Thursday, April 19, 2018

√ Pandangan Kognitif Dan Pendekatan Perilaku


Pandangan Kognitif dan Pendekatan Perilaku

Tugas Kegiatan Pembelajaran

1.                  Dengan memakai materi bacaan penggalan 8 dalam Peter dan Olson (1996), mahasiswa diminta membuat ringkasan perihal deskripsi perbedaan antara pandangan kognitif dan pendekatan perilaku.
a.      Pandangan kognitif
Pandangan kognitif (cognitive view) didasarkan pada riset perihal topic ibarat pemrosesan informasi dan ilmu kognitif yang sedang berjalan.
► Posisi dan asumsi:
Pandangan kognitif memungkinkan masuknya faktor teori atau mental yang diukur secara tidak pribadi melalui apa yang disebut laporan verbal. Selain itu, pandangan kognitif ini menyatakan bahwa sikap konsumen dikontrol oleh individu melalui proses mental yang dilibatkan dalam pemrosesan kognitif dan pengambilan keputusan. Dengan demikian, konsumen yakni pengambil keputusan independen yang secara sadar menentukan sikap mereka.

► Pendekatan dan tahapan riset:
Pandangan kognitif cenderung mengarahkan diri pada klarifikasi dan pengujian teori. Pada riset kognitif sering memakai laporan verbal yang diperoleh melalui kuesioner. Selain itu pada riset kognitif ini sering dimulai dengan suatu teori dan upaya membuat riset untuk menguji teori tersebut. Misalnya, pendekatan secara umum dikuasai pada riset konsumen melibatkan upaya untuk menguji teori kognitif dalam konteks pemasaran. Riset kognitif biasanya dianggap berhasil jikalau ada suatu korelasi logis yang secara faktual didukung oleh perhitungan statistik.

► Pandangan pemasaran:
Dari sudut pandang kognitif, pemasaran sering dipandang sebagai suatu ilmu yang mencari penjelasan. Pendekatan kognitif sering tergantung pada konsep-konsep pemasaran sebagai kode menyebarkan strategi. Dalam pandangan kognitif terdapat dua perkiraan yang mendasari konsep pemsaran, dimana tindakan pemasaran harus didasarkan pada suatu upaya untuk memuaskan kebutuhan dalam kondisi yang menguntungkan. Pertama, diasumsikan bahwa konsumen mempunyai sesuatu yang disebut ”kebutuhan”, yang berupaya dipuaskan melaluinpembalian dan pengkonsumsian. Kedua, diasumsikan bahwa konsumen mempunyai otonomi dan pikiran yang rasional, serta seorang pengambil keputusan yang pilihan dan pembeliannya umumnya dikontrol oleh diri sendiri. Pandangan ini juga menyadari bahwa taktik pemasaran mencoba mengubah efek dan kognisi konsumen, ibarat kepercayaan dan sikap, tapi biasanya mengingkari bahwa pemasaran sanggup membuat kebutuhan dan cita-cita atau bahkan memodifikasinya.

b.      Pendekatan perilaku
Pendekatan sikap (behavior approach) didasarkan pada suatu pandangan yang sedang berlaku ketika ini yang disebut ”analisis sikap terapan”.

► Posisi dan asumsi:
Pada pendekatan perilaku, biasanya cenderung meneliti sikap yang sanggup diukur secara langsung. Selain itu pendekatan ini juga menganggap bahwa sikap konsumen dikontrol oleh lingkungan. Meskipun insiden kognitif dipandang sebagai sikap yang mempengaruhi, namun lingkungan masih tetap menjadi penyebab insiden kognitif. Oleh sebab itu lingkungan yakni penyebab dan kontrol perilaku.

► Pendekatan dan tahapan riset:
Pendekatan sikap sering memakai prediksi dan kontrol sikap sebagai tujuan dasar riset. Biasanya, pendekatan sikap menyatakan pengumpulan data dilakukan melalui observasi. Analisis sikap terapan sering dimulai dengan permasalahan sikap dan dilanjutkan dengan upaya untuk mengubah sikap tersebut. Riset sikap biasanya dikatakan berhasil jikalau sejumlah tertentu sikap sanggup diubah.

