Friday, February 10, 2017

√ Cara Menciptakan Pestisida Organik

Pestisida organik merupakan ramuan obat-obatan untuk mengendalikan hama dan penyakit tumbuhan yang dibentuk dari bahan-bahan alami. Bahan-bahan untuk menciptakan pestisida organik diambil dari tumbuhan-tumbuhan, binatang dan mikroorganisme. Karena dibentuk dari bahan-bahan yang terdapat di alam bebas, pestisida jenis ini lebih ramah lingkungan dan lebih kondusif bagi kesehatan manusia.


Bila dibandingkan dengan pestisida kimia, pestisida organik memiliki beberapa kelebihan. Pertama, lebih ramah terhadap alam, lantaran sifat material organik gampang terurai menjadi bentuk lain. Sehingga dampak racunnya tidak menetap dalam waktu yang usang di alam bebas. Kedua, residu pestisida organik tidak bertahan usang pada tanaman, sehingga tumbuhan yang disemprot lebih kondusif untuk dikonsumsi. Ketiga, dilihat dari sisi ekonomi penggunaan pestisida organik memperlihatkan nilai tambah pada produk yang dihasilkan. Produk pangan non-pestisida harganya lebih baik dibanding produk konvensional. Selain itu, pembuatan pestisida organik bisa dilakukan sendiri oleh petani sehingga menghemat pengeluaran biaya produksi. Keempat, penggunaan pestisida organik yang diintegrasikan dengan konsep pengendalian hama terpadu tidak akan menimbulkan resistensi pada hama.


Namun ada beberapa kelemahan dari pestisida organik, antara lain kurang praktis. Pestisida organik tidak bisa disimpan dalam jangka lama. Setelah dibentuk harus segera diaplikasikan sehingga kita harus membuatnya setiapkali akan melaksanakan penyemprotan. Selain itu, bahan-bahan pestisida organik tidak mengecewakan sulit didapatkan dalam jumlah dan kontinuitas yang cukup. Dari sisi efektifitas, hasil penyemprotan pestisida organik tidak secepat pestisida kimia sintetis. Perlu waktu dan frekuensi penyemprotan yang lebih sering untuk membuatnya efektif. Selain itu, pestisida organik relatif tidak tahan terhadap sinar matahari dan hujan. Namun seiring perkembangan teknologi pertanian organik akan banyak inovasi-inovasi yang ditemukan dalam menanggulangi kendala itu.


Bahan baku pestisida organik


Bagian flora yang diambil untuk materi pestisida organik biasanya mengandung zat aktif dari kelompok metabolit sekunder menyerupai alkaloid, terpenoid, fenolik dan zat-zat kimia lainnya. Bahan aktif ini bisa menghipnotis hama dengan banyak sekali cara menyerupai penghalau (repellent), penghambat makan (anti feedant), penghambat pertumbuhan (growth regulator), penarik (attractant) dan sebagai racun mematikan. Sedangkan, pestisida organik yang terbuat dari pecahan binatang biasanya berasal dari urin. Beberapa mikroorganisme juga diketahui bisa mengendalikan hama yang bisa digunakan untuk menciptakan pestisida. Berikut ini beberapa materi yang sering digunakan untuk menciptakan pestisida organik:

































































































































































































































