Tuesday, April 17, 2018

√ Sejarah El Clasico

El Clasico (bahasa Inggris: The Classic; juga dikenal sebagai El Derbi Espanyol atau El Classic) yaitu nama umum yang diberikan untuk setiap pertandingan sepak bola antara FC Barcelona dan Real Madrid. Pertemuan mereka terjadi setiap tahun sebagai bab dari kompetisi La Liga Spanyol, dengan maksimum sembilan pertandingan tahun, dengan dua perhiasan di Copa del Rey, Liga Champions, dan Supercopa de Espana, dengan kemungkinan lain dalam Piala Super UEFA dan Final Liga Champions. Kedua klub ini adalah klub-klub yang paling mengikuti pertandingan sepak bola di dunia, disaksikan oleh ratusan juta orang.
Rivalitas antara Los Galacticos dan Blaugrana itu lebih darisekadar rivalitas biasa antarklub atau mereka yang fanatik, jugalebih dari sekadar sukses komersil atau keberhasilan menghadirkansatu miliar pemirsa yang menyaksikan pribadi tabrak ini. Clasicoadalah panggung di mana setiap tahunnya warga Kataloniamemproklamasikan kemerdekaan mereka dari Spanyol.

Bendera Katalan berkibar hampir di setiap tabrak El Clasico


Katalonia sendiri merupakan suatu negara yang mempunyai bahasa,budaya dan identitas sendiri hingga 11 September 1714, ketika RajaPhilip V menaklukkan tempat Katalan. Beberapa ketika kemudian,sejumlah teritori di Iberia juga digabungkan, yang sekarang menjadidaerah yang kita kenal sebagai Spanyol.
Selama 200 tahun lebih, bahasa Spanyol terus diperkenalkan diKatalonia dan hingga balasannya menjadi bahasa resmi dari daerahtersebut. Warga Katalan tetap diperbolehkan memakai bahasa ibu,namun semua hal perizinan, sekolah, dokumen dan bahkan mediadiharuskan memakai bahasa Spanyol. Hal ini menciptakan kebanggaanwarga Katalan terkikis, tapi tak hingga hilang.
Pada awal kala 20an, Katalonia menciptakan usaha besar untuk bisamenegaskan kemerdekaan. Sayangnya, rencana mereka diredam olehFranco, militan sayap kanan dan konservatif, yang lalu menjadisatu-satunya diktator Spanyol di tamat Perang Sipil Spanyol pada1939, dan selama 36 tahun ke depan, beliau memerintah negaranya denganmenjadikan ketakutan, tekanan dan kekuatan militer sebagaisenjatanya.
Namun ada juga yang berusaha melaksanakan pemberontakan, terutamamereka yang berasal dari tempat Basque dan Katalan, meski parapemberontak dari tempat lain juga terus bermunculan kolam jamur dimusim hujan. Pemberontak yang tertangkap lalu disiksa, dipaksamemberikan info dan lalu dibunuh.
Di masa sulit sejarah Spanyol inilah yang lalu menjadikanBarcelona muncul lebih dari sekadar klub. Mereka berubah menjadisimbol pujian dari warga Katalan dan mewakili impian untukmasa depan yang lebih baik.
Rezim penguasa mempunyai wakilnya tersendiri, Real Madrid. Taksedikit yang lalu menilai Real Madrid yaitu perwakilan daripihak yang berseberangan dengan Barcelona.
Setelah Franco meninggal dunia pada 1975, yang berujung padaberakhirnya pemerintahan kediktatoran miliknya, hak Katalonia,termasuk penggunaan bahasa Katalan di semua pertokoan,dikembalikan, meski keinginan untuk merdeka belum jugaterwujud.
Hari ini, Real Madrid, yang mengenakan seragam putih-putih,masih mewakili Spanyol yang murni dan bersatu. Sebaliknya,Barcelona dengan bangganya mewakili bendera Katalan, yang merupakansatu-satunya bendera di Katalonia, yang tersemat di jersey merekasebagai bentuk proteksi atas usaha tanpa henti untuk negarayang merdeka.

“Everyone picks a side”
Pernyataan di atas yaitu perseteruan ideologi, sosial, dan politik antara kebudayaan tempat yang ingin merdeka dengan pemerintah sentra yang kuat, dan tidak hanya melibatkan FC Barcelona dan Real Madrid, atau Catalunya dan Castille, tetapi juga seluruh masyarakat Spanyol. Ketika duel El Clásico berlangsung, sanggup dipastikan, seluruh orang di Spanyol akan terbagi dua. El Clásico mempunyai fungsi yang ‘unik’ yaitu sebagai ‘pembatas transparan’ antara dua tempat dalam satu negara. Suporter dari klub lain, siapa pun mereka, akan menentukan salah satu di antara Barcelona dan Real Madrid, menurut kepentingan dan ideologi masing-masing, everyone (should) picks a side.

Sumber http://kickfahmi.blogspot.com