► Pandangan pemasaran:
Dari sudut pandang perilaku, pemasaran sanggup dipandang sebagai suatu teknologi yang mencari tanggapan atas permasalahan praktis. Pendektan sikap menyajikan prinsip dasar sikap sebagai suatu kode untuk perencanaan dan taktik pemasaran. Pada pendekatan perilaku, pemasaran sanggup dipandang sebagai uapaya untuk mencapai tujuan organisasi dengan memperkirakan dan menghipnotis sikap konsumen. Tujuan ini biasanya melibatkan peningkatan laba dan/atau pangsa pasar, yang biasanya didapat melalui penigkatan penjualan. Dua metode utama meningkatkan penjualan yakni (1) menghipnotis pelanggan untuk membeli lebih banyak, dan (2) memelihara pelanggan usang sementara mempengaruhiorang lain untuk menjadi pembeli. Keduanya melibatkan tindakan mengubah sikap pembelian konsumen. Strategi pemasaran akan efektif dalam mengubah dan memelihara sikap konsumen.

2.      Jelaskan apa yang dimaksud dengan promosi dagang dan promosi konsumen!
Promosi berfungsi untuk meningkatkan volume penjualan juga sebagai taktik untuk menjangkau pembeli untuk melaksanakan pertukaran. Dalam hal ini, promosi dibedakan menjadi promosi dagang dan promosi konsumen. Promosi dagang yaitu promosi penjualan yang ditujukan kepada pedagang mediator atau tubuh – tubuh tertentu, contohnya dengan pertolongan barang sebagai hadiah, potongan harga atas pembelian pada waktu tertentu dan dalam jumlah tertentu. Contoh yang lain dari promosi dagang, contohnya kredit pembelian, hadiah pembelian, periklanan bersama, pajangan bersama, kontes penjual dan sebagainya. Sedangkan berdasarkan RUU perdagangan, promosi dagang merupakan salah satu sarana penunjang perdagangan yang bertujuan untuk memperkenalkan barang dan/atau jasa yang diperdagangkan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri yang dilakukan oleh:
a. Pemerintah;
b. Pemerintah Daerah; dan/atau
c. Pelaku Usaha.
Dari dua definisi tersebut sanggup diambil kesimpulan bahwa promosi perdagangan bertujuan untuk memberi tahu kepada konsumen atau pihak-pihak lain seberapa baik karakteristik dari suatu produk dan bagaimana produk tersebut ditawarkan dengan semenarik mungkin.
            Selanjutnya yaitu promosi konsumen. Promosi konsumen yaitu promosi penjualan yang ditujukan untuk konsumen akhir, contohnya dengan pemberian kupon berhadiah, pertolongan sampel produk, jaminan uang kembali bila produk mengecewakan setelah digunakan dan demonstrasi atau pertunjukan yang memperlihatkan keunggulan produk tersebut. Yang dimaksud pengembalian uang ganti rugi, yaitu produsen bersedia mengembalikan uang pembeli apabila kalau ternyata produk yang dijualnya tidak memuaskan lagi bagi konsumen. Sedangkan demontrasi, yaitu perbuatan faktual dari penjualan dihadapan pembeli dimana diperlihatkan serta dijelaskan cara-cara pemakaian maupun kegunaan dan daya tahan suatu barang. Dengan cara tersebut pembeli sanggup melihat bagaimana kebenaran dari theme advertensi suatu produk dan manfaat apa yang akan diperoleh bila membeli produk tersebut.

3.         Sebut dan jelaskan empat aspek dari promosi konsumen!
Empat aspek dari promosi konsumen yaitu:

a.       Kemungkinan pembelian
Sebagian besar promosi konsumen didisain untuk meningkatkan kemungkinan seseorang konsumen membeli suatu merek atau kombinasi produk. Meskipun demikian, suatu perusahaan berharap sanggup mencapai beberapa dari sejumlah subtujuan ketika menjalankan promosi. Tujuan utamanya mungkin yakni mengupayakan supaya konsumen mau mencoba produk baru. Subtujuan kedua dar promosi konsumen mungkin adalah memposisikan suatu merek atau perusahaan di benak konsumen untuk mendorong mereka membeli dan meneruskan membeli merek tersebut. Untuk kasus ini, promosi didisain untuk mempertahankan atau mengubah pengaruh, kognisi dan sikap konsumen. Salah satu caranya adalah dengan memakai promosi yang gencar untuk mendapatkan harga yang bersaing atas suatu merek yang diposisikan pada harga dan kualitas tinggi. Dengan sudut pandang ini, harga yang lebih rendah tidak akan langsung membuat konsumen memandang bahwa produk tersebut berkualitas lebih rendah dar merek pesaingnya. Penggunaan lain dari promosi untuk tujuan penentuan posisi yakni memperlihatkan pemberian amal pada acara sosial untuk atas setiap kupon atau pembatalan pembelian yang dilakukan konsumen. Taktik ini sanggup meningkatkan persepsi konsumen terhadap komitmen sosial perusahaan. Konsumen yang sangat tertarik dengan problem sosial dan lingkungan sanggup bertukar haluan dan membeli merek tersebut.  

