Saturday, June 16, 2018

√ Wereng Hiau

 Diskripsi Nephotettix virescens
Biologi Nephotettix virescens
            Wereng hijau, Nephotettix virescens Distant yakni anggota familia Cicdellidae ordo Hemiptera yang hidup di pertanaman padi, namun tidak menjadi hama penting tumbuhan padi. Peran penting N. virescens di Indonesia ketika ini yakni sebagai vektor virus tungro padi (Hibino dan Cabauatan, 1986; Siwi,1992, Widiarta dan Nakasuji, 1992). Di antara vektor virus tungro yang ada di Indonesia, N. virescens yakni vektor terpenting, lantaran paling efektif menularkan virus tungro dan populasinya lebih banyak didominasi di antara vektor lain (Himawati dan Supriyadi, 2003; Supriyadi et al., 2004). Efektivitas N. virescens asal populasi wilayah endemi dalam menularkan virus tungro mencapai 81%, sedangkan asal wilayah nonendemi 52 % (Supriyadi et al., 2004 dan Supriyadi et al., 2008 ).
Morfologi dan fisiologi Nephotettix virescens
Ukuran panjang tubuh, panjang sayap, panjang tungkai, panjang stylet, dan lebar kepala N. virescens jantan dan betina penular aktif dan bukan penular aktif tidak mengatakan perbedaan kasatmata pada aras ketelitian 5%. N. virescens penular aktif tidak memiliki ukuran morfologi spesifik berkaitan dengan kemampuannya menularkan virus tungro. Individu N. virescens penular aktif tidak mempunyai ukuran morfologi luar yang berbeda dengan individu bukan penular aktif.
Pita protein dengan berat molekul 173, 134, dan 68 kDa muncul pada N. virescens penular aktif. Ketiga protein tersebut juga muncul sangat tebal. Artinya, protein tersebut mempunyai kandungan atau kuantitas protein yang tinggi. Protein tersebut juga tidak muncul pada N. virescens yang belum terpapar virus tungro padi, sehingga hal tersebut memperkuat dugaan ada relasi antara kemampuan menularkan virus tungro virus tungro dari N. virescens tersebut Protein tersebut diduga tidak diekspresikan secara terus menerus (bukan protein constitutive). Hal ini ditunjukkan oleh kandungan protein yang bervariasi sangat tinggi (pita tebal), rendah, bahkan ada yang tidak terdeteksi.
Protein dengan berat molekul 173, 134, dan 68 kDa tersebut tidak pernah muncul pada N. virescens yang belum makan akuisisi pada tumbuhan padi bergejala tungro, sehingga keberadaannya berkaitan dengan N. virescens penular aktif yang telah berinteraksi dengan virus tungro. Meskipun demikian, protein tersebut belum sanggup dinyatakan sebagai komponen helper. Hasil identifikasi komponen N. virescens penular aktif oleh Supyani (1998) mempunyai berat molekul 15, 18, 23, 36, dan 45 kDa.
Potensi Nephotettix virescens sebagai Vektor
Menurut Hibino dan Cabauatan (1987), proses penularan virus tungro oleh N. virescens, melibatkan senyawa kimia komponen pembantu (helper component) yang berperan mengikat partikel virus. Kemampuan vektor dalam menularkan virus tungro bersifat individual, sehingga tidak semua anggota dalam populasi mernjadi vektor yang kompeten (Gray dan Banerjee, 1999) Jauh sebelumnya, Ling (1972) menyatakan, bahwa di antara anggota populasi N. virescens terdapat kelompok individu penular aktif (active transmitters) dan individu bukan penular (nontransmitters). Penular aktif yakni individu yang sanggup menularkan virus sesudah makan akuisisi.

Individu penular aktif diduga mempunyai abjad berbeda dengan individu bukan penular, namun perbedaan tersebut masih belum diketahui. Karakterisasi N. virescens penular aktif belum tentu cukup memakai sifat morfologi. Upaya memahami kasus-kasus keragaman populasi sering memerlukan studi lebih dalam pada aras molekular. Hal tersebut disebabkan, lisan gen tidak selalu dalam wujud morfologi, namun sanggup berupa abjad fisiologi. Perubahan dalam abjad fisiologi hanya menghipnotis sistem kinerja sel (Brooker, 1999), sehingga tidak sanggup dideteksi pada aras morfologi.

Sumber http://kickfahmi.blogspot.com