Sisi otak mana yang terpengaruh juga penting lantaran fungsi kedua belahan otak (hemisfer serebral) tidak identik. Beberapa fungsi otak dilakukan secara langsung oleh satu belahan otak. Misalnya, gerakan dan sensasi pada satu sisi badan dikendalikan oleh belahan di sisi yang berlawanan. Fungsi-fungsi lain dilakukan terutama oleh satu belahan otak, yang dikatakan mayoritas untuk fungsi itu, dan belahan lainnya dikatakan tidak dominan.
Sebagai contoh, belahan otak kiri sebagian besar mengontrol bahasa pada kebanyakan orang. Karakteristik ini disebut dominasi bahasa belahan-kiri. Kerusakan hanya pada satu belahan otak sanggup menjadikan hilangnya fungsi tersebut. Namun, sebagian besar fungsi (seperti memori) memerlukan koordinasi beberapa area di kedua belahan otak. Agar fungsi tersebut benar-benar hilang, kedua belahan harus rusak.

Pola disfungsi tertentu sanggup dikaitkan dengan area otak yang telah rusak. Biasanya, dokter sanggup mendiagnosis jenis disfungsi dengan menyelidiki orang tersebut. Mereka mengajukan pertanyaan yang dirancang untuk mengevaluasi fungsi otak tertentu. Tes pencitraan, menyerupai computed tomography (CT) dan magnetic resonance imaging (MRI), biasanya diharapkan untuk mengidentifikasi penyebab kerusakan.
Kerusakan lobus frontal
Lobus frontal mempunyai fungsi-fungsi berikut:
- Memulai banyak tindakan
- Mengontrol keterampilan motorik yang dipelajari, menyerupai menulis, memainkan alat musik, dan mengikat tali sepatu
- Mengontrol proses intelektual yang kompleks, menyerupai ucapan, pemikiran, konsentrasi, penyelesaian masalah, dan perencanaan untuk masa depan
- Mengontrol ekspresi wajah dan gerakan tangan dan lengan
- Mengoordinasikan ekspresi dan gerak badan dengan suasana hati dan perasaan
Secara umum, kerusakan pada lobus frontal menjadikan hilangnya kemampuan untuk memecahkan duduk kasus dan untuk merencanakan dan memulai tindakan, menyerupai menyeberang jalan atau menjawab pertanyaan yang kompleks (kadang-kadang disebut fungsi eksekutif). Tetapi beberapa kerusakan spesifik bervariasi tergantung pada pecahan mana dari lobus frontal yang rusak.
Jika pecahan belakang lobus frontal (yang mengontrol gerakan sukarela) rusak, kelemahan atau kelumpuhan sanggup terjadi. Karena setiap sisi otak mengontrol pergerakan sisi badan yang berlawanan, kerusakan pada belahan kiri menjadikan kelemahan pada sisi kanan tubuh, dan sebaliknya.
Jika pecahan tengah lobus frontal rusak, orang mungkin menjadi apatis, lalai, dan tidak termotivasi. Pemikiran mereka menjadi lambat, dan respons mereka terhadap pertanyaan sangat lambat.
Jika pecahan belakang tengah lobus frontal kiri (area Broca) rusak, orang mungkin mengalami kesulitan untuk mengekspresikan diri mereka dalam kata-kata — gangguan yang disebut afasia Broca (ekspresif).
Jika pecahan depan lobus frontal rusak, hal-hal berikut sanggup terjadi:
- Kesulitan menahan sementara informasi yang tersedia untuk diproses (disebut memori kerja)
- Mengurangi kelancaran bicara
- Apatis (kurangnya emosi, minat, dan perhatian)
- Tidak perhatian
- Respons yang tertunda untuk pertanyaan
- Kurangnya kendala yang mencolok, termasuk sikap sosial yang tidak pantas
Orang-orang yang kehilangan penghalang mereka mungkin bangga dengan bangga (euforia) atau depresi, terlalu banyak argumentatif atau pasif, dan vulgar. Mereka mungkin tidak memperhatikan konsekuensi dari sikap mereka. Mereka juga sanggup mengulangi apa yang mereka katakan. Beberapa orang mengalami tanda-tanda yang sama dikala mereka bertambah bau tanah atau kalau demensia berkembang. Gejala-gejala ini sanggup terjadi akhir degenerasi lobus frontal.
Kerusakan lobus parietal
Lobus parietal mempunyai fungsi sebagai berikut:
- Menafsirkan informasi sensorik dari seluruh tubuh
- Menggabungkan tayangan bentuk, tekstur, dan berat ke dalam persepsi umum
- Mempengaruhi keterampilan matematika dan pemahaman bahasa
- Menyimpan memori spasial yang memungkinkan orang untuk mengarahkan diri mereka di ruang (tahu di mana mereka berada) dan untuk mempertahankan arah (tahu ke mana mereka pergi)
- Memproses informasi yang membantu orang mengetahui posisi pecahan badan mereka
Fungsi-fungsi tertentu cenderung lebih dikendalikan oleh salah satu lobus parietal (biasanya kiri). Ini dianggap sebagai lobus dominan. Lobus lain (tidak dominan) mempunyai fungsi lain, menyerupai memungkinkan orang untuk menyadari bagaimana badan berafiliasi dengan ruang di sekitarnya.
Kerusakan pada pecahan depan lobus parietal di satu sisi menjadikan mati rasa dan merusak sensasi pada sisi badan yang berlawanan. Orang yang terkena dampak kesulitan mengidentifikasi lokasi dan jenis sensasi (rasa sakit, panas, dingin, atau getaran). Orang mungkin mengalami kesulitan mengenali objek dengan sentuhan (yaitu, oleh tekstur dan bentuknya).