Subtujuan ketiga dari promosi konsumen yakni mendorong terjadinya penggantian merek. Promosi konsumen sanggup mengubah penggunaan merek dengan membuat pembelian merek gres jauh lebih menarik dari membeli merek yang biasa dibeli. Tujuan terakhir dari promosi konsumen yakni memperkuat loyalitas merek. Karena sebagian konsumen cenderung membeli suatu produk didasarkan pada kupon dan tawaran-tawaran lainnya, maka pertolongan anjuran yang menarik secara rutin akan membuat mereka relatif loyal pada suatu merek yang dipromosikan.

b.      Jumlah pembelian
Sejumlah promosi konsumen didisain bukan hanya untuk mempengaruhi pembelian suatu merek tetapi juga menghipnotis jumlah produk yangakan dibeli. Promosi konsumen sanggup meningkatkan jumlah produk yang dibeli dan sanggup meningkatkan loyalitas merek. Meskipun demikian konsumen yang telah loyal pada suatu merek tertentu sanggup saja menimbun barang tersebut pada masa promosi, dan kemudian menunggu hingga masa promosi berikutnya tiba untuk kembali membeli. Sebagian konsumen cenderung membeli produk hanya pada ketika mereka mendapatkan tawaran-tawaran yang menarik.

c.       Waktu pembelian
Promosi konsumen juga sanggup juga digunakan untuk mempengaruhi kapan konsumen akan melaksanakan pembelian. Misalnya, diskon khusus bagi mereka yang makan pada malam hari sanggup ditawarkan restoran kepada konsumen supaya mau tiba pada malam hari ketika tingkat kesibukan bisnis sangat rendah.
Ada kecenderungan dalam penggunaan kupon yaitu dengan memperpendek masa penukaran sehingga konsumen terdorong untuk segera membeli. Akhirnya undian dan kontes dilakukan dalam jangka waktu yang singkat sehingga mendorong konsumen untuk segera mengikuti kontes dengan membeli produk yang dipomosikan.

d.      Lokasi pembelian
Promosi konsumen juga sanggup digunakan untuk memperngaruhi lokasi atau penjual suatu produk. Masingmasing toko eceran dan jaringan pengecer mengeluarkan tawaran-tawaran menarik ibarat kupon, kontes, potongan pribadi dan anjuran lainnya untuk mendorong konsumen berbelanja di toko mereka. Promosi dan taktik tersebut dapat menarik kerumunan konsumen dan mendorong tumbuhnya loyalitas pada toko. (anonymous 2011 .http://arsipkuliah.blogspot.com)

4.         Membuat ringkasan setiap tahapan jenis perilaku.

Tahapan Pembelian

Jenis Perilaku

Tahapan Pembelian

Jenis Perilaku







Prapembelian

Kontak informasi

I

Mencari informasi







Akses pendanaan



Mengambil dana





Pembelian

Kontak toko

II

Berhubungan dg toko







Kontak produk



Mencari produk







Transaksi

III

Melakukan transaksi





Pascapembelian

Konsumsi

IV

Konsumsi







Komunikasi



Pasca Konsumsi

Gambar 2a  Tahapan proses pembelian (Peter dan Olson, 1996)

Gambar 2b  Tahapan proses pembelian dirumuskan dari Sumarwan (2004)

