Monday, July 31, 2017

√ Konsep Pembelajaran Menulis Dan Tahapan-Tahapannya

A. Konsep Pembelajaran Menulis
Proses Pembelajaran menulis merupakan kepingan dari pembelajaran bahasa, pada ketika ini  mengalami perkembangan pesat. Apalagi Dengan adanya jenis pendekatan humanistik, dimana pendekatan ini lebih mengutamakan peranan siswa dan berorientasi pada kebutuhan siswa, pembelajaran bahasa sedemikian mendekati harapan.
Proses Pembelajaran menulis merupakan kepingan dari pembelajaran bahasa √ Konsep Pembelajaran Menulis dan Tahapan-Tahapannya
Konsep Pembelajaran Menulis dan Tahapan-Tahapannya

Proses Pembelajaran menulis dan mengkaji beberapa keterampilan pembelajaran  (berbicara, menyimak dan membaca). Melalui keterampilan Menulis ini, peserta didik diharapkan bisa membuatkan kreativitas, intuisi, imajinasi dan daya kebijaksanaan mereka. Prinsip penting dalam pembelajaran menulis yakni materi pembelajaran yang disajikan kepada siswa harus setingkat/sesuai dengan kemampuan mereka pada suatu tingkatan/tahapan pembelajaran yang telah ditentukan. Proses Belajar mengajar memang merupakan upaya yang memakan waktu cukup lama, dari keadaan tidak tahu menjadi tahu, dari yang sederhana hingga yang sulit (rumit). Semestinya Ini sesuai dengan ukuran kemampuan peserta didik, materi pembelajaran yang akan disajikan hendaknya juga diklasifikasikan dengan mempertimbangkan tingkat kesukaran dan kriteria-kriteria tertentu yang telah ditetapkan. Tanpa adanya kesesuaian antara siswa dengan materi yang diajarkan, pembelajaran yang disampaikan akan mengalami kegagalan.
Pembelajaran menulis menyibukkan para siswa untuk berguru bahasa. Menulis di sini dimaksudkan sebagai suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan jawaban adanya kekerabatan antara insan satu dengan yang lain. Proses berkomunikasi secara tertulis ini berlangsung melalui tiga media, yaitu; (1) visual (nonverbal), (2) oral (lisan), (3) written (tulis) (Tarigan, 1993:19).

Pembelajaran menulis sangat erat hubungannya dengan komunikasi verbal dan komunikasi tulis alasannya yakni sifat penggunaannnya yang saling berkaitan dalam apsek ilmu bahasa. Terdapat sejumlah situasi yang sekaligus membutuhkan kedua-duanya, dan situasi-situasi lainnya yang membutuhkan dua bahkan tiga jenis media. Tarigan (1993:19) membagi empat jenis aspek proses komunikasi, yaitu: (1) komunikator, (2) pesan, (3) saluran, dan (4) audience (penonton, pendengar dan pemirsa). Keempat jenis aspek proses komunikasi itu sangat penting dalam melaksanakan acara menulis. Kemampuan menulis akan gampang dikuasai apabila penulis bisa menerjemahkan keempat aspek proses komunikasi tersebut. Berkaitan dengan klarifikasi di atas, ada beberapa hal yang perlu disikapi dallam melaksanakan acara pembelajaran menulis, antara lain:

1) Tujuan Pembelajaran menulis
Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan bahasa yang semakin penting untuk dikuasai. Membina dan meningkatkan kemampuan menulis diharapkan sanggup bermanfaat untuk keperluan di  masyarakat. Tujuan yang ingin dicapai dalam kemampuan menulis ini, antara lain: memberitahukan, meyakinkan, menghibur, dan mencurahkan perasaan. Tujuan-tujuan tersebut lebih lazim disebut sebagai tujuan memberitahukan / mengajar,  tujuan meyakinkan/mendesak, tujuan menghibur / menyenangkan dan tujuan ekspresif diri (Tarigan, 1993:23).

