Seperti yang Anda ketahui sekarang, predator posisinya lebih tinggi dalam rantai makanan daripada mangsanya. Kebanyakan predator dianggap sebagai konsumen sekunder dan / atau tersier, meskipun konsumen primer yang memakan tanaman sanggup dianggap predator di bawah definisi herbivora.
Mangsa hampir selalu melebihi jumlah pemangsa, yang bekerjasama kembali dengan konsep pedoman energi dan piramida energi. Diperkirakan bahwa hanya 10 persen energi yang mengalir atau ditransfer antara tingkat trofik; masuk nalar bahwa predator teratas jumlahnya lebih rendah alasannya yakni tidak ada energi yang cukup yang sanggup mengalir ke tingkat atas untuk mendukung jumlah yang lebih besar.
Hubungan predator-mangsa juga melibatkan apa yang dikenal sebagai siklus predator-mangsa. Ini yakni siklus umum:
Predator mengendalikan populasi mangsa, yang memungkinkan jumlah predator meningkat. Peningkatan ini menghasilkan penurunan populasi mangsa sebagai predator mengkonsumsi mangsa. Kehilangan mangsa ini kemudian menjadikan penurunan jumlah predator, yang memungkinkan mangsa meningkat. Ini berlanjut yakni siklus yang memungkinkan ekosistem secara keseluruhan tetap stabil.
Contoh dari hal ini yakni kekerabatan antara populasi serigala dan kelinci: saat populasi kelinci meningkat, ada lebih banyak mangsa yang dimakan serigala. Ini memungkinkan populasi serigala meningkat, yang berarti lebih banyak kelinci harus dimakan untuk mendukung populasi yang lebih besar. Ini akan menjadikan populasi kelinci berkurang.
Ketika populasi kelinci berkurang, populasi serigala yang lebih besar tidak sanggup lagi didukung alasannya yakni kurangnya mangsa, yang akan menjadikan janjkematian dan penurunan jumlah serigala secara keseluruhan. Lebih sedikit pemangsa memungkinkan kelinci lebih banyak untuk bertahan hidup dan bereproduksi, yang meningkatkan populasi mereka sekali lagi, dan siklus kembali ke awal.
Sumber https://infoana.comm