Monday, April 2, 2018

√ Sedikit Pesan Dari Yang Pernah Berkesan


Setelah pada balasannya nomer aku yang usang sanggup dipakai lagi, aku mengirim sms penting kepada salah satu sobat saya. Pesan singkat ini menyangkut hidup-mati seseorang. Sedemikan rupa aku merangkai kata-kata biar sms tersebut terlihat sangat singkat, padat, terang dan terkesan 'penting'. Agar kesan 'penting' itu lebih didapat aku menambah sebaris pantun, biar lebih cepat dibalas. Isi pantunnya kira-kira menyerupai ini:

'Dua kali dua sama dengan enam belas, sempat tak sempat harus dibalas.'

Memang terdengar agak lawas, namun benar saja. Tak hingga semenit, temen aku eksklusif bales sms 'penting' tersebut. Balesan smsnya kira-kira menyerupai ini:

'DUA KALI DUA SAMA DENGAN EMPAT KALEEE'

Saat membaca sms jawaban tersebut aku hanya menghela napas. Hadeuh. Bukan, bukan karna aku terbelakang dalam perkalian, tapi karna pada ketika itu aku menyadari satu sifat dasar manusia. Manusia seringkali terlalu memperhatikan hal kecil, sehingga mengabaikan hal-hal yang justru penting. Buktinya, sms 'penting' aku ga digubris sama sekali, melainkan jawaban dua kali dua yang diperhatiin. Inikan sms, bukan lagi pelajaran mencongak (cuma anak 90-an yang ngerti mencongak apaan).

Terkadang, insan memang seringkali mempermasalahkan hal-hal kecil sehingga hal yang justruseharusnya diperhatikan, malah dibiarkan begitu saja. Belajar dari yang udah-udah, dalam suatu hubungan, kita lebih sering meributkan perkara-perkara kecil, sehingga pada waktunya kita justru kehilangan sesuatu yang sangat penting. Sesuatu yang penting itu berbeda bagi tiap-tiap orang, tapi seharusnya diri kita sendiri tahu mana yang penting (at least for your own self) dan mana yang tidak. Kalo kata Mbok Katty Perry 'I stand for nothing, so i fell for everything'. Dan sesudah kehilangan, gres kita sadari bahwa perkara-perkara yang selama ini ada ga lebih penting dari kehilangan yang udah kita rasakan.

Kehilangan sesuatu itu ngga yummy banget, kaya aku yang gres kehilangan hp. Rasanya hampa, kaya padang pasir di gurun sahara. Huft. Tapi aku punya satu prinsip dalam hidup, dan aku selalu percaya akan hal ini, bahwa 'jika kau kehilangan sesuatu, maka kau akan mendapat sesuatu pula. tapi jikalau kau bersikeras mempertahankan sesuatu, maka akan ada sesuatu pula yang akan hilang dari kamu'. Dalam bentuk apapun itu. Sama menyerupai bahwa di dalam 'ke-tidakada-an' ada sebuah 'ke-tidakada-an'. Jadi, sesuatu tidak pernah benar-benar tidak ada. 

Meminjan kata-kata Mario Teguh, 'mari kita lupakan perkara-perkara kecil, sakit hati-sakit hati kecil'. Daripada ente gede-gedein duduk kasus kecil, mending ente gedein perut sajalah. Karna pada akhirnya, penyesalan selalu tiba belakangan, kalo duluan namanya PAK SIGIT. 

*Pak, SIGIT itu guru biologi saya. Beliau selalu tiba 5 menit lebih awal sebelum kelas dimulai. Beliau orang yang sangat menghargai waktu, sampai-sampai aku ngga tau beliau pernah menyesal apa engga.



 Terakhir, buat seluruh perjaka berpengaruh yang ada di dunia ini: Ingat! Jangan simpel larut dalam perasaan, kalian bukan butiran jasjus! Jadilah rotan yang tidak akan pernah tergantikan oleh akar apapun. 

Sumber http://kickfahmi.blogspot.com