Dari pendapat tersebut sanggup disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran menulis dibagi menjadi empat, yaitu: (a)  tujuan persuasif, dimana penulis akan berusaha membawa perasaan pembaca semoga pembaca mempunyai keyakinan yang besar terhadap pesan yang  disampaikannya dan berusaha untuk sanggup menerapkan pesan tersebut itu dengan penuh kesadaran (kerelaan); (b) tujuan informatif, penulis berusaha menawarkan informasi sejelas-jelasnya kepada pembaca semoga kesan/pesan yang ingin digambarkan sanggup dimengerti oleh para pembaca yang telah dibuat; (c) tujuan ekspresif, penulis berusaha mencurahkan perasaan yang sedalam-dalamnya kepada pembaca, (d)  tujuan literer, penulis berusah menghibur dan menyenangkan pembaca sehingga pembaca bisa memeroleh kesan yang besar lengan berkuasa terhadap pesan yang disampaikan penulis;.
Berdasarkan keempat tujuan di depan, kemampuan menulis menawarkan beberapa laba bagi orang yang bersangkutan (penulis), antara lain: (a) penulis sanggup membuatkan aneka macam gagasan; (b) penulis lebih mengenali kemampuan dan potensi diri; (c) penulis lebih mengenali kemampuan dan potensi diri; (d) penulis sanggup memperjelas permasalahan yang samar-samar; (d) penulis sanggup memperluas wawasan teoretis dan praktis; (e) penulis sanggup menilai gagasan sendiri secara objektif; (f) penulis sanggup mendorong berguru secara aktif; dan (g) penulis sanggup memecahkan masalah; (h) penulis membiasakan diri untuk berpikir dan berbahasa secara tertib.

2) Fungsi Menulis dan Manfaat Pembelajaran Menulis
Fungsi utama dari goresan pena yakni sebagai alat komunikasi secara tidak langsung. Menulis sangat penting dalam dunia pendidikan alasannya yakni memudahkan seseorang berpikir kritis. Di samping itu, menulis sanggup memperdalam persepsi, memecahkan masalah, dan menjelaskan pikiran kita. Menulis yakni suatu bentuk berpikir, tetapi juga berpikir bagi pembaca tertentu dan bagi waktu tertentu. Salah satu dari kiprah penting seorang penulis yakni harus menguasai prinsip-prinsip berpikir dan menulis, yang akan sanggup menolongnya mencapai maksud dan tujuan yang diharapkan.
Ikhwan Sopa (2005) menyatakan manfaat menulis bagi pribadi sebagai berikut:

Manfaat pribadi yang bisa diperoleh dengan menulis adalah:
  • Pengetahuan yang lebih mendalam;
  • Koneksi dan jaringan untuk kepentingan karir;
  • Financial reward;
  • Motivasi sosial dan personal yang meningkat;
  • Kredit akademis;
  • Hubungan dengan dunia ilmu yang tak terputus;
  • Kemampuan yang lebih baik dalam aspek komunikasi lainnya menyerupai membaca, mendengarkan dan berbicara;
  • Kemampuan yang lebih elok dalam bekerja secara berkelompok (group);
  • Peningkatan percaya diri dan personal branding;
  • Peningkatan dalam kemampuan presentasi;
  • Anda telah membuka pintu-pintu gres bagi masa depan anda dengan lebih baik;
  • Anda siap dengan analisis dan argumentasi akurat di semua bidang;
  • Anda melakukan/menjalani profesi anda dengan lebih baik dan dengan masa depan yang lebih baik;
  • Prefesional plus. Nilai plus-lah yang bisa memperpanjang karir anda dan membangun aneka macam harapan dan cita-cita;
  • Ini yakni kesempatan bagi anda untuk berinvestasi.
  • Anda sudah mulai membenahi apa-apa yang sudah anda pelajari semenjak kecil dengan cara membuatkan diri dan profesi;
Memperhatikan uraian di depan, manfaat menulis bagi penulis itu sendiri antara lain: (a) sanggup membuatkan aneka macam gagasan; (b) sanggup mengenali kemampuan dan potensi diri; (c) sanggup menilai gagasan secara objektif; (d) sanggup mengorganisasikan gagasan secara sistematis; (e) lebih gampang memecahkan masalah; (f) lebih banyak menyerap, mencari dan menguasai informasi; (g) mendorong berguru secara aktif; (h) membiasakan berpikir dan berbahasa secara tertib.