·         Kontak informasi
Tahapan awal yang umumnya terjadi dalam tahapan pembelian disebut dengan istilah kontak informasi (information contact), terjadi ketika konsumen  terlibat pribadi dengan informasi, perihal produk, toko,atau merk. Perilaku dalam tahap ini antara lain membaca atau mengamati surat kabar, majalah,dan papan iklan,mendengarkan iklan diradio, menonton iklan di televisi dan berbicara dengan salesman atau kawan. Pada tahap ini bertujuan untuk meningkatkan kemungkinan bahwa konsumen akan mengamati dan memperhatikan informasi, sebab hal ini akan meningkatkab kemungkinan terjadinya sikap lain. Bukan hanya pemasar saja yang berusaha menyediakan informasi bagi konsumen tetapi juga konsumen juga berusaha mencari informasi perihal produk,merek,toko, dan harga. Semuanya ditunjukan untuk menciptkan rangsangan yang sanggup meningkatkan kemungkinan bahwa konsumen potensial akan memperhatikannya.

·         Akses Dana
Pandangan pemasar ketika ini menekankan pertukaran sebagai konsep untuk sanggup memahami bidang pemasaran. Meskipun tidak banyak perhatian yang diberikan pada apa yang dipertukarkan konsumen dalam proses pemasaran. Uang yakni media utama dalam pertukaran konsumen. Konsumen harus mengakses media dalam satu bentuk atau bentuk lainnya sebelum pertukaran terjadi, yaitu melaksanakan acara yang dikenal dengan istilah saluran dana ( funds accses) . pada tahap ini yakni 1) metode yang digunakan konsumen untuk membayar dan 2) taktik pemasaran untuk meningkatkan kemungkinan konsumen sanggup mengakses dana untuk pembelian. Strategi ini sanggup meningkatkan kemungkinan konsumen mengakses dana untuk belanja. Misalnya mengatakan hadiah kecil kepada yang mengajukan registrasi kartu kredit,menempatkan ATM di sentra pertokoan, tetapkan persyaratan kreditnya bebas dan kebijakan menukar check menjadi uang tunai, serta mendapatkan banyak sekali macam kartu kredit yang sah
.
·         Kontak toko
Kontak toko (store contact) yakni 1) mengetahui lokasi toko,2) melaksanakan perjalan ke toko,dan 3) memasuki toko. Kondisi konsumen dalam tugas merekan sebagai pembeli menghipnotis kemungkinan terjadinya kontak toko. Adanya perbedaan dalam mendesain taktik segmentasi pasar atau toko. Berbagai desain untuk meningkatkan kemungkinan kontak toko. Misalnya menentukan lokasi toko yang nyaman disuatu kawasan yang kemudian lintasnya padat dan dilengkapi dengan areal parkir yang luas. Taktik ini digunakan untuk menarik konsumen potensil tiba ke lingkungan sekitar pertokoan atau mal.

·         Kontak produk
Berbagai metode yang digunakan untuk membuat kontrak produk (product contact) antara lain taktik dorong (push strategies) ibarat potongan harga dan intensif unutk mendorong daya juang para pengecer. Pendekatan lain disebut dengan taktik tarik (pull strategies) ibarat kupon potongan harga yang ditunjukan untuk mendorong konsumen membeli merek tertentu.  Ada 3 sikap yang dibutukan supaya suatu pembeli terjadi 1) mencari lokasi produk atau merek di toko, 2)mendapatkan fisik produk atau merek tersebut, 3)membawa produk atau merek yang didapat ke titik pertukaran (misalnya  : kasir ). Taktik ini sanggup digunakan untuk membawa konsumen potensial ke titik pertukaran atau kasir. Misalnya kasir biasanya ditempatkan disebelah pintu keluar, dan kartu parkir biasanya diperiksa disekitar lokasi tersebut. Disamping itu, pramuniaga sering menemani konsumen hinggs ke kasir dimana mereka sanggup memecahkan problem pembayaran.

·         Transaksi
Dari sudut pandang makro, memfasilitasi pertukaran dipandang sebagai tujuan utama pemasaran. Disudut pandang mikro, hal ini melibatkan transaksi (transactions) dimana dana konsumen dipertukarkan dengan produk atau jasa. Berbagai taktik pemasaran ditunjukan untuk menghilangkan hal – hal yang menghambat terjadinya transaksi. Penguatan positif yang diberikan yakni elemen penting dalam membuat penjualan. Taktik ibarat diskon, pelayanan yang ramah oleh pramuniaga dan adanya tiket untuk diundi sanggup meningkatkan kemungkianan pembelian dan pembelian ulang. Ciri – ciri produk atau jasa yang menjadi pertukaran juga merupakan elemen yang  penting,baik   yang berupa  manfaat fungsional  maupun psikososial.

