Penerjemah:
Abu ANaS MA
___________
Segala Puji hanya milik Allah, Tuhan semesta alam, shalawat dan salam atas Rasulullah saw dan orang-orang yang mendukungnya.
Akhlak dan Ilmu yaitu dua sisi mata uang
Para ulama setuju bahwa susila merupakan landasan utama secara spiritual untuk kebangkitan suatu umat, neraca pertumbuhan, perkembangan dan kemajuannya. Sedangkan Ilmu yaitu landasan utama secara materi untuk sebuah kebangkitan dalam banyak sekali sisi kehidupan. Oleh lantaran itu, ilmu tidak bisa secara sendirian memperlihatkan kehidupan kepada insan jikalau tidak disertai dengan susila dan nilai-nilai mulia. Namun demikian tidak akan berdiri tegak kebangkitan umat ini kecuali dengan hadirnya kedua asas tersebut secara bersamaan, sehingga sanggup memperlihatkan kemajuan dengan banyak sekali kebaikan bagi insan yang diciptakan untuk meraih kebahagiaan dan kesenangan, serta kehidupan dengan penuh ketenangan dan ketentraman.
Ketika umat ini mempunyai keterikatan dengan ilmu dan akhlak, maka akan terbangunlah kemuliaan dan kedudukannya di tengah umat lainnya; lantaran ilmu dan susila menyerupai saudara kembar; dengan keduanyalah muncul prestasi, dan dengan keduanya pula terjadi kemajuan. Itulah yang pernah terjadi dan belum pernah di temukan setelahnya dalam sejarah peradaban umat Islam yang agung, yang landasannya yaitu ilmu dan susila yang bersumber dan memancar dari islam dan seluruh risalah samawiyah; sebagaimana yang pernah disabdakan oleh Nabi saw:
إنما بعثت لأتمِّم مكارم الأخلاق
“Sesungguhnya saya diutus, yaitu untuk menyempurnakan susila yang mulia”. (Ahmad)
Sehingga merekapun mempunyai keistimewaan dan kreatifitas dalam banyak sekali medan kerja; keilmuan, etika, sosial, tsaqafah, ekonomi, olah raga, seni dan riset, dan lantaran itu pula dakwah kepada ilmu sangatlah mulia dan tinggi derajatnya. Allah berfirman:
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. (Al-Mujadilah:11)
Rasulullah bersabda:
طلب العلم فريضة على كل مسلم ومسلمة
“Menuntut ilmu yaitu wajib bagi setiap muslim dan muslimah”
Bahkan Nabi saw menjadikannya (menuntut ilmu) sebagai jalan gampang menuju surga, menyerupai dalam riwayat Abu Hurairah ra, dia berkata: Rasulullah saw bersabda:
من سلك طريقًا يلتمس فيه علمًا سهَّل الله له طريقًا إلى الجنة
“Barangsiapa yang melintasi jalan yang di dalamnya untuk mencari ilmu pasti Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga”. (Muslim)
Ilmu juga sanggup memajukan kehidupan dan peradaban umat ketika dilandasi dengan susila yang mulia. Allah berfirman:
أَفَمَنْ أَسَّسَ بُنْيَانَهُ عَلَى تَقْوَى مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٍ خَيْرٌ أَمْ مَنْ أَسَّسَ بُنْيَانَهُ عَلَى شَفَا جُرُفٍ هَارٍ فَانْهَارَ بِهِ فِي نَارِ جَهَنَّمَ وَاللَّهُ لا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
“Maka Apakah orang-orang yang mendirikan mesjidnya di atas dasar taqwa kepada Allah dan keridhaan-(Nya) itu yang baik, ataukah orang-orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurang yang runtuh, kemudian bangunannya itu jatuh bahu-membahu dengan Dia ke dalam neraka Jahannam. dan Allah tidak memperlihatkan petunjuk kepada orang- orang yang zalim”. (At-Taubah:109)
Ilmu dan Akhlak yaitu dua pilar Kebangkitan
Kita yaitu umat “Iqra” yang hingga kini menjadi dustur pertama yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi saw:
إقرأ باسم ربك الذي خلق
“Bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah menciptakan” (Al-Alaq:1)
Dan menulis menjadi dustur kedua yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi saw:
ن والقلم وما يسطرون
“Nun, Demi Al-Qalam dan apa yang dituliskan” (Al-Qalam:1)
Sedangkan Akhlak merupakan penyempurna akan dustur tersebt secara realita dan praktek, sebagaimana yang disabdakan Nabi saw:
إنما بعثت لأتمِّم مكارم الأخلاق
“Sesungguhnya saya diutus, yaitu untuk menyempurnakan susila yang mulia”. (Ahmad)
Maksudnya yaitu bahwa nilai-nilai mulia dan susila merupakan pondasi seluruh risalah samawiyah sebelumnya, lantaran Rasulullah bersabda: “Untuk menyempurnakan”.