Jenis TanamanBagian yang digunakanHama/Penyakit yang dikendalikan
AdasBijiKutu (beras, sereal, palawija)
Alang-alangRimpangAntraknosa pada buncis
BabandotanSeluruh tanamanNematode pada kentang
Bawang-bawanganUmbiBusuk batang pada panili
BengkoangBijiUlat pada kubis
BrotowalibatangLalat buahKutu aphids pada cabe
CabebuahHama tikus pada tumbuhan hias
CengkehbungaPhytopthora pada lada
Daun wangiDaunLalat buah, bactrocera dorsalis
GadungUmbiTikus/rodentisida
JaheRimpangUlat Plutella xylostella pada kubis
Jambu meteKulitUlat jambu mete
Jambu bijiDaunAntraknosa
JarakBuah dan daunNamatoda pada nilam dan jahe, Lalat penggerek daun pada tumbuhan terung-terungan
JengkolBuahWalangsangit pada cabe
Jeruk nipisDaunBusuk hitam pada anggrek
Kacang babiBijiUlat pucuk
Kayu manisDaunPestisida organic
KemangiDaunBusuk hitam pada anggrek
KencurRimpangPhytoptora pada lada
AcubungBungaKutu, ulat tanah
KenikirBungaWalangsangit
KunyitRimpangPhytoptora pada lada
LadaBiji, daunHama gudang, Antraknosa pada cabe
LengkuasRimpangAntraknosaSemut pada lada
MimbaDaunBijiAntraknosa pada buncis dan cabe, Phytoptora pada tembakau, Belatung, Pengisap polong pada kedelai, Hama pengetam pada kelapa
MindiDaunUlat penggerek
MahoniBijiKutu daun pada krisanUlat tanah, Walangsangit, wereng coklat
Pacar cinaDaunSpodoptera litura pada kedelai dan kubis
Pahitan/kipahitDaunSerangga Tribolium castaneum
Patah tulangDaunMolusca
PandanDaunWalangsangit
PiretrumBungaHama gudang
SagaBijiHama gudang sitophilus sp
SelasihDaunLalat buah ( dacus correctus)
SembungDaunKeong emas
SerehBatang, daunHerbisida organic
SirihDaunAbuAntraknosa pada cabeTMV pada tembakau, Hama gudang
SrikayaBijiThrips pada sedap malam, Kutu daun pada kedelai, kacang panjang, jagung, kapas, tembakau
SirsakBiji, daunWereng coklat pada padi
TembakauDaun, batangUlat grayak pada famili terung-terungan (tomat, cabe, paprika, terung), Walangsangit
TembelekanBijiUlat grayak Spodoptera litura pada kedelai, Penggerek polong
TubaakarKeong mas, Hama gudang

Macam pestisida organik dan cara membuatnya


Ada banyak sekali cara atau resep untuk menciptakan pestisida organik. Hingga ketika ini tidak ada standardisasi pembuatan pestisida organik. Resep-resep pestisida organik biasanya didapatkan dari pengalaman para petani, kearifan lokal masyarakat, hasil percobaan para praktisi dan menurut penelitian ilmiah. Berikut ini beberapa cara menciptakan pestisida organik yang sering digunakan para petani untuk mengendalikan hama dan penyakit.


a. Pengendali serangga penghisap (kepik dan kutu-kutuan)


Siapkan bahan-bahan berikut, daun surian 1 kg, daun tembakau 1kg, daun lagundi 1 kg, daun titonia 1 kg, air kelapa sebanyak 2 liter, gambir 0,5 ons, garam dapur 1 ons dan air panas 500 ml. Kemudian siapkan penumbuk dari batu. Tumbuk daun tembakau, daun surian daun lagundi dan daun titania, aduk hingga rata. Apabila sudah lembut, rendam dalam air kelapa dan aduk-aduk. Kemudian ekstrak adonan tersebut dengan cara diperas dengan kain. Saring kembali hasil perasan dan tambahkan garam kemudian kocek larutan. Siapkan cairan gambir dengan cara melarutkan setengah ons gambir dalam 500 ml air panas, kemudian saring dengan kain halus. Langkah terakhir campurkan larutan daun-daunan dan larutan gambir. Masukkan dalam botol atau jerigen plastik. Ramuan pestisida organik siap untuk digunakan.


Cara menggunakan pestisida organik ini yaitu dengan mengencerkan 500 ml larutan dalam 10 liter air bersih. Aduk hingga rata dan masukkan dalam tangki penyemprot. Lakukan penyemprotan pada pucuk tumbuhan terlebih dahulu kemudian permukaan atas dan bawah daun. Frekuensi penyemprotan dianjurkan dua kali seminggu hingga populasi larva atau kutu berkurang dan tidak membahayakan lagi.


b. Pengendali ulat pemakan daun


Siapkan bahan-bahan yang diharapkan antara lain, air kelapa 2 liter, ragi tape 1 butir, bawang putih 4 ons, deterjen 0,5 ons dan kapur tohor 4 ons. Langkah pertama yaitu tumbuk bawang putih hingga halus. Kemudian larutkan deterjen kedalam air kelapa dan aduk hingga merata. Setelah itu, masukan hasil tumbukan bawang putih, ragi tape dan kapur tohor. Saring adonan tersebut dengan kain halus. Langkah terakhir, fermentasikan cairan selama 20 hari dalam wadah tertutup. Pestisida organik pengusir ulat daun siap digunakan.


