Monday, July 3, 2017

√ Definisi Dan Jenis Jenis Teori Belajar

Pengertian Belajar Dan Macam-Macam Teori Belajar
Proses berguru mengajar merupakan salah satu proses interaksi di sekolah yang terjadi antara pendidik dengan penerima didik, penerima dengan penerima didik yang berlangsung baik didalam kelas maupun diluar kelas dalam wadah lingkungan belajar. Dengan adanya proses interaksi tersebut maka terjadilah sebuah proses kegiatan pembelajaran. Secara umum proses pembelajaran sanggup didefinisikan sebagai suatu proses yang menyatukan domain kognitif, domain emosional, dan lingkungan beserta pengalaman tertentu yang bertujuan untuk memperoleh, meningkatkan, atau membuat perubahan terhadap pengetahuan keterampilan (skill), nilai, dan pandangan seseorang (Illeris, 2000; Ormorod, 1995).

Proses berguru mengajar merupakan salah satu proses interaksi di sekolah yang terjadi anta √ Definisi dan Jenis Jenis Teori Belajar
Pengertian Belajar Dan Macam-Macam Teori Belajar

Secara sederhana berguru sanggup diartikan sebagai suatu proses pengembangan baik berupa pengembangan aspek pengetahuan, perilaku, keahlian dan pemahaman terhadap nilai nilai yang ada, dengan bahasa lain berguru merupakan suatu proses memanusiakan manusia. Sedangkan teori berguru ialah usaha/upaya untuk menggambarkan bagaimana seseorang tersebut belajar, sehingga membantu kita memahami proses kompleks inheren pembelajaran. (Wikipedia). Berbeda dengan perubahan yang ditimbulkan oleh perbuatan belajar, para hebat teori berguru berusaha merumuskan perihal makna dasar dari pengertian berguru tersebut. berikut ini dikutip beberapa batasan belajar, semoga sanggup menjadi materi pemikiran dan renungan mengenai pengertian berguru yang berlangsung dalam kelas/dalam lingkungan belajar.
Secara umum Belajar sanggup diartikan sebagai sebuah proses perubahan tingkah laris seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laris itu tidak sanggup dijelaskan atau didasar pada kecendrungan respon pembawaan, pemaksaan, atau kondisi sementara menyerupai lelah, mabuk, perangsang dan sebagainya.

Sedangkan Menurut Morgan (Gino, 1988: 5) menyatakan bahwa berguru ialah merupakan salah satu yang relatif tetap dari tingkah laris sebagai akhir dari pengalaman. Maka dengan demikian sanggup diketahui bahwa berguru ialah perjuangan sadar yang dilakukan insan melalui pengalaman dan latihan untuk memperoleh kemampuan gres dan merupakan perubahan tingkah laris yang relatif tetap, sebagai akhir dari latihan. Namun berdasarkan Hilgard (Suryabrata, 2001:232) ia menyatakan berguru merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian mengakibatkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perbuatan yang ditimbulkan oleh perbuatan/aktivitas lainnya. Selanjutnya berdasarkan Gerow (1989:168) ia mengemukakan bahwa “Learning is demonstrated by a relatively permanent change in behavior that occurs as the result of practice or experience”.

Proses Belajar terjadi dengan adanya ditunjukkan oleh perubahan yang relatif tetap dalam sikap yang terjadi pada seseorang yang disebabkan oleh lantaran adanya latihan dan pengalaman-pengalaman tertentu. Disamping itu berdasarkan Bower (1987: 150) “Learning is a cognitive process”. Belajar ialah suatu proses kognitif.Harus dipahami jikalau pengertian ini tidak berarti semua perubahan berarti belajar, tetapi sanggup dimasukan dalam pengertian berguru yaitu, perubahan yang mengandung suatu perjuangan secara sadar, untuk mencapai tujuan tertentu.

Dari citra gambaran pengertian berguru yang telah dikemukakan di atas, maka sanggup diidentifikasi beberapa elemen penting yang mencirikan pengertian berguru tersebut, yaitu sebagai berikut:

1. Belajar merupakan suatu proses perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu sanggup mengarah kepada tingkah laris yang baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laris yang yang tidak baik. akan tetapi, perubahan tersebut tidak akan harus segera kasatmata muncul pada diri seseorang sesudah mengikuti proses berguru tetapi sanggup nampak di kesempatan yang akan tiba (kemudian hari).