Karena itu ilmu dan susila menjadi dua pilar kebangkitan di masa yang akan datang. Dan siapa yang merasa cukup dengan ilmu saja tanpa susila maka akan menjadikan dirinya menjadi penguasa yang zhalim dan diktator, dan bagi siapa yang mempunyai susila tanpa ilmu maka dirinya menjadi orang yang lalai, padahal umat Islam yang diutus oleh Allah merupakan umat yang terbaik ditengah umat manusia, yang tidak gampang dibodohi dan dikuasai; lantaran kesadarannya pada jalan kebangkitan, dan lantaran keimanannya serta totalitasnya kepada Allah SWT.
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
“Kamu yaitu umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya andal kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka yaitu orang-orang yang fasik”. (Ali Imran:110)
Hafizh Ibrahim pernah berkata:
وَالْـِعـلْمُ إِنْ لَــمْ تَـكْـتَنِفُهُ شَـمَائِلُ تُـعْـلِـيْهِ كَـــانَ مُـطِـيَّةَ الإِخْفَاقِ
لاَ تَـحْـسَبَنَّ الْـعِـلْمَ يَـنْـفَعُ وَحْــدُهُ مَــا لَمْ يَــتَــوَجَّ رَبـُّــهُ بَــخَـلاَقٍ
Dan ilmu, jikalau tidak membentuk pada susila # mulia maka akan menjadi sia-sia
Jangan sangka ilmu secara sendirinya akan memperlihatkan manfaat # Jika tidak diiringi oleh pemiliknya susila mulia
Dua pilar pembangunan peradaban yang bersih
Begitupula dengan pembangunan peradaban yang higienis harus mempunyai dua sayap; sayap ruhi (spiritual) dan sayap materi. Karena itu, dalam membangun peradaban dihentikan mengabaikan akhlak, hanya memperioritaskan materi yang ingin dicapainya; sehingga akan menjadi peradaban yang tidak mempunyai nilai dan bahkan tidak akan bisa terbang hingga pada tujuan yang diinginkan; lantaran apakah masuk nalar -padahal sebab-sebab kebangkitan senantiasa bersama kita- terjadi kemunudran dan keterbelakangan jalan pada umat ini? Sementara itu para cendekiawan banyak mengkaji banyak sekali lantaran yang menghambat umat Islam dalam meniti jalan menuju kebangkitannya. diantaranya adalah:
1. Jauh dari Allah
2. Adanya perpecahan dalam barisan
3. Menyebarnya kebodohan
4. Berkurangnya semangat menuntut ilmu
5. Berpangku tangan dengan kondisi yang merusak (akhlak
6. Tidak berhukum kepada aturan Allah dan syariat-Nya
7. Jumud terhadap abad keterbukaan pada setiap kemajuan global
Karena itu hakikatnya adalah
فِالْحِكْمَةُ ضَالَةُ الْمُؤْمِنِ
“Al-Hikmah (ilmu) yaitu sesuatu yang hilang dari orang beriman”
Imam Malik bin Nabi berkata:
وَالْعَالِمُ بِحِرْصِهِ عَلىَ الْحَقِيْقَةُ يَصْبَحُ أَخْلاَقًا لاَ يُطِيْقُ الْصَبْرَ عَلَى الْخَطَأِ حَتَّى يُجْرِيَ التَّصْحِيْحَ الْمَطْلُوْبَ عَلَيْهِ
“Orang yang akil pada hakikatnya dengan semangatnya yang membara akan menjadikannya mempunyai susila mulia, kemudian tidak mempunyai kekuatan untuk sabar terhadap suatu kekeliruan (kesalahan) sehingga senantiasa memperlihatkan pembenaran menyerupai yang diinginkan atasnya”.
