Hubungan antara keluarga dan pendidikan sanggup kita ibaratkan mirip dua sisi mata uang alasannya ialah keduanya mempunyai hubungan yang erat. Istilah keluarga dan pendidikan ialah dua istilah yang tidak bisa dipisahkan. Keluarga merupakan pondasi dasar untuk membentuk karakter anak semenjak dari usia dini hingga menempuh pendidikan formal nantinya. Pendidikan dalam keluarga mempunyai andil yang sangat besar dalam membentuk pola pikir dan pola karakter anak, alasannya ialah bagi seorang anak orang yang pertama kali yang mereka kenal ialah kedua orang renta mereka dan angggota keluarga.
![]() |
Hakikat dan Keutamaan Pendidikan Keluarga |
Sangat salah besar jikalau ada orang yang berpendapat bekerjsama pendidikan anak merupakan kewajiban guru (pendidik) mereka saja disekolah, padahal pembelajaran yang pertama kali diterima oleh seorang anak berasal dari keluarga mereka sendiri, baik melalui pengamatan terhadap kebiasaan dil ingkungan keluarga mereka ataupun keterlibatan pribadi (kontak) antara orang renta dan anak mereka. Dalam islam, orang renta diwajibkan/bertanggung jawab untuk mendidik anak anak mereka dengan konsep ilmu agama sebagai dasar untuk membentu karakter yang islami, sehingga orang renta mereka harus terlibat secara aktif dalam mengajari dan mengontrol pertkembangan pola pikir anak mereka. Ini semua juga akan menjadi faktor untuk kesuksesan anak anak mereka dimasa mendatang baik ketika menempuh jenjang pendidikan tingkat tinggi (universitas) ataupun sebagai bekal dalam menjalani hidup mereka kedepan.
Pendidikan keluarga merupakan sebuah perjuangan yang secara sadar yang dilakukan oleh orang renta yang depengaruhi oleh panggilan jiwa mereka (naluri) dalam menawarkan bimbingan kepada anak anak mereka. Pendidikan dalam keluarga umumnya dilakukan dengan banyak sekali cara mirip dengan cara memberi pola (meneladani), membimbing, mengarahkan, dan mengendali disamping juga ikut terlibat secara aktif dalam mengembangkan konsep pengetahuan ketrampilan dan karekter bagi putra-putri mereka sehingga sanggup menjadi pengangan mereka untuk dikemudian hari. Pada tahapan dasar, pendidikan dasar dalam keluarga diperlukan bisa membekali anak mereka dengan nilai nilai kepribadian dan nilai sosial dimana ini nantinya akan dilanjutkan ataupun dikembangkan petensi yang telah mereka miliki ini pada ketika anak tersebut sudah menempuh pendidikan formal dan non formal lainnya, mirip sekolah, pesantren dan lain sebagainya.
Sebagai orang renta yang arif, mereka akan selalau mencontohkan perilaku/perbuatan perbuatan yang baik kepada anak anak mereka sehingga kemudian gres dilanjutkan dengan proses proses pembiasaan. Bagi seorang anak orang renta mereka ialah orang yang sangat favorit (idola) bagi mereka sehingga sikap menggandakan kelakuan orang renta sangat cepat tumbuh pada diri mereka, sebagai pola jikalau orang renta mereka selalu melaksanakan shalat dengan rutin maka seorang anak berunsia 1 atau 2 tahun akan menggandakan gerakan gerakan yang dilakukan oleh orang renta mereka ketika melaksanakan shalat waluapun gerakan yang mereka lakukan tersebut belum sempurna. Jika sikap mencotoh ini sudah timbul pada diri mereka maka anda selaku orang renta harus membentulkan cara melaksanakan shalat tersebut bila perlu ajak sekali kali untuk sahlat bersama dengan mereka, ingat jangan dipaksa jikalau mereka tidak mau maka biarkan saja dulu mereka asik dengan permainan ataupun sikap menggandakan tersebut, toh jikalau anda tetap menawarkan perhatian khusus kepada mereka nanti mereka sendiri yang akan mengajak shalat dengan anda. pola lain biasakan anak anda dengan bacaan bacaan ayat alquran sehingga adaptasi ini sanggup menciptakan mereka secara tidak sengaja menghapal ayat demi ayat dari surah dalam Al-quran meskipun mereka sebanarnya belum mengenal satupun abjad Al-qurana, alasannya ialah daya hafal anak yang masih usia dini sangat anggun mareka menghapalnya sambil menggandakan dan bermain.
Islam sangat menganjurkan pendidikan/pembentukan akal pekerti bagi anak anak, alasannya ialah dengan akal pekerti itulah tercermin pribadi yang mulia. Mengapa keluarga menjadi dasar dalam pembentukan nilai akal pada seorang anak? Kita tahu bekerjsama tugas keluaga dalam membentuk pribadi yang mulia merupakan tanggung jawab dari orang tua, mirip yang telah disabdakan oleh nabi besar Muhammad saw yang artinya:
tiap tiap anak itu suci, maka orang renta merekalah yang menjadikannya yah*d*, nasr*ni dan maj*si.
Lewat citra hadist tersebut bisa kita fahami jikalau karakter anak itu sangat dipengaruhi oleh didikan dan adaptasi yang dilakukan oleh orang renta mereka ketika mereka masih kecil. Akan tetapi tidak semua orang renta sanggup melakukannya. Ada membuatkan faktor yang menimbulkan orang renta tersebut tidak sanggup menunaikan kewajban mereka mirip orang renta yang sibuk bekerja keras siang malam dalam hidupnya untuk memenuhi kebutuhan bahan anak anaknya, kebanyakan waktunya dihabiskan di luar rumah, jauh dari keluarga, tidak sempat mengawasi perkembangan anaknya, dan bahkan tidak punya waktu untuk menawarkan bimbingan, sehingga pendidikan watak bagi anak-anaknya terabaikan. Namun semua faktor tersebut sebenarnya hanya alasan klasik saja, sebenarnya yang menjadi faktor utama mereka tidak dapt memenuhi kewajiban mendidik anak anak mereka ialah mereka tidak mempunyai kesadaran yang tinggi terhadap anak mereka alasannya ialah kurangnya rasa cinta terhadap keluarga sehingga sebagai konsekwensinya mereka menjadi kurang peduli bahkan cendrung mengabaikan kehidupan anak anak mereka. kita tahu bekerjsama orang renta yang bijak sesibuk apapun aktivitas yang mereka geluti mereka tetap akan mecoba menyisihkan sedikit waktu mereka bersama anak mereka walaupun hanya sebentar, alasannya ialah mereka mempunyai kecintaan yang sangat dalam terhadap keluarga mereka sendiri.
Jika seorang anak mendapat didikan secara maksimal dalam lingkungan mereka, mereka akan berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan mereka sehingga anak akan menyesuaikan pergaulannya sesuai dengan kepribadian yang telah mereka dapatkan dalam keluarga mereka sendiri. Dan karakter inilah yang juga akan mereka teruskan ketika mereka menempuh pendidikan formal baik pendidikan tingkat dasar ataupun pendidikan tingkat tinggi nantinya (universitas). Sekarang semuanya terpulang kepada diri kita selaku orang renta mereka, jikalau kita ingin mendapat hasil yang anggun buat kita sendiri di hari tua, maka semaikanlah segalanya dari kini alasannya ialah anak yang baik dan bijak mereka tidak akan mengabaikan orang renta mereka ketika orang tuanya sudah uzur kelak apalagi jikalau anak tersebut mempunyai ilmu agama yang memadai.
Sumber http://www.pondok-belajar.com/