·         Konsumsi
Penkonsumsian (consumption) dan penggunaan yang sepertinya ibarat suatu sikap yang terlalu sederhana untuk digambarkan, walaupun pada kenyataannya tidak benar sebab adanya perbedaan yang sangat luas pada ciri – ciri produk atau jasa. Beberapa taktik sanggup meningkatkan pengkonsumsian dilakukan dengan cepat, ibarat penggunan dingklik yang hanya nyaman diduduki beberapa ketika saja dan kejutan yang digunakan sebagai tanda terima kasih. Apapun jenis produk yang dijual, perhatian utana pemasaran yakni pada bagamana meningkatkan kemungkinan pembelian ulang. Untuk produk tidak tahan usang yang dibungkus, biasanya digunakan taktik ibarat penggunaan kupon diluar atau didalam kemasan untuk mendorong konsumen membeli kembali merek yang sama.

·         Komunikasi
Tahap terakhir dari sikap yang berusaha ditingkatkan oleh pemasar yakni komunikasi (communication). Pemasar ingin supaya konsumennya berkomunikasi dengan dua maksud utama yaitu 1) mereka ingin konsumen untuk menyediakan informasi pemasaran kepada perusahan dan 2) memberitahu konsumen potensial perihal produk dan mendorong mereka untuk membelinya.

Dari Konsumen ke Pemasar
Pemasar biasanya membutuhkan paling tidak 3 jenis informasi dari konsumen, pertaman mereka membutukan infomarsi perihal konsumen untuk mengetahui kualitas taktik pemasaran mereka dan keberhasilan segmentasi  pasar yang dilakukan. Kedua, nama pembeli potensial lainnya. Beberapa perusahaan dan organisasi memperlihatkan hadiah jikalau pelanggan mereka mengatakan nama pembeli dan akan diberilan hadiah yang lebih besar jikalau nama yang diberi ternyata benar – benar membeli. Yang terakhir, pemasar juga mencari informasi dari konsumen sehubungan dengan produk yang rusak.

Dari Konsumen ke Konsumen
Pemasar juga menginginkan supaya konsumen menceritakan pada teman mereka dan orang lain perihal produk yang mereka beli. Suatu produk yang efektif dan berkinerja baik sanggup mendorong sikap ini. Komunikasi dari ekspresi ke ekspresi yakni cara yang paling populer. Taktik ini sanggup meningkatkan bukan hanya komunikasi tetapi juga sikap lain dalam tahapan pembelian. Jadi, konsumen sering berguru perihal sikap pembelian dan penggunaan melalui proses pembelajaran vicarious.

5.      Membuat ringkasan prosedur dari model administrasi perilaku.

Identifikasi sikap bermasalah

¯

Analisis kemungkinan-kemungkinan


¯


Kembangkan & terapkan taktik perubahan perilaku


¯


Ukur perubahan perilaku


¯

Tidak
Tingkat perubahan sikap yang sanggup diterima


   ¯ ya


Pelihara perilaku


¯


Apakah muncul sikap yang berurutan?
Tidak

    ¯ ya


Evaluasi untuk meningkatkan kinerja

Gambar 3. Model Manajemen Perilaku Konsumen (Peter dan Olson, 1996)

Tipologi pengambilan keputusan konsumen :

1. Keluasan pengambilan keputusan ( the extent of decision making)
Menggambarkan proses yang berkesinambungan dari pengambilan keputusan menuju kebiasan. Keputusan dibentuk berdasrkan proses kognitip dari penyelidikan informasi dan penilaian pilihan merek. Disisi lain, sangat sedikit atau tidak ada keputusan yang mungkin terjadi bila konsumen dipuaskan dengan merek khusus dan pembelian secara menetap.

