Tuesday, February 14, 2017

√ Cara Pemijahan Ikan Lele

Saat ini banyak berkembang cara pemijahan ikan lele, mulai dari cara alami hingga cara intensif. Hampir semua metode sanggup dilakukan sendiri oleh para pembudidaya. Cara pemijahan ikan lele secara alami dilakukan dengan melepaskan ikan lele berpasangan dalam kolam yang telah dipersiapkan. Ikan lele yang siap kawin akan melaksanakan pembuahan dengan sendiri.


Sedangkan, cara pemijahan ikan lele intensif dilakukan dengan penyuntikan hormon, penyuntikan hipofisa, hingga pembuahan in vitro atau pembuahan dalam tabung reaksi yang dilakukan oleh manusia. Berikut beberapa metode pemijahan ikan lele yang sanggup dilakukan para pembudidaya secara mandiri.


Pemijahan ikan lele secara alami


Langkah pertama untuk pemijahan ikan lele secara alami yakni dengan menentukan induk betina dan jantan yang sudah matang gonad. Pilih sepasang ikan lele yang mempunyai bobot seimbang, tujuannya semoga salah satu induk tidak ketakutan terhadap induk lainnya. Keseimbangan bobot sangat besar lengan berkuasa terhadap keberhasilan pemijahan.


Sebelum proses pemijahan ikan lele dilakukan, siapkan terlebih dahulu kolam daerah memijah. Kolam yang ideal untuk pemijahan yakni panjang 2-3 meter, lebar 1-2 meter dan kedalaman 1 meter. Sebaiknya dasar kolam terbuat dari semen atau fiberglass semoga gampang mengawasi telur hasil pembuahan. Sebelumnya kolam harus dikeringkan dan dijemur, kemudian diisi air sedalam 30-40 cm. Gunakan air yang berkualitas baik, higienis dan jernih.


Pasang kakaban, sanggup dibentuk dengan ijuk yang dijepit dengan bambu seukuran area kolam. Gunakan pemberat semoga kakaban tersebut karam tidak mengapung di atas permukaan air. Kakaban berfungsi semoga telur hasil pemijahan tidak berhamburan dan gampang dipindahkan. Buatlah kakaban sekokoh mungkin semoga tidak awut-awutan oleh indukan yang aktif. Air untuk pemijahan ikan lele harus kaya oksigen, oleh alasannya yakni itu berikan aerasi pada kolam pemijahan. Atau, apabila tersedia sumber air yang cukup buatkan anutan masuk dan keluar. Atur debit air sebanyak 2-3 liter per detik.


Waktu yang sempurna untuk memasukan indukan kedalam kolam pemijahan yakni sore hari. Biasanya ikan lele akan memijah sekitar pukul 23.00 hingga pukul 05.00. Selama proses pemijahan ikan lele kolam harus ditutup, untuk mencegah induk ikan loncat keluar kolam. Pada pagi hari, biasanya proses pemijahan sudah selesai. Telur akan melekat pada kakaban. Telur yang berhasil dibuahi berwarna transparan sedangkan yang gagal berwarna putih susu.


Setelah proses pemijahan selesai, segera angkat induk dari kolam pemijahan ikan lele. Hal ini untuk menghindari telur disantap oleh induk ikan, alasannya yakni sehabis memijah induk ikan betina akan merasa lapar. Selanjutnya telur yang telah dibuahi ditetaskan. Penetasan sanggup dilakukan di kolam pemijahan ataupun di daerah lain menyerupai akuarium, fiberglass atau kolam terpal. Selama proses penetasan suplai oksigen (aerasi) harus dipertahankan dan suhu distabilkan pada kisaran 28-29oC.


Telur yang telah dibuahi akan menetas dalam 24 jam menjadi larva. Setelah itu segera pisahkan telur yang gagal atau larva yang mati untuk mencegah tumbuhnya jamur. Larva yang menetas akan bertahan tanpa santunan makanan komplemen selama 3-4 hari. Selanjutnya lakukan proses pemesaran larva.


Pemijahan dengan penyuntikan hipofisa


Pada dasarnya pemijahan ikan lele dengan penyuntikan hipofisa sama dengan pemijahan cara alami. Baik dari kesiapan induk, kondisi kolam maupun penanganannya. Perbedaannya terletak pada proses penyuntikan hipofisa pada induk ikan sebelum proses pemijahan dilakukan. Proses penyuntikan dilakukan baik terhadap induk jantan maupun betina. Fungsi penyuntikan hipofisa untuk merangsang pertumbuhan dan pematangan sel telur. Sehingga hasil yang diperoleh akan lebih maksimal dibandingkan dengan pemijahan ikan lele secara alami.


Kelenjar hipofisa didapatkan dari ikan donor, sanggup ikan lele atau ikan mas yang telah dewasa. Usahakan ikan donor mempunyai bobot yang setara dengan bobot induk. Misalnya, untuk induk dengan bobot 750 gram carilah ikan donor dengan bobot yang sama. Hal ini untuk memastikan induk ikan memperoleh takaran hipofisa yang tepat.


Cara mendapat kelenjar hipofisa yakni dengan membelah kepala ikan. Berikut cara untuk mendapat kelenjar hipofisa dari ikan lele. Peralatan yang dibutuhkan yakni pisau, tang penjepit, pinset, gelas atau tabung reaksi, gelas penggerus dan suntikan. Sebagai catatan, semua peralatan yang dipakai harus higienis lebih anggun lagi jikalau steril dan tangan harus dalam keadaan bersih.



