Sunday, January 8, 2017

√ Panduan Dasar Ternak Kelinci

Peluang perjuangan ternak kelinci cukup menjanjikan alasannya ialah kelinci termasuk hewan yang mudah dijinakkan, mudah menyesuaikan diri dan cepat berkembangbiak. Secara umum terdapat dua kelompok kelinci, yakni kelinci budidaya dan kelinci hias. Kelinci budidaya ialah jenis kelinci yang dibudidayakan untuk dikonsumsi dagingnya atau diambil kulit dan bulunya. Sedangkan kelinci hias ialah jenis kelinci untuk binatang kesayangan.


Sebenarnya tak ada batasan niscaya antara kelinci hias dan budidaya. Banyak ras kelinci yang awalnya diperlakukan sebagai kelinci hias, dikemudian hari dimanfaatkan menjadi kelinci pedaging. Karena ras tersebut mempunyai keunggulan pedaging menyerupai bobotnya yang besar, pertumbuhan bobot cepat dan perkembangbiakannya tinggi. Begitu pula sebaliknya, kelinci yang awalnya diperuntukan untuk pedaging namun alasannya ialah bentuk dan rupanya indah memukau, kemudian dikembangkan sebagai kelinci hias.


Jenis kelinci budidaya


Terdapat tiga fokus utama dalam ternak kelinci, yakni berorientasi pada daging, kulit dan bulu. Jenis-jenis kelinci pun mempunyai keunggulan berbeda-beda, ada yang unggul di pertumbuhan daging, kualitas kulit dan produksi bulu atau woll. Di Indonesia, ternak kelinci masih didominasi oleh kelinci pedaging. Hal ini alasannya ialah industri kulit dan woll kelinci belum berkembang luas.


Ada baiknya kita mengenal jenis-jenis kelinci semoga sanggup diadaptasi dengan orientasi ternak kita, apakah mau fokus pada daging, kulit atau bulu. Kementerian Pertanian mengeluarkan panduan untuk para peternak kelinci agar memelihara kelinci sesuai peruntukannya. Berikut jenis-jenisnya:



  • Pedaging: Flemish Giant dan New Zealand White

  • Kulit: Rex dan Satin

  • Bulu atau woll: Angora


Untuk info lebih lanjut, silahkan lihat mengenal jenis-jenis kelinci budidaya.


Menyiapkan kandang


Secara umum terdapat dua tipe sangkar yakni, sistem terbuka dan tertutup. Kandang sistem terbuka berupa hamparan lahan yang sekelilingnya diberi pagar. Kelinci dibiarkan bebas berkeliaran dalam area tersebut. Dalam area kandang disediakan naungan untuk berteduh dan daerah istirahat. Kandang terbuka ini sudah menjadi tipikal perjuangan ternak kelinci tradisional di Indonesia. Dengan sistem menyerupai ini pemeliharaan relatif lebih mudah. Apalagi kalau hamparannya luas, kelinci dibiarkan mencari makan sendiri jadi kalau sekali-kali telat dalam memberi pakan tidak perlu khawatir. Kelemahan sistem ini memerlukan lahan yang luas. Hanya layak dilakukan di pedesaan dimana ketersediaan lahan cukup besar.


Kandang tertutup merupakan sangkar yang dibatasi lantai, dinding dan atap. Kandang jenis ini cocok untuk perjuangan ternak intensif. Budidaya kelinci dengan sistem sangkar tertutup memerlukan dua tipe kandang, yaitu tipe postal dan tipe baterai. Kandang tipe postal ialah sangkar untuk menempatkan beberapa ekor kelinci sekaligus. Digunakan sebagai sangkar perkembangbiakkan dan merawat bawah umur kelinci. Sedangkan sangkar tipe baterai ialah sangkar yang dirancang untuk mewadahi satu ekor kelinci per kandang, biasanya berbentuk rak bersusun. Cocok dipakai untuk pembesaran. Untuk mengetahui lebih jauh ihwal sistem perkandangan kelinci, silahkan lihat tipe-tipe sangkar kelinci.


Memilih indukan


Memilih bibit atau calon indukan harus benar-benar diperhatikan. Karena bibit berperan besar menentukan tingkat keberhasilan ternak kelinci. Indukan kelinci menentukan produktivitas dan kualitas hasil budidaya. Berikut ini beberapa kiat untuk menentukan bibit ternak kelinci potong:



  • Cari kelinci yang mempunyai riwayat kesehatan yang baik. Keturunan dari kelinci-kelinci yang menghasilkan banyak anak dalam sekali kelahiran.

  • Bobot badan indukan kelinci betina minimal 4-5 kg, jantan 3-5 kg.

  • Memiliki pinggul yang bundar penuh.

  • Punggung tidak cekung.

  • Mata cerah, tidak terlihat lesu dan ngantuk.

  • Bulu bersih, terutama di sekitar kelamin.


Peluang perjuangan ternak kelinci cukup menjanjikan alasannya ialah kelinci termasuk hewan yang mudah  √ Panduan dasar ternak kelinci


Memberi pakan


Di alam bebas kelinci hanya mengkonsumsi hijauan. Untuk perjuangan ternak, kita sanggup menunjukkan hijauan, konsentrat, ditambah dengan vitamin. Hijauan yang disenangi kelinci antara lain limbah sayuran, menyerupai sawi, wortel, lobak dan daun singkong. Juga jenis rumput-rumputan dan daun-daunan dari tanaman kacang tanah, jagung dan pepaya. Selengkapnya sanggup dilihat dalam jenis-jenis kuliner kelinci.


