Sunday, November 25, 2018

√ Apa Fungsi Sel Oligodendrosit?

Oligodendrosit berasal dari sel induk saraf dari istilah Yunani yang artinya, bersama-sama, “sel dengan beberapa cabang.” Fungsi Oligodendrosit yang utama yaitu untuk membantu isu bergerak lebih cepat di sepanjang akson. Oligodendrosit tampak menyerupai bola spikey. Di ujung paku mereka yaitu selaput putih mengkilap yang membungkus akson pada sel-sel saraf. Fungsinya yaitu untuk membentuk lapisan pelindung, menyerupai isolasi plastik pada kabel listrik. Lapisan pelindung ini disebut selubung mielin.


Sarungnya tidak kontinu. Ada celah di antara setiap membran yang disebut “simpul Ranvier,” dan itu yaitu simpul yang membantu sinyal listrik menyebar secara efisien di sepanjang sel-sel saraf. Sinyal bergotong-royong melompat dari satu simpul ke simpul berikutnya, yang meningkatkan kecepatan konduksi saraf sambil juga mengurangi berapa banyak energi yang diharapkan untuk mentransmisikannya. Sinyal di sepanjang saraf ber-mielin sanggup bergerak secepat 200 mil per detik.


Saat lahir, Anda hanya mempunyai beberapa akson mielin, dan jumlahnya terus bertambah hingga Anda berusia sekitar 25 hingga 30 tahun. Mielinisasi diyakini memainkan tugas penting dalam kecerdasan.


Oligodendrosit juga memperlihatkan stabilitas dan membawa energi dari sel darah ke akson.


Istilah “myelin sheath” atau selubung mielin mungkin bersahabat bagi Anda sebab hubungannya dengan multiple sklerosis. Pada penyakit itu, diyakini bahwa sistem kekebalan badan menyerang selubung mielin, yang menyebabkan disfungsi neuron-neuron itu dan mengganggu fungsi otak. Cidera tulang belakang juga sanggup menyebabkan kerusakan pada selubung mielin.


Penyakit lain yang diyakini terkait dengan disfungsi oligodendrosit meliputi:



  • Leukodistrofi

  • Tumor disebut oligodendroglioma

  • Skizofrenia

  • Gangguan bipolar


Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa oligodendrosit sanggup rusak oleh neurotransmiter glutamat, yang, di antara fungsi-fungsi lain, merangsang area otak Anda sehingga Anda sanggup fokus dan mempelajari isu baru. Namun, dalam kadar tinggi, glutamat dianggap sebagai “eksitotoksin,” yang berarti bahwa glutamat sanggup merangsang sel yang berlebihan hingga mereka mati.



Sumber https://infoana.comm