2. Dimensi atau proses yang tidak terputus dari keterlibatan kepentingan pembelian yang tinggi ke yang rendah.
Keterlibatan kepentingan pembelian yang tinggi yakni penting bagi konsumen. Pembelian bekerjasama secara erat dengan kepentingan dan image konsumen itu sendiri. Beberapa resiko yang dihadapi konsumen yakni resiko keuangan , sosial, psikologi. Dalam beberapa kasus, untuk mempertimbangkan pilihan produk secara hati-hati diharapkan waktu dan energi khusus dari konsumen.
Keterlibatan kepentingan pembelian yang rendah dimana tidak begitu penting bagi konsumen, resiko finansial, sosial, dan psikologi tidak begitu besar. Dalam hal ini mungkin tidak bernilai waktu bagi konsumen, perjuangan untuk pencarian informasi perihal merek dan untuk mempertimbangkan pilihan yang luas. Dengan demikian, keterlibatan kepentingan pembelian yang rendah umumnya memerlukan proses keputusan yang terbatas “ a limited process of decision making”.
Pengambilan keputusan vs kebiasaan dan keterlibatan kepentingan yang rendah vs keterlibatan kepentingan yang tinggi menghasilkan empat tipe proses pembelian konsumen.
EMPAT TIPE PROSES PEMBELIAN KONSUMEN

1.      Proses “ Complex Decision Making “, terjadi bila keterlibatan kepentingan tinggi pada pengambilan keputusan yang terjadi. Contoh pengambilan untuk membeli sistem fotografi elektronik ibarat Mavica atau keputusan untuk membeli mobil. Dalam kasus ibarat ini, konsumen secara aktif mencari informasi untuk mengevaluasi dan mempertimbangkan pilihan beberapa merek dengan tetapkan kriteria Konsep sikap kunci ibarat persepsi, sikap, dan pencarian informasi yang relevan untuk pengembangan stratergi pemasaran.

2.      Proses “ Brand Loyalty “. Ketika pilihan berulang, konsumen berguru dari pengalaman masa kemudian dan membeli merek yang mengatakan kepuasan dengan sedikit atau tidak ada proses pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Contoh pembelian sepatu karet basket merek Nike atau sereal Kellogg,s Nutrific. Dalam setiap kasus disini pembelian yakni penting untuk konsumen, sepatu basket sebab keterlibatan kepentingan dalam olah raga, makanan sereal untuk orang remaja sebab kebutuhan nutrisi. Loyalitas merek muncul dari kepuasan pembelian yang lalu. Sehingga, pencarian informasi dan penilaian merek terbatas atau tidak penting keberadaannya dalam konsumen tetapkan membeli merek yang sama.

3.      Proses “ Limited Decision Making “. Konsumen adakala mengambil keputusan walaupun mereka tidak mempunyai keterlibatan kepentingan yang tinggi, mereka hanya mempunyai sedikit pengalaman masa kemudian dari produk tersebut. Konsumen membeli barang mencoba-coba untuk membandingkan terhadap makanan snack yang biasanya dikonsumsi. Pencarian informasi dan penilaian terhadap pilihan merek lebih terbatas dibanding pada proses pengambilan keputusan yang komplek. Pengambilan keputusan terbatas juga terjadi ketika konsumen mencari variasi. Kepitusan itu tidak direncanakan, biasanya dilakukan seketika berada dalam toko. Keterlibatan kepentingan yang rendah, konsumen cenderung akan berganti merek apabila sudah bosan mencari variasi lain sebagai sikap pencari variasi akan melaksanakan apabila resikonya minimal.
Catatan proses pengambilan keputusan yakni lebih kepada kekhasan konsumen daripada kekhasan barang. Karena itu tingkat keterlibatan kepentingan dan pengambilan keputusan tergantung lebih kepada sikap konsumen terhadap produk daripada karakteristik produk itu sendiri. Seorang konsumen mungkin terlibat kepentingan menentukan produk makanan sereal remaja sebab nilai nutrisinya, konsumen lain mungkin lebih menekankan kepada kecantikan dan menggeser merek dalam mencari variasi.

4.      Proses “ Inertia “. Tingkat kepentingan dengan barang yakni rendah dan tidak ada pengambilan keputusan. Inertia berarti konsumen membeli merek yang sama bukan sebab loyal kepada merek tersebut, tetapi sebab tidak ada waktu yang cukup dan ada kendala untuk mencari alternatif, proses pencarian informasi pasif terhadap penilaian dan pemilihan merek. Robertson beropini bahwa dibawah kondisi keterlibatan kepentingan yang rendah “ kesetiaan merek hanya menggambarkan convenience yang menempel dalam sikap yang berulang daripada perjanjian untuk membeli merek tersebut” referensi pembelian sayur dan kertas tisu.













Sumber http://kickfahmi.blogspot.com