Syafi’i. Aliran Syafi’i dalam perkembangannya di Pasai menyesuaikan dengan tabiat Istiadat setempat sehingga kehidupan sosial masyarakatnya merupakan gabungan Islam dengan tabiat Istiadat setempat.


Demikianlah pembahasan mengenai “Kerajaan Samudera Pasai” Sejarah & ( Kehidupan Politik – Ekonomi – Sosial – Budaya ) semoga dengan adanya ulasan tersebut sanggup menambah wawasan dan pengetahuan kalian semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂


Baca Juga:




Sumber aciknadzirah.blogspot.com