Komponen abiotik juga dikenal sebagai faktor abiotik. Faktor-faktor abiotik dalam ekologi terdiri dari faktor-faktor non-hidup dan fisik lingkungan. Komponen non-hidup menyerupai nilai pH, padatan, air, intensitas cahaya sebagai sumber energi, suhu atmosfer, kelembaban, faktor fisik tanah menyerupai ketinggian, gradien dan tempat dan iklim mikro. Komponen abiotik mempunyai dampak yang besar lengan berkuasa pada distribusi, perilaku, hubungan dan struktur organisme hidup.
Komponen Abiotik ekosistem ialah mengacu pada lingkungan fisik dan beberapa variabel yang berinteraksi yang sanggup dibagi menjadi empat lipatan:
- (i) Litosfer yang berarti materi mineral padat di bumi dan bentuk tanah juga;
- (ii) Hidrosfer, yaitu air di lautan, danau, sungai, topi es, dll .;
- (iii) udara, adonan gas di udara; dan
- (iv) Energi sinar matahari.
Energi berinteraksi dengan batu, air dan gas untuk menghasilkan lingkungan yang kompleks dengan sejumlah besar variabel diidentifikasi menyerupai panas, cahaya, hujan, angin, salju, kabut, debu, badai, kebakaran, dll. Dengan demikian, oleh interaksi variabel, lingkungan diciptakan dan dipelihara sebagai unit dimana setiap komponen tunggal tidak sanggup dihapus atau diubah tanpa mengganggu komponen lain.
Oleh sebab itu, lingkungan ialah seluruh pecahan yang dinamis, yang tetap terus menerus dalam keadaan fluks dan juga mempunyai ruang yang bervariasi. Analisis struktural lingkungan dalam ekosistem sangat diharapkan untuk mengetahui gradien energi dan anutan mereka.
Secara fungsional ekosistem memungkinkan anutan energi dan perputaran dari materi yang menjamin stabilitas sistem dan kelangsungan hidup. Energi yang dibutuhkan untuk semua proses-proses kehidupan berasal dari radiasi matahari.
Selama fotosintesis, flora hijau mengkonversi energi cahaya menjadi energi kimia (potensial) dan membuatnya tersedia untuk organisme lain sebagai makanan. Dengan demikian, anutan kontinu energi dari matahari melalui organisme mempertahankan kehidupan di bumi. Hukum Termodinamika mengatur cara transfer dan transformasi energi.
Ia mengatakan, energi tidak pernah sanggup dihancurkan, tetapi menjelma bentuk yang berbeda. Oleh sebab itu, pecahan dari energi radiasi matahari yang tidak dipakai dalam fotosintesis dipakai dalam pemanasan udara, air dan tanah. Kaprikornus beberapa perubahan tidak terjadi dalam rangka siklik alam.
Pada alhasil energi dipantulkan kembali ke luar angkasa sebagai panas. Bahkan, sebagian kecil energi cahaya yang tersedia dipakai selama fotosintesis dan pecahan yang sangat sedikit yang disimpan dalam jaringan hewan; massal yang terbuang sebagai panas.
Titik berikutnya ialah rasio antara produksi dan asimilasi energi. Organisme kecil memanfaatkan sebagian besar dari energi berasimilasi untuk pertumbuhan sementara organisme yang lebih besar mengkonsumsi pecahan yang lebih besar dari energi berasimilasi untuk pemeliharaan organisme (respirasi). Namun, semua prosedur transformasi energi, rantai makanan, asimilasi dll, yang dinyatakan sebagai efisiensi ekologi.
Oleh sebab itu terang bahwa dua proses, yaitu anutan energi dan perputaran dari materi yang sama-sama penting untuk fungsi ekosistem. Kedua proses tidak sanggup dipisahkan dan dijalankan secara bersamaan. Sebagai konsekuensi dari interaksi, aneka macam zat organik akan dihasilkan. Produksi ini disebut produksi biologis, yang intinya berbeda dari produksi kimia dan industri. Ahli biologi tertarik dalam produksi ini sebab pecahan dari proses abadi.
Dalam berurusan dengan ekosistem, konsep komunitas sangat penting yang sanggup didefinisikan sebagai kumpulan dari sejumlah organisme termasuk manusia. Organisme termasuk beberapa spesies yang menempati habitat yang sama.
Bahkan mikro-organisme ialah pecahan dari komunitas. Di sini, ‘komunitas’ intinya diperlakukan sebagai komponen biotik ekosistem. Suatu populasi sanggup juga didefinisikan ekologis sebagai kelompok organisme dari spesies yang sama menempati ruang tertentu. Namun, populasi ialah unit dasar dari agregat komunitas individu dari spesies yang sama yang kawin di antara mereka sendiri.
Tentu para anggota tinggal di tempat umum dan ingin memakai sumber daya yang sama dari ekosistem tertentu. Dengan cara ini, dengan cara interaksi antara organisme dan lingkungannya, setiap populasi berbagi gaya hidup, yang ditunjuk sebagai niche atau niche ekologi dari populasi.
Ceruk atau nivhe menunjukkan pecahan tertentu dari habitat diduduki oleh masing-masing spesies. Pada tahun 1917, J. Grinnell pertama kali menyebut kata ini. Pada tahun 1927, C. Elton mendefinisikan niche sebagai tempat binatang pada lingkungan biotik –populasi pada komunitas. Dengan cara yang sederhana, sanggup dikatakan bahwa habitat ialah alamat dari spesies dan niche ialah profesinya.
Jadi, beberapa populasi dengan fungsi yang berbeda sanggup menempati habitat yang sama. Niche ekologi disebut totalitas faktor biotik dan abiotik dengan populasi tertentu yang menyesuaikan diri secara unik.
Istilah penting yang fundamental dengan konsep niche ekologi ialah Bioma. Bioma ialah sebuah komunitas biotik ditandai dengan bentuk kehidupan yang berbeda dari spesies klimaks. Spesies titik puncak pada unit terpadu yang bertindak sebagai indikator iklim tertentu.
Pertumbuhan serta bentuk-bentuk kehidupan populasi titik puncak menunjukkan hasil interaksi antara organisme dan lingkungan mereka. Meskipun spesies titik puncak ialah subjek diskusi kontroversial, masih setiap zona iklim mengandung beberapa spesies tertentu yang dominan.
Sebagai insan ialah binatang yang paling unggul di bumi, ia bisa memanipulasi lingkungannya sendiri. Kadang-kadang ia mengeksploitasi alam sehingga sangat banyak bentuk kehidupan, bermanfaat untuk kelangsungan hidupnya atau menghancurnya secara sadar. Ini mengganggu keseimbangan ekosistem alam dan insan menghadapi konsekuensi aneh. Misalnya, teknik moder Pertanian dan pengembangan industri telah membawa dampak jelek pada ekosistem.
Sumber https://infoana.comm