Pilar-pilar suksesnya kebangkitan ilmu dan akhlak
1. Bertitik tolak dari Al-Qur’an dan Sunnah dalam melaksanakan pembangunan proyek kebangkitan; lantaran Al-Qur’an dengan hidayahnya akan memperlihatkan citra wacana karakteristik kebangkitan dan faktor-faktor kemajuan, sementara Sunnah nabawiyah sebagai contoh yang akan memperlihatkan citra karakteristik perubahan dan kebangkitan, yang akan bisa memperlihatkan kode insan dalam memperlihatkan solusi banyak sekali permasalahan, meluruskan susila dan mengarahkan harakahnya dan aktivitasnya di bumi, dan dengan sirahnya Nabi saw umat akan memahami akan pondasi dan faktor-faktor kebangkitan, menyingkap banyak sekali lantaran kelemahan, memahami akan manhaj yang benar dalam memimpin umat menuju tepian yang aman, mengenal apa yang ada di muka bumi wacana banyak sekali nikmat dan kekayaan Allah yang dianugerahkan kepada seluruh insan dan banyak sekali suplemen lainnya yang diberikan kepada orang-orang salih.
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالأرْضِ
“Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi”. (Al-A’raf:96)
2. Arahan dan petunjuk ditengah hakikat Al-Qur’an dan Sunnah kauniyah: Bahwa Al-Qur’an dan bumi yaitu dua kitab yang menafsirkan pesan yang tersirat penciptaan makhluk dan alam semesta, mengungkap banyak sekali tujuan rabbaniyah dalam memperlihatkan kiprah kepada insan -seluruh manusia- amanah khilafah; lantaran itu ayat-ayat Allah yang tertulis dan ayat-ayat Allah awut-awutan di alam berasal dari satu sumber, dan itu merupakan undangan yang gamblang untuk mengelola potensi dan kekayaan alam menuju realisasi kebangkitan ilmu dan materi; lantaran allah SWT tidak pernha mensyariatkan banyak sekali perintah secara sia-sia, dan juga dibentuk tidak mengalami perubahan meskipun kondisi insan mengalami perubahan, lantaran itu jatuhnya umat dan kebangkitannya, tidak mungin akan tepat dengan sendirinya melalui pengungkapan sunah kauniyah yang ditakdirkan Allah dalam kehidupan pada banyak sekali sisinya.
3. Reformasi insan dan metode pengajaran: Manusia merupakan sumber daya terbesar, jikalau memenuhi metode pengajaran yang dibangun atas dasar pemahaman dan pendalaman donasi kognitif modern, dan perkembangan ilmu gres dalam banyak sekali dimensi ilmu, lantaran itu bangsa dan negara sanggup mengambil manfaat dari kecerdasan anak bangsanya sendiri daripada harus pergi jauh untuk memperlihatkan pelayanan kepada umat lainnya.
4. Memanfaatkan ilmu untuk memperlihatkan pelayanan kepada insan dan pelatihan nilai-nilai mulia dalam jiwa: dan inilah yang diinginkan oleh Islam dari ilmu yang bermanfaat, dan inilah kaidah utama untuk sebuah kebangkitan umat secara umum, dan dikala ini kita sangat membutuhkannya lantaran kita sedang berada diambang kebangkitan menuju ilmu yang bermanfaat dalam banyak sekali lini dan dimensinya, yang mana hal tersebut mengarah kepada perasaan takut dan menuju keumuman pinjaman manfaat ke seluruh alam.
5. Mengeksplorasi harta karun dan sumber daya alam yang terdapat di perut bumi umat Islam, menyerupai yang telah diungkap setiap hari oleh para ulama geografi, geologi dan sejarah, dari para ulama kita yang terkemuka; cucu imam Ar-Razi, Zumakhsyari dan ibnu Haitsan, Ibnu Khaldun, Ibnu Sina, Biruni, yang mana mereka telah mengabdikan diri dalam banyak sekali bidang; medis, matematika, geografi, fisika, enginering, sebagaimana mereka juga mempunyai kelebihan dalam bidang akhlak, nilai dan agama secara bersamaan.
