Wednesday, January 18, 2017

√ Cara Pembenihan Ikan Nila

Pembenihan ikan nila merupakan perjuangan budidaya yang sangat produktif. Meskipun jumlah telurnya relatif sedikit, namun frekuensi pemijahan ikan nila cukup sering. Ikan ini bisa dikawinkan setiap bulan, hingga usia produktifnya habis.


Ikan nila simpel memijah secara alami. Bahkan ikan ini simpel sekali memijah secara liar di kolam-kolam budidaya. Tidak menyerupai ikan mas atau ikan lele yang memerlukan banyak rekayasa. Pengaturan hanya dibutuhkan untuk mengelola semoga pemijahan berlangsung terkendali.


Dengan pengelolaan yang tepat, pembenihan ikan nila akan menjadi perjuangan yang menguntungkan. Pada kesempatan kali ini akan diulas apa saja yang perlu dipersiapkan untuk memulai pembenihan ikan nila.


Tempat pembenihan ikan nila


Hal pertama yang harus disiapkan dalam pembenihan ikan nila ialah penyiapan daerah atau kolam budidaya. Terdapat empat tipe kolam yang dibutuhkan untuk pembenihan ikan nila, diantaranya:



  1. Kolam pemeliharaan indukan. Kolam ini digunakan untuk memelihara indukan jantan dan betina. Ikan jantan dan betina harus ditempatkan di kolam yang berbeda. Sehingga dibutuhkan setidaknya dua kolam pemeliharaan induk. Kolam tidak perlu terlalu luas, hnaya saja harus cukup dalam untuk ikan dewasa, sekitar 100-140 cm.

  2. Kolam pemijahan. Kolam pemijahan digunakan untuk mengawinkan induk jantan dan betina. Jenis kontruksi kolam pemijahan ikan nila sebaiknya berlantai dasar tanah. Dasar kolam dilengkapi dengan kubangan-kubangan atau kemalir.

  3. Kolam pemeliharaan larva. Kolam ini dibutuhkan untuk memelihara larva ikan yang gres menetas. Tipe kolam yang digunakan sanggup kolam semen,  kolam tanah atau hapa. Hapa merupakan jaring yang halus menyerupai kelambu yang dibentuk mengapung di atas kolam. Persis menyerupai jaring apung di danau, namun ukurannya kecil. Hapa sanggup diletakan di kolam pemijahan.

  4. Kolam pendederan benih. Kolam ini dibutuhkan untuk membesarkan benih ikan hingga ukuran 10-12 cm. Atau, hingga ikan nila berpengaruh untuk dibesarkan di kolam budidaya pembesaran.


Pemilihan indukan ikan nila


Calon indukan untuk pembenihan ikan nila hendaknya memakai galur murni yang secara genetis mempunyai sifat-sifat unggul. Dewasa ini indukan nila yang beredar di masyarakat banyak yang sudah mengalami penurunan kualitas. Untuk mendapat indukan yang unggul, sebaiknya cari di tempat-tempat terpercaya seperti, BBPBAT atau balai-balai perikanan setempat.


Indukan nila matang gonad atau sudah siap memijah, harganya cukup mahal. Untuk itu, kita sanggup memelihara calon indukan sedari kecil hingga ikan siap untuk dipijahkan. Adapun ciri-ciri calon indukan nila yang baik ialah sebagai berikut:



  • Merupakan galur murni dan berasal dari keturunan yang berbeda.

  • Kondisinya sehat dan bentuk badannya normal (tidak cacat).

  • Sisik besar, susunannya rapi.

  • Bagian kepala relatif kecil dibandingkan badannya.

  • Badan tebal dan warnanya mengkilap.

  • Gerakannya lincah, responsif terhadap derma pakan.


Ikan nila betina memasuki matang gonad sesudah berumur 5-6 bulan. Induk betina yang akan dipijahkan setidaknya telah mencapai bobot 200-250 gram dan untuk induk jantan 250-300 gram.


Seperti telah disebutkan sebelumnya, ikan nila termasuk ikan yang jumlah telurnya sedikit. Satu induk betina seberat 200-250 gram hanya mengandung telur 500-1000 butir. Dari jumlah tersebut yang menetas menjadi larva biasanya berkisar 200-400 ekor.