  • Pertama-tama potonglah ikan pada bab pangkal kepala (misalnya, leher pada manusia) dengan pisau yang bersih.

  • Letakkan lisan ikan lele mengarah keatas, buka lisan ikan lele kemudian belah bukaan lisan dengan pisau secara melintang sehingga kepala ikan terbelah menjadi bab atas dan bawah. Ambil bab atas dan bersihkan dari darah.

  • Buang tulang epilog hipofisa dengan tang penjepit, angkat kelenjar hipofisa. Kelenjar berbentuk butiran berwarna putih.

  • Gerus kelenjar hipofisa dengan gelas penggerus, encerkan dengan air aquadestilata sebanyak 2 ml.

  • Pindahkan hipofisa yang sudah dicampur air pada tabung, kocok selama 2-3 menit. Setelah itu biarkan selama 5 menit. Cairan akan memisah, bab bawah berupa endapan dan lapisan atas cairan jernih.

  • Ambil bab cairan jernih dengan jarum suntik. Hipofisa siap disuntikkan pada induk pemijahan ikan lele.


Penyuntikan pada induk ikan lele dilakukan pada bab punggung. Caranya, ambil indukan tutup kepalanya dengan kain basah. Suntik pada otot punggung dengan kemiringan 30o-60o dari arah ekor sedalam 1,5-2,5 cm. Suntik secara perlahan, sehabis semua cairan habis cabut jarum suntik kemudian urut otot punggung semoga cairan menyebar merata.


Masukan induk jantan dan betina yang sudah disuntik kedalam kolam pemijahan. Selanjutnya proses pemijahan ikan lele dengan penyuntikan sama dengan proses pemijahan alami.


Pemijahan dengan penyuntikan hormon perangsang


Metode lain pemijahan ikan lele dengan cara penyuntikan yakni dengan menyuntikan hormon perangsang. Penyuntikan dengan hormon perangsang lebih mudah dilakukan alasannya yakni tidak memerlukan ikan donor dan tidak ada resiko kegagalan dalam mengekstrak hipofisa. Hormon untuk penyuntikan yang banyak dijual antara lain ovaprim dan Chorulon. Hormon akan mempengaruhi kelenjar hipofisa yang berfungsi merangsang pertumbuhan dan pematangan sel telur.


Sama menyerupai metode lainnya, kondisi calon induk ikan lele harus sudah matang gonad. Induk yang disuntik yakni jantan dan betina. Dosis penyuntikan dengan hormon perangsang ovaprim yakni 0,3-0,5 ml per kg bobot induk atau sesuaikan dengan petunjuk pemakaian. Sebelum disuntikan, hormon perangsang menyerupai ovaprim harus diencerkan dengan akuadestilata 3 kali lipatnya.


Proses penyuntikan dengan hormon perangsang sama dengan proses penyuntikan dengan kelenjar hipofisa. Dan, proses pemijahannya sama dengan pemijahan ikan lele secara alami.


Pemijahan ikan lele in vitro


Pemijahan ikan lele secara in vitro yakni proses pemijahan dimana pembuahan dilakukan oleh insan dalam sebuah tabung atau wadah. Cara ini menuntut tingkat keterampilan dan ketelitian yang tinggi. Berbeda dengan ketiga cara di atas, dalam pemijahan ikan lele secara in vitro induk ikan jantan dibunuh dan diambil spermanya. Sementara induk ikan betina disuntik terlebih dahulu, kemudian diurut bab perutnya semoga sel telurnya keluar. Penyuntikan sanggup dengan menggunakan kelenjar hipofisa ataupun hormon perangsang.


Alat dan materi yang dibutuhkan untuk proses pemijahan ikan lele in vitro antara lain mangkung plastik atau kaca, bulu ayam, kertas tisu, pisau, gunting, pinset, suntikan, dan sodium klorida 0,9% (cairan infus). Wadah penetasan telur sanggup menggunakan akuarium, fiberglass, atau kolam terpal plastik. Kondisi dan kualitas air sama dengan ketiga cara sebelumnya. Semua peralatan harus dalam keadaan bersih, lebih baik lagi steril. Berikut langkah-langkah metode pemijahan in vitro:



  • Siapkan sperma ikan lele jantan dengan cara membedah perut secara membujur. Kantong sperma berbentuk pipih memanjang berwarna putih. Angkat kantong sperma, keluarkan sperma dengan cara memotong kantong dengan gunting, tampung dalam mangkuk.

  • Siapkan induk betina yang sudah disuntik 8-10 jam sebelumnya. Keluarkan sel telur dengan cara mengurut perut induk lele ke arah kelaminnya. Sel telur akan keluar lewat lubang kelamin, kemudian tampung dengan mangkuk.

  • Campurkan sel telur dengan sperma dalam mangkuk sedikit demi sedikit. Aduk perlahan dengan bulu ayam. Encerkan adonan dengan air higienis kemudian aduk perlahan hingga merata.

  • Masukan adonan sel telur dan sperma kedalam kolam penetasan. Tebarkan dengan bulu ayam.

  • Lakukan pengayaan oksigen pada kolam penetasan dengan aerotor. Aerotor jangan terlalu kencang sehingga menggoncang telur, tetapi juga jangan terlalu kecil. Selanjutnya jaga kondisi kolam penetasan menyerupai ketiga metode di atas hingga larva menetas.



Sumber aciknadzirah.blogspot.com