Sedangkan konsentrat biasanya berupa pelet buatan pabrik. Pemberian pelet dilakukan untuk memudahkan dan menciptakan mudah proteksi pakan. Pelet biasanya sudah mempunyai kandungan nutrisi lengkap. Biaya pembelian pelet memang cukup mahal, namun ketersediaan dan kontinuitasnya lebih terjamin. Hal ini sangat diharapkan untuk perjuangan ternak kelinci secara intensif.


Pemberian hiijauan dimulai semenjak kelinci berumur 2 ahad sedikit demi sedikit. Jenis hijaun yang diberikan sebaiknya dilayukan terlebih dahulu untuk mencegah kembung pada anak kelinci, yang sanggup mengakibatkan kematian. Anak kelinci biasanya disapih sesudah berumur 8 minggu.


Total kebutuhan pakan untuk kelinci mencapai 4-5% dari bobot tubuhnya per hari. Kelinci muda sampai 4 bulan membutuhkan hijauan 20% dari total pakannya. Kelinci lebih dari 4 bulan membutuhkan 60% hijauan dari total pakannya. Sebaiknya pisahkan waktu proteksi pakan konsentrat dengan hijauan. Misalnya, konsentrat diberikan pada pagi hari sekitar jam 10.00, hijauan sanggup diberikan pada pukul 13.00-18.00.


Peluang perjuangan ternak kelinci cukup menjanjikan alasannya ialah kelinci termasuk hewan yang mudah  √ Panduan dasar ternak kelinci

Konsentrat berbentuk pelet untuk pakan ternak kelinci.


Mengawinkan kelinci


Salah satu parameter untuk melihat produktivitas ternak kelinci ialah dengan melihat tingkat kelahiran. Kelinci bereproduksi dengan melahirkan anak. Kelinci memasuki tahap remaja dan siap dikawinkan pada umur 6-12 bulan, tergantung pada jenis rasnya. Secara alamiah, kelinci betina yang siap melahirkan anak akan menujukkan gejala berahi sebagai berikut:



  • Terlihat gelisah, perilakunya selalu mencari-cari pejantan.

  • Suka menggosok-gosokkan dagunya pada benda-benda di sekitarnya atau kelinci lain.

  • Vulva berwarna kemerahan dan basah.


Mengawinkan kelinci sanggup dengan dua cara, yaitu secara berkelompok atau berpasangan. Perkawinan berkelompok dilakukan dengan cara memasukkan sejumlah betina dan pejantan dalam satu area. Satu pejantan sanggup mengawini 5-10 betina.


Sedangkan cara berpasangan dilakukan dengan memasukkan satu betina dan satu jantan dalam satu kandang. Selama masa perkawinan, amati apakah terjadi perkawinan atau tidak. Bila tidak, kemungkinan tidak cocok. Ganti pejantan dengan yang lain.


Berikut ini hal-hal umum yang perlu diketahui dalam mengawinkan kelinci:



  • Kelinci siap untuk dikawinkan sesudah berumur 6-12 bulan, tergantung jenis ras.

  • Masa berahi kelinci berlangsung selama 11-15 hari.

  • Dari masa berahi satu ke masa berahi selanjutnya berlangsung selama 2 minggu.

  • Masa kehamilan berlangsung 28-35 hari, tergantung jenis ras.

  • Secara alami masa menyusui kelinci sanggup berlangsung selama 8 minggu. Dalam perjuangan ternak kelinci masa menyusui langsung dilakukan selama 15-20 hari. Setelah itu anak kelinci diberi hijauan semoga berguru makan sambil tetap menyusui, jangan disapih. Anak kelinci sanggup disapih sesudah 8 minggu.

  • Kelinci betina sanggup dibuahi lagi (subur kembali) sesudah 2 ahad terhitung semenjak melahirkan.

  • Dalam satu tahun, kelinci sanggup mengalami sampai 5 kali kehamilan.

  • Jumlah anak dalam satu kali kelahiran 4-12 ekor, tergantung jenis ras.

  • Masa produktivitas biasanya berlangsung 1-3 tahun. Bila kurang atau lebih dari itu biasanya jumlah dan kualitas anakan menurun.


Panen ternak kelinci


Tidak ada patokan pada umur berapa ternak kelinci sanggup dipanen. Pasar kelinci ketika ini tidak semasif jenis daging lain menyerupai unggas, sapi atau kambing. Kelinci biasanya dijual anakannya sebagai peliharaan. Untuk menjual anakan sebaiknya diatas 2 bulan, sesudah masa penyusuan. Karena kelinci yang terlalu muda dikhawatirkan tidak akan bertahan terpisah dari induknya.


Sedangkan untuk pedaging, biasanya dipanen sesudah kelinci berusia 3,5 bulan atau mempunyai bobot 2-3 kg. Lama waktu penggemukan untuk mencapai bobot tersebut berlangsung sekitar 2-3 bulan. Bila dijual lebih usang lagi, biasanya sudah tidak irit alasannya ialah kelinci membutuhkan pakan yang lebih banyak. Apabila kita ingin menjual bibit atau calon indukan, biasanya dipelihara sampai kelinci berumur 10-12 bulan. Harga bibit tidak lagi diperhitungkan per kg, tapi dilihat keunggulan keturunan dan kesehatannya.



Sumber aciknadzirah.blogspot.com