2. Belajar merupakan suatu proses perubahan yang terjadi melalui latihan latihan dan pengalaman pengalaman yang dilalui. Maka untuk sanggup disebut belajar, maka perubahan itu pada pokoknya ialah didapatkannya kecakapan gres baik berupa skill ataupun keahlian tertentu, yang berlaku dalam waktu yang relatif lama. hal hal yang bekerjasama dengan skil ialah menyerupai membuat keahlian tertentu menyerupai dibidang otomotif, perkebunan, dan media IT dan lain sebaginya. Adapun tingkah laris yang mengalami perubahan lantaran berguru menyangkut banyak sekali aspek kepribadian baik fisik maupun psikis seseorang. Untuk jenis teori berguru manapun pada prinsifnya tetap menekankan jikalau berguru mencakup segala perubahan yang terjadi pada diri penerima didik baik perubahan dari referensi berpikir, pengetahuan, informasi, kebiasaan, sikap apresiasi maupun lainnya. Ini berarti kegiatan berguru ditunjukan oleh adanya perubahan tingkah laris sebagai hasil dari pengalaman yang dilalui oleh seseorang. Perubahan yang terjadi lantaran proses berguru ialah perubahan yang disebabkan oleh lantaran adanya perjuangan dari individu tersebut dan perubahan tersebut berlangsung dalam aktu yang relatif lama. Namun harus dipahami jikalau Belajar merupakan suatu kegiatan yang aktif, lantaran kegiatan berguru dilakukan dengan sengaja, sadar dan mempunyai tujuan yang hendak di capai. Namun dalam perjuangan untuk mencapai hasil yang optimal dari kegiatan berguru tersebut, maka sangat perlu untuk diusahakan faktor penunjang dari berguru itu sendiri, menyerupai kondisi penerima didik yang baik, akomodasi dan lingkungan yang mendukung (memadai) serta proses berguru mengajar tersebut dilakukan dengan sempurna tersruktur dan teroganisir dengan baik.

Macam-macam Teori Belajar
Secar umum ada tiga kategori utama atau kerangka filosofis mengenai teori-teori belajar, (1) teori berguru behaviorisme, (2) teori berguru kognitivisme, dan (3) teori berguru konstruktivisme. Teori berguru behaviorisme hanya berfokus pada aspek objektif yang sanggup diamati secama pembelajaran berlangsung. Teori kognitif melihat melampaui sikap untuk menjelaskan pembelajaran berbasis otak. Aliran Konstruktivisme mempunyai  pandangan bahwa berguru sebagai sebuah proses di mana pelajar aktif membangun atau membangun ide-ide gres atau konsep konsep pemahaman baru.

1. Teori berguru Behaviorisme
Teori berguru behavioristik ialah sebuah teori yang disampaikan oleh Gage dan Berliner perihal perubahan tingkah laris sebagai hasil dari pengalaman seseorang. Teori ini kemudian bermetamorfosis aliran psikologi berguru yang besar lengan berkuasa terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan. Dalam ilmu  pembelajaran teori ini lebih dikenal sebagai aliran pendidikan behavioristik. Salah satu konsep aliran ini ialah lebih menekankan pada terbentuknya sikap yang tampak sebagai hasil dari berguru itu sendiri. Jenis teori behavioristik dengan model korelasi stimulus-responnya, memposisikan orang yang berguru sebagai individu yang pasif. Untuk itu siperlukan respon atau sikap tertentu dengan memakai metode training atau adaptasi (enablement). Munculnya sikap akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.

2. Teori Belajar kognitivisme
Aliran Teori berguru kognitif mulai berkembang pada masa terakhir sebagai protes terhadap teori sikap yang yang telah berkembang sebelumnya. Adapun Model kognitif teori berguru ini mempunyai perspektif bahwa para penerima didik memproses infromasi dan pelajaran dengan cara mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan korelasi antara pengetahuan yang gres dengan pengetahuan yang telah ada. Model ini lebih menekankan pada proses atau dengan kata lain bagaimana info diproses.

Adapun Peneliti yang menyebarkan teori kognitif ini diantarnya ialah Ausubel, Bruner, dan Gagne. Dari ketiga peneliti ini, masing-masing mempunyai pengutamaan yang berbeda. Ausubel menawarkan pengutamaan pada apsek pengelolaan (organizer) yang mempunyai imbas utama terhadap belajar. Sedangkan Bruner lebih menekankan pada pengelompokkan atau penyediaan bentuk konsep sebagai suatu tanggapan atas bagaimana penerima didik memperoleh info dari lingkungan yang ada.

3. Teori Belajar Konstruktivisme
Dari segi makna kita sanggup mengartikan Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan sanggup diartikan Konstruktivisme ialah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern.
Maka Konstruktivisme memeiliku korelasi dengan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh insan sedikit demi sedikit, yang karenanya diperluas melalui konteks yang terbatas dan terkontrol.

Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman kasatmata Maka dengan mengunakan teori konstruktivisme ini penerima didik sanggup berfikir untuk menuntaskan masalah, mencari idea dan membuat keputusan sendiri. Disamping itu, Pendidik sebagai tenaga pengajar akan lebih paham lantaran mereka terlibat secara eksklusif dalam membangun konsep pengetahuan gres tersebut. 


Sumber http://www.pondok-belajar.com/