Jika pecahan tengah rusak, orang tidak sanggup membedakan sisi kanan dari kiri (disebut disorientasi kanan-kiri) dan mempunyai duduk kasus dengan perhitungan dan penulisan. Mereka mungkin mempunyai duduk kasus mencicipi di mana bagian-bagian badan mereka (rasa yang disebut proprioception).
Jika lobus parietal yang tidak mayoritas (biasanya kanan) rusak, orang mungkin tidak sanggup melaksanakan tugas-tugas keterampilan sederhana, menyerupai menyisir rambut atau berpakaian — disebut apraksia. Mereka juga mungkin mengalami kesulitan memahami bagaimana benda saling berafiliasi di ruang. Akibatnya, mereka mungkin kesulitan menggambar dan membangun sesuatu, dan mereka mungkin tersesat di lingkungan mereka sendiri. Orang-orang ini juga sanggup mengabaikan sifat serius gangguan mereka atau menolak keberadaannya. Mereka mungkin mengabaikan sisi badan yang berlawanan dengan kerusakan otak (biasanya sisi kiri).
Kerusakan lobus temporal
Lobus temporal mempunyai fungsi-fungsi berikut:
- Menghasilkan memori dan emosi
- Memproses insiden langsung menjadi memori gres dan jangka panjang
- Menyimpan dan mengambil ingatan jangka panjang
- Memahami bunyi dan gambar, memungkinkan orang untuk mengenali orang lain dan benda-benda dan untuk mengintegrasikan telinga dan ucapan
Pada kebanyakan orang, pecahan dari lobus temporal kiri mengontrol pemahaman bahasa. Jika pecahan itu rusak, memori untuk kata-kata sanggup secara drastis terganggu, menyerupai kemampuan untuk memahami bahasa — gangguan yang disebut aphasia Wernicke (reseptif) (lihat tabel Menguji Seseorang dengan Aphasia).
Jika area tertentu dari lobus temporal kanan rusak, memori untuk bunyi dan musik mungkin terganggu. Akibatnya, orang mungkin kesulitan menyanyi.
Kerusakan lobus oksipital
Lobus oksipital berisi pusat utama untuk memproses informasi visual.
Lobus oksipital mempunyai fungsi-fungsi berikut:
- Memproses dan menafsirkan visi
- Memungkinkan orang untuk membentuk kenangan visual
- Mengintegrasikan persepsi visual dengan informasi spasial yang disediakan oleh lobus parietal yang berdekatan
Jika kedua sisi lobus oksipital rusak, orang tidak sanggup mengenali objek dengan penglihatan, meskipun mata itu sendiri berfungsi secara normal. Gangguan ini disebut kortikal kebutaan. Beberapa orang dengan kebutaan kortikal tidak menyadari bahwa mereka tidak sanggup melihat. Sebagai gantinya, mereka sering menciptakan deskripsi perihal apa yang mereka lihat (disebut omongan). Gangguan ini disebut sindrom Anton.
Kejang yang melibatkan lobus oksipital sanggup menjadikan halusinasi yang melibatkan penglihatan. Misalnya, orang mungkin melihat garis warna dikala mereka melihat ke arah tertentu.
Lobus Limbik (Sistem Limbik)
Lobus limbik mencakup struktur yang terletak jauh di dalam serebrum dan beberapa pecahan lobus yang berdekatan, menyerupai lobus temporal. Struktur ini mempunyai fungsi sebagai berikut:
- Menerima dan mengintegrasikan informasi dari banyak area otak, memungkinkan orang untuk mengalami dan mengekspresikan emosi
- Membantu formulir dan mengambil kenangan
- Membantu orang menghubungkan ingatan dengan emosi yang dialami dikala ingatan terbentuk
- Kerusakan yang menghipnotis lobus limbik biasanya menghasilkan aneka macam masalah.
Jika kejang terjadi akhir kerusakan pada area lobus temporal di lobus limbik, orang mungkin tidak sanggup mengendalikan perasaan mereka atau berpikir jernih. Mereka mungkin mencium anyir kedaluwarsa yang tidak ada (sejenis halusinasi). Terkadang, kejang-kejang ini menjadikan perubahan kepribadian menyerupai tanpa humor, religiusitas ekstrem, dan obsesif. Orang mungkin juga mempunyai impian besar untuk menulis.
Lokasi Lainnya
Banyak fungsi otak yang dilakukan oleh beberapa area otak yang bekerja bersama (jaringan), bukan oleh satu area di otak. Kerusakan jaringan ini sanggup menjadikan hal berikut:
- Agnosia (kehilangan kemampuan untuk mengidentifikasi objek memakai satu atau lebih indera)
- Amnesia (total atau sebagian hilangnya kemampuan untuk mengingat pengalaman atau peristiwa)
- Afasia (kehilangan sebagian atau sepenuhnya kemampuan untuk mengekspresikan atau memahami bahasa mulut atau tulisan)
- Apraxia (kehilangan kemampuan untuk melaksanakan kiprah yang membutuhkan pola mengingat atau urutan gerakan)
- Disartria (kehilangan kemampuan untuk mengartikulasikan kata-kata secara normal) sanggup disebabkan oleh kerusakan pada area otak atau saraf kranial yang mengontrol otot yang terlibat dalam menghasilkan bunyi atau oleh kerusakan pada serabut saraf yang menghubungkan area ini.
Sumber https://infoana.comm