Masa produktivitas indukan untuk pembenihan ikan nila berkisar 1,5-2 tahun. Indukan yang sudah dibenihkan lebih dari 2 tahun sebaiknya diganti dengan yang baru. Karena kualitas dan kuantitas anakannya akan menurun. Induk ikan nila yang telah memijah siap dipijahkan kembali sesudah 3-6 minggu.


Pemeliharaan indukan


Induk jantan dan betina yang disiapkan untuk pembenihan ikan nila harus dipelihara di kolam terpisah. Induk betina disatukan dengan betina lainnya, begitu pula dengan induk jantan. Padat tebar untuk kolam pemeliharaan induk sekitar 3-5 ekor/m2.


Kolam pemeliharaan induk jantan dan betina harus mempunyai sumber pengairan yang berbeda (disusun seri). Buangan air dari kolam jantan tidak masuk ke kolam betina dan sebaliknya. Hal ini untuk menghindari terjadinya pemijahan liar. Misalnya, sperma jantan terbawa ke kolam betina sehingga terjadi pembuahan.


Pemberian pakan untuk calon indukan sebaiknya mempunyai kadar protein tinggi, lebih dari 35%. Berbeda dengan pakan ikan nila untuk pembesaran yang hanya membutuhkan kadar protein sekitar 2%. Kandungan protein yang tinggi dibutuhkan agar pertumbuhan gonad maksimal. Jumlah pakan yang dibutuhkan untuk pemeliharaan indukan sebanyak 3% dari bobot ikan per hari.


Pemijahan ikan nila


Seperti sudah diuraikan sebelumnya, ikan nila sangat simpel memijah secara alami. Pemijahan ikan nila intensif biasanya digunakan untuk memproduksi benih dalam jumlah besar. Karena untuk membangun infrastrukturnya membutuhkan modal besar. Kali ini kami hanya akan mengulas pemijahan ikan nila secara alami.


Dasar kolam pemijahan ikan nila sebaiknya dibentuk miring sekitar 2-5%. Kemudian buat kemalir atau kubangan di dasar kolam tersebut sedalam 20-30 cm sebagai lokasi-lokasi ikan memijah.


Sebelum ikandimasukkan ke kolam pemijahan, lakukan pengolahan dasar kolam terlebih dahulu. Silahkan lihat cara persiapan kolam tanah.


Pemijahan ikan nila dilakukan secara massal. Indukan jantan dan betina ditebarkan ke kolam pemijahan secara bersama-sama. Padat tebar kolam pemijahan sebanyak 1 ekor/m2, dengan perbandingan jantan dan betina 1:3.


Selama proses pemijahan, berikan pakan menyerupai di kolam pemeliharaan induk. Pemijahan ikan nila biasanya akan berlangsung pada hari ke-7 semenjak indukan ditebar.


Pemijahan berlangsung di dasar kolam, biasanya dalam kubangan atau cekungan. Apabila terjadi kecocokan, telur yang dikeluarkan induk betina akan dibuahi oleh ikan jantan. Kemudian telur tersebut dierami dalam lisan induk betina.


Selama proses pengeraman telur, induk ikan betina biasanya berpuasa. Maka, sebaiknya derma pakan dikurangi hingga tinggal setenganya. Hal ini penting untuk menekan ongkos produksi dan mencegah pembudukan sisa pakan di dasar kolam.


Proses pengeraman biasanya berlangsung sekitar satu minggu. Telur akan mentas menjadi larva ikan. Bila induk betina merasa kolam ditumbuhi pakan alami ikan, ia akan mengeluarkan larva dari mulutnya secara serempak. Oleh alasannya itu, dalam selama proses persiapan kolam penting untuk memupuk dasar kolam semoga pakan alami ikan tumbuh.


Larva ikan yang gres menetas akan berenang ke pinggir kolam. Segera ambil dengan saringan halus dan pindahkan ke daerah pemeliharaan larva.


Pemeliharaan larva


Larva ikan nila yang telah menetas, sebaiknya dibesarkan di daerah khusus. Pemindahan dilakukan sesudah larva berumur 5-7 hari.