B. Tahap-tahap Penulisan
Menulis merupakan suatu proses, yaitu proses penulisan. Yang di dalamnya terdapat beberapa tahap-tahap penulisan, meliputi tahap pra penulisan, tahap penulisan, dan tahap revisi (Sabarti Akhadiah dkk, 1996: 2-5). Ketiga tahap penulisan itu memperlihatkan acara utama yang berbeda. Dalam Tahap Prapenulisan ditentukan hal-hal pokok yang mengarahkan penulis dalam seluruh acara penulisan itu. Dalam Tahap Penulisan kita membuatkan gagasan dalam kalimat-kalimat, satuan paragraf, kepingan atau bagian. Sedangkan dalam Tahap Revisi yang dilakukan ialah membaca dan menilai kembali yang telah ditulis, memperbaiki, mengubah bahkan bila perlu memperluas goresan pena tadi. Menurut Sabarti akhadiah,dkk (1996: 2-5) Tahap-tahap yang harus dilalui dalam menulis meliputi;

a. Tahap Penulisan
Tahap ini merupakan tahap perencanaan atau persiapan menulis, dimana di dalamnya meliputi beberapa langkah-langkah acara bila menulis karangan meliputi;
1) Menentukan Topik
Ini berarti seorang penulis menentukan apa yang akan dibahas di dalam tulisan. Topik ini sanggup diperoleh dari aneka macam sumber ilmu, pengalaman dan pengamatan. Seorang penulis sanggup menulis ihwal pendapat, perilaku dan tanggapan sendiri atau orang lain atau ihwal khayalan/imajinasi yang dimilikinya. Dalam menentukan topik karangan harus selalu mengenai fakta.
2) Membatasi Topik
Membatasi topik berarti mau mempersempit/memperkecil lingkup pembicaraan. Untuk mempermudah pembahasan dipakai gambar, bagan, diagram atau cara visualisasi yang lainnya. 
3) Menentukan tujuan penulisan
Dengan menentukan tujuan penulisan kita tahu apa yang akan dilakukan pada tahap penulisan, bahkan apa yang diberlakukan.
4) Menentukan materi penulisan
Yaitu semua informasi atau data yang dipergunakan untuk mencapai data penulisan.
5) Membuat kerangka karangan
Penyusunan kerangka karangan merupakan acara terakhir pada tahap persiapan/pra penulisan.

b. Tahap Penulisan
Pada tahap ini penulis membahas setiap butir topik yang ada di dalam kerangka yang disusun. Dalam membuatkan gagasan menjadi suatu kerangka yang utuh, dibutuhkan bahasa. Dalam hal ini penulis harus menguasai kata-kata yang akan mendukung gagasan. Ini berarti bahwa penulis harus bisa menentukan kata dan istilah yang sempurna sehingga gagasan sanggup dipahami pembaca dengan sempurna pula. Kata-kata itu harus dirangkaikan menjadi kalimat efektif selanjutnya kalimat-kalimat tersebut harus disusun menjadi paragraf persyaratan dan ditulis dengan ejaan yang berlaku disertai tanda baca yang dipakai secara tepat.

c. Tahap Revisi
Sebuah goresan pena perlu dibaca kembali pada tahap ini, pada tahap ini biasanya penulis meneliti secara menyeluruh mengenai logika, sistematika, ejaan, tanda baca, pilihan kata, kalimat, paragraf, daftar pustaka dan sebagainya. Jika tidak ada lagi yang kurang memenuhi syarat maka selesailah goresan pena kita.
Ini berarti seorang penulis menentukan apa yang akan dibahas di dalam tulisan. Topik ini sanggup diperoleh dari aneka macam sumber ilmu, pengalaman dan pengamatan. Seorang penulis sanggup menulis ihwal pendapat, perilaku dan tanggapan sendiri atau orang lain atau ihwal khayalan/imajinasi yang dimilikinya. Dalam menentukan topik karangan harus selalu mengenai fakta.


Sumber http://www.pondok-belajar.com/