Pada permulaan berkembangnya ilmu pengetahuan mengenai sikap insan (behaviour), maka banyak sekali dibahas mengenai bagaimana proses pencapain hasil berguru yang baik dan efesien. Para pakar dibidang pendidikan dan psikologi mencoba mengidentifikasikan faktor-faktor yang menghipnotis hasil belajar. Maka sebagai konsekwensinya dengan ditemukannya faktor-faktor yang besar lengan berkuasa dalam peningkatan hasil berguru anak, maka para pelaksana maupun pelaku kegiatan berguru sanggup memberi intervensi faktual untuk meningkatkan hasil berguru yang lebih anggun dan sesuai dengan yang ditergetkan.
Secara implisit, ada dua faktor yang menghipnotis hasil berguru anak, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
![]() |
Faktor Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Anak Didik |
A. Faktor Internal
Foktor internal mencakup faktor fisiologis, yaitu kondisi jasmani dan keadaan fungsi-fungsi fisiologis. Sebagaimana yang sudah dipahami, bila faktor fisiologis berperan sangat besar dalam menunjang atau melatar belakangi acara berguru anak. Dimana keadaan jasmani yang sehat akan lain pengaruhnya dibanding jasmani yang keadaannya kurang sehat. Untuk itu jagalah kebuthan ini semoga keadaan jasmani tetap sehat dan mempunyai nutrisi yang cukup. Mengapa hal ini penting, kerana kekurangan kadar masakan akan mengakibatkan keadaan jasmani lemah yang mengakibatkan lekas mengantuk dan lelah sehingga berguru jadi tidak fokus dan mengakibatkan hasil berguru jadi menurun.
Faktor psikologis, yaitu yang mendorong atau memotivasi belajar. Faktor-faktor tersebut diantaranya:
- Adanya cita-cita untuk tahu
- Agar mendapatkan simpati dari orang lain.
- Untuk memperbaiki kegagalan
- Untuk mendapatkan rasa aman.
(Baca Cara Yang Tepat Dalam Meningkatkan Motivasi Siswa DalamBelajar)
(Baca Kiat Menciptakan Pembelajaran Tuntas)
B. Faktor Eksternal
Faktor eksternal ialah sebuah faktor yang ikut berperan dari luar diri anak, dimana faktor tersebut juga ikut menghipnotis berguru anak. Foktor tersebut berasal dari (1) orang tua, (2) sekolah, dan (3) lingkungan masyarakat.
1. Faktor yang berasal dari orang tua
Faktor yang berasal dari orang bau tanah ini utamanya ialah sebagi cara mendidik orang bau tanah terhadap anaknya. Dalam hal ini sanggup dikaitkan suatu teori, apakah orang bau tanah mendidik secara demokratis, pseudo demokratis, otoriter, atau cara laisses faire. Cara atau tipe mendidik yang dimikian masing-masing mempunyai kebaikannya dan ada pula kekurangannya.
Menurut irit peneliti, tipe mendidik sesuai dengan kepemimpinan Pancasila lebih baik dibandingkan tipe-tipe diatas. Sebab kiprah rang bau tanah tdak begitu terlibat secara dalam untuk mencampuri pola berguru anak. Prinsip kepemimpinan Pancasila sangat manusiawi, lantaran orang bau tanah akan bertindak ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, dan tut wuri handayani. Ini berarti bahwa dalam kepemimpinan Pancasila para orang bau tanah melaksanakan kebiasaan-kebiasaan yang faktual kepada anak untuk sanggup diteladani oleh mereka. Sebagai Orang bau tanah yang baik mereka juga selalu memperhatikan anak selama berguru baik secara eksklusif maupun sceara tidak langsung, dengan cara memperlihatkan arahan-arahan manakala akan melaksanakan tindakan yang kurang tertib dalam belajar.
Dalam kaitan dengan hal ini, beberap Tim Penyusun Buku Sekolah Pendidikan Guru dibeberapa sekolah menyebutkan, “Di dalam pergaulan di lingkungan keluarga hendaknya berkembang menjadi situasi pendidikan, yaitu bila orang bau tanah memperhatikan anak, contohnya anak ditegur dan diberi pujian….” Pendek kata, motivasi, perhatian, dan kepedulian orang bau tanah akan memperlihatkan semangat untuk berguru bagi anak.
