Monday, January 7, 2019

√ Gangguan Sistem Saraf

Seluruh sistem saraf sanggup secara luas diklasifikasikan ke dalam sistem saraf sentra dan sistem saraf tepi. Sistem saraf sentra terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf tepi terdiri dari saraf dan massa sel saraf, yang secara kolektif dikenal sebagai ganglia, yang berada di pinggiran luar otak dan sumsum tulang belakang. Sistem ini meliputi saraf kranial, sistem saraf visceral, sistem saraf somatik, dan sistem sensorik.


Berbeda dengan sistem saraf sentra yang terbungkus dalam tulang, tengkorak dan sawar darah-otak, saraf dan banyak sekali sub-sistem sistem saraf tepi terletak di pinggiran struktur kerangka primer dan Oleh lantaran itu, lebih rentan terhadap cedera dan racun. Penyakit pada sistem saraf memengaruhi sistem saraf  sentra maupun perifer, meskipun berbeda.


Penyakit dan Gangguan Sistem Saraf


Penyakit dan kelainan sistem saraf sanggup disebabkan lantaran kondisi genetik, gangguan autoimun, trauma, cedera mekanis, infeksi, pertumbuhan ganas menyerupai tumor, degenerasi sel, stroke dan cacat struktural. Ada beberapa penyakit yang secara pribadi mempengaruhi sistem saraf, menyerupai rabies, sementara ada yang lain yang mulai sebagai penyakit di beberapa organ lain tetapi kesudahannya menemukan jalan ke saraf dan otak, menyerupai nanah HIV (yang mungkin menumpulkan mnemonik dan kemampuan kognitif pasien, meskipun prosedur virus untuk mempengaruhi otak masih diteliti).


Kemudian lagi, ada penyakit degeneratif sistem saraf yang mengarah ke disfungsi progresif sistem saraf lantaran banyak sekali pecahan dan sel mulai mati atau kehilangan fungsinya dengan timbulnya penyakit tersebut. Penyakit Parkinson ialah pola penyakit neurodegeneratif yang sangat baik. Melanjutkan catatan ini, mari kita lihat daftar beberapa penyakit pada sistem saraf.



  • Sindrom Wallenberg

  • Penyakit Wilson

  • Sindrom Wernicke-Korsakoff

  • Myalgic Encephalomyelitis

  • Neuritis

  • Sakit saraf

  • Linu panggul

  • Penyakit Creutzfeldt-Jakob (secara keliru dipercaya sebagai penyakit yang setara dengan penyakit sapi gila)

  • Fibromyalgia

  • Meningitis

  • Stroke

  • Kelumpuhan

  • Sindrom Guillain-Barré

  • Neroma akustik

  • Astrocytoma sumsum tulang belakang

  • Limfoma Spinal Cord

  • Neuroblastoma

  • Giloma dari sumsum tulang belakang

  • Neurofibromatosis

  • Sindrom Tourette

  • Adenoma hipofisis

  • Ataxia Telangiectasia Syndrome (juga dikenal sebagai Sindrom Boder-Sedgwick dan Louis-Bar Syndrome)

  • Sclerosis Tuberous

  • Penyakit Von Hippel-Lindau

  • Poliomyelitis (umumnya dikenal sebagai Polio and Infantile Paralysis)

  • Bulbar Palsy

  • Amyotrophic lateral Sclerosis (juga dikenal sebagai Penyakit Lou Gehrig)

  • Atrofi Otot Tulang Belakang

  • Sindrom Terpal Carpal

  • Causalgia

  • Refleks Simpatis Distrofi

  • Neuromiotonia (Sindrom Ishak)

  • Neurasthenia

  • Stiff Person Syndrome (juga dikenal sebagai Kondisi Moersch-Woltman)

  • Neuropati Diabetik

  • Dyssomnias (narkolepsi, sleep apnea, dan banyak gangguan tidur lainnya)

  • Parasomnias

  • Penyakit Saraf Cranial (seperti gangguan saraf vagus, penyakit saraf wajah, penyakit saraf optik, dll.)

  • Sindrom Horner

  • Disrefleksia otonom

  • Hiperhidrosis kompensasi

  • Sindrom Frey

  • Adie Syndrome

  • Penyakit Tubuh Lewy

  • Myasthenia gravis

  • Sindrom Kaki Gelisah

  • Sindrom Rett

  • Penyakit Prion

  • Ataxia Friedreich

  • Edema serebral

  • Rabies

  • Epilepsi

  • Penyakit Alzheimer

  • Broca Aphasia

  • Cerebello-Olivary Degeneration of Holmes

  • Choroid Plexus Papilloma

  • Cerebral Palsy

  • Kista Arachnoid

  • Attention Deficit Hyperactivity Disorder

  • Penyakit Huntington

  • Penyakit Neuron Motorik

  • Multiple Sclerosis

  • Sindrom Klüver-Buchy

  • Sindrom Parinaud

  • Penyakit Parkinson

  • Sindrom Weber


Penyakit sistem saraf sering menganggap proporsi yang sangat serius dan efeknya berlipat ganda. Efek jelek dari sebagian besar gangguan ini tidak terbatas pada area yang terkena sistem saraf tetapi sering meluas ke banyak sekali organ dan fungsi biologis lainnya, tergantung pada fungsi apa yang dikendalikan atau diatur oleh saraf atau neuron yang terkena.


Yang terbaik untuk mencari perhatian medis pada pola pertama saat setiap kelainan saraf diduga dengan perubahan mendadak dalam sikap pasien atau kesulitan dalam melaksanakan fungsi fisik atau fisiologis yang teratur. Diagnosis dini seringkali merupakan cara terbaik untuk menghentikan kerusakan di mana ia memulai proses penyembuhan tanpa membiarkan penyakit / kelainan untuk berkembang lebih lanjut.



Sumber https://infoana.comm