Cara penggunaan, encerkan larutan pestisida organik sebanyak 500 ml dengan 10 liter air bersih. Aduk hingga rata dan masukkan dalam tangki penyemprot. Frekuensi penggunaan sebanyak 2 kali seminggu, lakukan terus hingga serangan ulat menurun hingga taraf aman.


c. Pengendali penyakit cendawan atau jamur


Siapkan bahan-bahan berikut, daun dakinggang gajah 5 ons, lengkuas 3 ons, jahe 3 ons, bawang putih 3 ons dan ekstrak titonia 3 liter. Tumbuk daun galinggang gajah, kemudian parut jahe dan lengkuas. Siapkan larutan daun titonia dengan cara menumbuk daun titonia hingga halus dan campurkan dengan 3 liter air, kemudian saring dengan kain halus. Setelah itu, masukkan bahan-bahan yang telah ditumbuk dan diparut ke dalam larutan titonia, aduk hingga merata. Saring dan peras adonan tersebut. Pestisida organik pengendali cendawan atau jamur siap digunakan.


Penggunaan, encerkan 500 ml pestisida organik ini dengan 10 liter air, aduk hingga rata dan masukkan kedalam tangki semprotan. Penyemprotan dilakuan pada seluruh pecahan tumbuhan menyerupai pucuk, daun dan batang. Frekuensi penggunaan yang dianjurkan 2 kali dalam seminggu hingga serangan melemah.


d. Pengendali penyakit yang disebabkan bakteri


Siapkan bahan-bahan berikut, daun sirih satu ikat, kunyit 2 ons, bawang putih 3 ons dan ekstrak daun titonia 3 liter. Tumbuk bahan-bahan tersebut satu per satu atau secara bersamaan. Rendam dalam ekstrak daun titonia selama beberapa menit, kemudian saring dengan kain halus. Pestisida pengusir basil siap digunakan. Cara penggunaannya dengan mengencerkan 500 ml larutan dalam 10 liter air. Frekuensi penggunaan 2 kali dalam seminggu.


e. Pengendali serangga penghisap, kepik dan kutu-kutuan dari daun inggu


Siapkan daun inggu 1,5 kg, bunga tahi ayam 1,5 kg, gambir 0,5 ons, air kelapa 3 liter dan air higienis panas 500 ml. Daun inggu dan bunga tahi ayam ditumbuk hingga halus dan rendam dalam air kelapa. Peras dan saring adonan tersebut. Lalu siapkan larutan gambir dengan air panas yang sudah disaring. Camprkan dual larutan tersebut, pestisida organik daun inggu siap digunakan.


Cara penggunaan, 1 liter pestisida organik diencerkan dengan 10 liter air bersih. Aduk hingga rata dan masukkan dalam tangki penyemprot. Semprot seluruh pecahan tanaman, frekuensi penyemprotan seminggu dua kali.


f. Pengendali antraknosa pada tumbuhan cabe


Siapkan daun galinggang gajah 2,5 ons; daun tembakau 2,5 ons; daun thitonia 2,5 ons; daun lagundi 2,5 ons; garam 1 ons dan gambir 3 buah. Tumbuk halus daun galinggang, tembakau,thitonia dan daun lagun. Kemudian masukan kedalam bejana yang berisi 1 liter air bersih, kemudian tambahkan garam dan biarkan selama satu malam. Setelah itu saring larutan tersebut dan peras airnya hingga kering. Cairkan tiga buah gambir dengan satu gelas air panas dan campurkan kedalam larutan, aduk hingga merata. Pestisida organik untuk mengendalikan antraknosa yang biasa menyerang tumbuhan cabai siap digunakan.


Cara menggunakannya, masukkan larutan di atas ke dalam tangki semprot 15 liter. Penuhkan dengan air higienis dan aduk-aduk. Penggunaan pestisida organik ini sebiknya dilakukan semenjak tumbuhan cabai mulai berbuah, semprotkan seminggu sekali. Kemudian amati tanaman, apabila ada buah cabai yang terjangkit antraknosa segera dipetik dan dibuang keluar lahan. Hendaknya penyemprotan dilakukan pagi atau sore hari. Air semprotan harus berbentuk kabut supaya merata dan teknik penyemprotan dilakukan dari bawah ke atas. Pada isu terkini hujan kita bisa menambahkan garam sebanyak 2,5 ons lagi pada larutan.


Berdasarkan pengalaman, pestisida organik ini bisa mengendalikan serangan antraknosa hingga 80 %. Ramuan tidak tahan usang dan masih bisa digunakan selagi aromanya masih khas. Apabila aromanya sudah berubah maka kemampuannya pun sudah menurun. Sebaiknya dibentuk setiap kali kita akan memakai.



Sumber aciknadzirah.blogspot.com