2. Faktor yang berasal dari sekolah
Adapun faktor yang berasal dari sekolah, itu sanggup dikagorikan berasal dari guru, mata pelajaran yang ditempuh, dan metode yang diterapkan dalam sekolah tersebut. Yang paling uatam ialah Faktor guru dimanan faktor ini banyak menjadi penyebab kegagalan berguru anak didik di sekolah, baik yang menyangkut dengan kepribadian guru, dan kemampuan mengajar mata pelajaran lantaran kita mengamati bila kebanyakan anak didik memusatkan perhatianya kepada yang diminati oleh mereka saja, ini sanggup mengakibatkan nilai yang diperolehnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Disamping itu, Keterampilan, kemampuan (minat), dan kemauan berguru anak tidak sanggup dilepaskan dari efek atau campur tangan orang lain (pihak ketiga). Sebab itulah sudah menjadi kiprah guru untuk membimbing anak dalam belajar.
3. Faktor yang berasal dari masyarakat
Anak tidak lepas dari kehidupan masyarakat. Faktor masyarakat bahkan sangat kuat pengaruhnya terhadap pendidikan anak. Pengaruh masyarakat bahkan sulit dikendalikan. Kaprikornus kontrol lah pergaulan anak dlam mesyarakat supaya tidak mengarahkan perkembangan anak tersebut kearah yang tidak di ingingkan.
Disamping itu, Selain dari beberapa faktor internal dan eksternal yang digambatkan diatas, faktor lain yang juga sanggup menghipnotis hasil berguru anak sanggup di jabarkan berikut ini:
1) Minat
Minat sangat memliki efek besar dalam menunjang keberhasilan berguru akseptor didik. Seorang yang tidak berminat mempelajari sesuatu tidak akan berhasil dengan baik sebagaimana yang diharapkan, tetapi jikalau seseorang mempunyai minat yang anggun terhadap objek pembelajaran tertentu maka terang sekali mereka akan mendapatkan hasil berguru yang maksimal sebagimana diharapkan. Masalahnya ialah bagaimana seorang pendidik selektif dalam menentukan atau menentukan duduk kasus atau bahan pelajaran yang menarik siswa. Berikutnya mengemas bahan yang dipilih dengan metode yang menarik. Karena itu pendidik/ pengajar perlu mengenali karakteristik siswa, contohnya latar belakang sosial ekonomi, keyakinan, kemampuan, dan lain-lain.
2) Kecerdasan
Kecerdasan memegang peranan penting dalam menentukan berhasil tidaknya seserorang. Orang pada umumnya lebih bisa berguru daripada orang yang kurang cerdas. Berbagai penelitian memperlihatkan korelasi yang dekat antara tingkat kecerdasan dan hasil berguru di sekalah (Sumadi, 1989: 11).
3) Bakat
Bakat merupakan kemampuan bawaan sebagai potensi yang perlu dilatih dan dikembangkan semoga sanggup terwujud (Utami, 1992: 17). Bakat memerlukan latihan dan pendidikan semoga suatu tindakan sanggup dilakukan pada masa yang akan datang. Selain kecerdasan talenta merupakan faktor yang menentukan berhasil tidaknya seseorang dalam berguru (Sumadi, 1989: 12). Belajar pada bidang yang sesuai dengan bakatnya akan memperbesar kemungkinan seseorang untuk berhasil.
4) Motivasi
Motivasi merupakan dorongan yang ada pada diri anak untuk melaksanakan sesuatu tindakan. Besar kecilnya motivasi banyak dipengaruhi oleh kebutuhan individu yang ingin dipenuhi (Suharsimi, 1993: 88). Ada dua macam motivasi yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik ialah motivasi yang ditimbulkan dari dalam diri orang yang bersangkutan. Akan tetapi lain halnya dengan motivasi ekstrinsik, dimana motivasi ialah motinasi yang ditimbul oleh rangsangan dari luar atau motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi berguru mengajar, contohnya, tingkatan, reword (hadiah), persaingan (competition), pertentangan, sindiran, cemoohan dan eksekusi sebagai pemguatan. Oleh lantaran itu, Motivasi ini tetap diharapkan di sekolah lantaran tidak semua pelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa (peserta didik).
Oleh lantaran itu, Dengan adanya kemampuan pada suatu mata pelajaran, baik itu pengetahuan, keterampilan dan sikap yang bisa dikembangkan oleh perseta didik sendiri maka diharapkan kepada pendidik untuk sanggup mengalih gunakan kemampuan-kemampuan tersebut dalam mengahadapi masalah-masalah dalam aneka macam bidang pelajaran. Kemampuan bernalar, kemampuan menentukan taktik yang cocok dengan permasalahannya, maupun kemampuan mendapatkan dan mengemukakan suatu gosip secara tetap dan cermat merupakan kemampuan umum yang sanggup dipakai dalam aneka macam bidang tertentu.
Sumber http://www.pondok-belajar.com/