Dengan Semangat dan Cita-cita Mari kita Wujudkan Kebangkitan
Ada beberapa kendala yang sanggup menghalangi kita menuju sebuah kebangkitan ilmu dan akhlak; yaitu eksternal menyerupai taklid, ketergantungan dan kebodohan; dan internal menyerupai kediktatoran, kekacauan dan putus asa. Namun itu semua sanggup sirna lantaran adanya semangat yang tinggi, optimisme, dan harapan, tekun dalam mengawal proyek kebangkitan, dan menampilkan kekuatan umat secara moral dalam mengawali kehidupan Islami dan kebahagiaan umat insan di dunia.
Imam Syahid Hassan Al-Banna berkata wacana dua pilar ilmu pengetahuan dan moral, dalam rangka menghadirkan proyek islam menuju kebangkitan bangsa: “Umat membutuhkan pengetahuan yang menyerupai yang dibutukan untuk melaksanakan penemuan dan kreasi, dan Islam tidak menolak terhadap ilmu pengetahuan, dan menjadikannya sebagai salah satu kewajiban dari kewajiban lainnya” beliau juga berkata: ”Al-Quran tidak memisahkan antara ilmu dunia (sains) dan ilmu agama, bahkan dianjurkan untuk menguasai keduanya, dan menyatukan ilmu-ilmu alam semesta dalam satu ayat, bahkan memotivasi untuk meraihnya dan menjadikan ilmu sebagai sarana mempunyai rasa takut dan jalan untuk mengenal Allah SWT.
Karena itu dalam surat Fathir ayat 27 Allah berfirman:
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً
“Tidakkah kau melihat sebetulnya Allah menurunkan hujan dari langit”
hal tersebut menjadi isyarat suatu pergerakan dan pengetahuan wacana astronomi dan wacana menyatukan langit dan bumi. Kemudian Allah berfirman:
فَأَخْرَجْنَا بِهِ ثَمَرَاتٍ مُخْتَلِفًا أَلْوَانُهَا
“Lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya”
yang demikian merupakan isyarat adanya ilmu wacana tumbuhan ( botani), keajaiban dan kimiawi.
وَمِنَ الْجِبَالِ جُدَدٌ بِيضٌ وَحُمْرٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهَا وَغَرَابِيبُ سُودٌ
“Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat”.
Hal ini mengacu pada geologi dan stratigrafi, peredarannya dan perputarannya.
Dan dalam ayat 28 Allah berfirman:
وَمِنَ النَّاسِ وَالدَّوَابِّ وَالأنْعَامِ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ كَذَلِكَ
“Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang majemuk warnanya (dan jenisnya)”.
Sebagai acuan wacana biologi dan binatang dengan banyak sekali macamnya dari manusia, serangga dan binatang; Apakah Anda pikir bahwa ayat ini menyisakan sedikit wacana ilmu pengetahuan alam. Kemudian Allah menambahkan semua itu, dengan firman-Nya:
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama”
Lalu dia berkata wacana pilar akhlak:
“Dan bangsa yang ingin bangun sangat membutuhkan kepada moral .. moral yang mulia, yang besar lengan berkuasa dan kokoh dan jiwa yang mulia serta ambisi yang tinggi; lantaran mereka akan menghadapi tuntutan abad gres tidak sanggup dicapai kecuali dengan moralitas yang kuat, yang lapang dada yang bersumber dari iktikad yang mendalam, keteguhan yang mantap, pengorbanan yang banyak dan daya tahan yang besar, dan kebebasan publik dan untuk kebebasan berfikir; tidak hanyak untuk sanggup mentransfernya pada kreativitas dan inovasi, namun juga sanggup merumuskan diri secara penuh pada Islam semata .. yang membuat perbaikan diri dan kesuciannya sebagai pilar keberuntungan..
Allah berfirman:
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya”. (As-Syams:9-10)
Dan juga membuat perubahan forum umat sebagai renungan atas perubahan moral dan perbaikan diri. Allah berfirman:
إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
“Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”. (Ar-Ra’ad:11)
Semoga Allah membimbing kita semua menjadi orang yang akil dan berguru untuk kebangkitan negeri kita yang tercinta dan umat di dunia, mengangkat derajat kita di tengah seluruh umat, negara dan bangsa.
Sumber http://frequencia89.blogspot.com