Kolam pemeliharaan larva sanggup berupa kolam tembok, akuarium, kontainer plastik atau hapa. Padat tebar untuk pemeliharaan larva 50-200 ekor/m2, tergantung jenis kolamnya.


Berikan pakan berprotein tinggi berbentuk tepung halus berukuran 0,2-0,5 mm. Frekuensi derma pakan 4-5 kali sehari, setiap kalinya sebanyak 1 sendok teh pakan berbentuk tepung.


Alternatif lain, pakan larva ikan nila sanggup dibentuk dengan cara merebus satu butir telor ayam. Kemudian ambil kuning telurnya, kemudian lumat dan campur dengan 1/2 liter air. Masukkan dalam botol semprotan dan berikan pada ikan sebanyak 100 ml, setiap kali pemberian.


Lama pendederan larva berkisar 3-4 minggu, atau hingga larva ikan berukuran 2-3 cm. Larva yang telah mencapai ukuran tersebut harus segera dipindah ke kolam pendederan selanjutnya. Karena daya tampung kolam larva sudah tidak layak lagi untuk ukuran ikan sebesar itu.


Pada tahap pendederan larva, pembenihan ikan nila sanggup dibentuk semoga menghasilkan benih ikan yang kelaminnya jantan semua. Para pembudidaya pembesaran lebih menentukan benih nila jantan untuk dibesarkan, atau budidaya nila secara monosec. Karena pertumbuhan ikan jantan lebih cepat daripada ikan betina.


Tips untuk menciptakan benih ikan jantan semua ialah dengan menunjukkan hormon 17 alpha methyltestosteron pada tahap pendederan larva. Campurkan hormon tersebut pada pakan ikan. Berikan pada larva hingga ikan berumur 17 hari. Cara ini akan menghasilkan benih ikan jantan lebih dari 95%.


Pendederan benih


Setelah larva dibesarkan hingga ukuran 2-3 cm, selanjutnya lakukan pendederan untuk mendapat benih ikan yang siap dibudidayakan di daerah pembesaran. Pendederan hendaknya memakai kolam yang lebih luas.


Padat tebar untuk pendederan benih 30-50 ekor/m2. Lama pemeliharaan benih ikan nila pada tahap ini sekitar 1-1,5 bulan. Atau, kira-kira hingga ukuran benih 10-12 cm.


Pakan untuk pendederan memakai pelet dengan kadar protein 20-30%. Jumlah pakan yang dibutuhkan 3% dari bobot tubuh ikan. Frekuensi pemberiannya 2-3 kali sehari.


Namun tidak menutup kemungkinan ukuran benih yang dikehendaki pasar lebih besar dari itu. Apabila demikian, lakukan tahap pendederan tahap ke-2 hingga ukuran benih sesuai dengan ajakan pasar.


Selanjutnya, hasil pembenihan ikan nila siap untuk dibesarkan di kolam budidaya pembesaran ikan nila. Silahkan lihat panduan lengkap budidaya ikan nila.


Panen pembenihan ikan nila


Hal lain yang harus diperhatikan dalam pembenihan ikan nila ialah pengendalian hama dan penyakit. Dalam hal ini upaya pencegahan lebih lebih diutamakan daripada pengobatan. Karena pengobatan ikan yang telah sakit cukup menyita sumber daya. Untuk lebih lengkapnya silahkan lihat hama dan penyakit ikan nila.


Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari atau sore hari. Pengemasan atau pengangkutan benih yang akan dijual sanggup memakai wadah tertutup atau terbuka. Untuk pengiriman jarak erat wadah terbuka masih memungkinkan.


Namun jikalau pengiriman membutuhkan waktu yang usang dan jaraknya jauh, dianjurkan memakai wadah tertutup. Pengiriman dengan wadah tertutup memerlukan aerasi untuk memperkaya kandungan oksigen air. Wadah diisi air hingga 1/3-nya saja, sisanya oksigen.


—–

Referensi



  1. Khairuman dan Khairul Amri. 2003. Budidaya ikan nila secara intensif. Agromedia Pustaka

  2. Usni Arie. 2004. Pembenihan dan pembesaran nila gift. Penebar Swadaya

  3. Rahmat Rukmana. 1997. Ikan nila, budidaya dan prospek agribisnis. Kanisius




Sumber aciknadzirah.blogspot.com