Thursday, August 10, 2017

√ Jenis Metode Pembelajaran Apresiasi Puisi

Pembelajaran Apresiasi Puisi. Pengajaran merupakan alat pendidikan untuk mencapai tujuan. Oleh sebab itu, setiap pengajaran harus mempunyai tujuan yang terang dan berkala dengan baik. Demikian pula dengan pembelajaran puisi, pelaksanaannya harus mempunyai rumusan yang jelas. Hal ini sangat penting sebab akan menjadi pegangan bagi guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran.

Pengajaran merupakan alat pendidikan untuk mencapai tujuan √ Jenis Metode Pembelajaran Apresiasi Puisi
Pembelajaran Apresiasi Puisi

Pembelajaran sastra bertujuan memperlihatkan kepada siswa pengalaman perihal karya sastra. Siswa diharapkan sanggup memahami dan mengaplikasi nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sebagai bekal bagi pengembangan jiwa dan kepribadiannya. Hal ini sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah digariskan dalam kurikulum, yaitu siswa bisa menikmati, memahami, dan memanfaatkan karya sastra sebagai sarana pengembangan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan juga untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
Pengetahuan perihal sastra sanggup diajarkan oleh guru kepada siswanya. Akan tetapi, untuk memperoleh pengalaman perihal sastra harus disediakan kesempatan biar siswa terlibat secara langsung, mengalami atau mendengarkan karya sastra sehingga akan mencapai tujuan pengajaran yang memuaskan. 
Pembelajaran puisi merupakan acara guru dan siswa dalam menikmati puisi. Sebelum mempelajari puisi, pengajar dituntut terlebih dahulu menghayati makna puisi yang hendak dipelajari dan kemudian menyajikan puisi itu dengan menarik. Unsur yang sangat penting dalam pembelajaran puisi ialah penikmatan terhadap puisi, penimbangan, dan perilaku menghargai sebuah puisi.

Kritikus sastra terkemuka di dunia, I.A. Richards ( Wilson Nadeak, 1985:33) memperlihatkan perumusan atas hakikat puisi yang mengandung makna keseluruhan sebagai berikut.

a. Tema atau makna
Penyair ingin mengemukakan sesuatu kepada pembaca, sesuatu tragedi yang dialaminya, dipersoalkan, dan dipermasalahkan dengan caranya sendiri.

b. Rasa
Suatu perilaku penyair terhadap pokok permasalahan yang terkandung dalam puisinya. Dua orang penyair sanggup menyairkan objek yang sama dengan perilaku yang berbeda.

c. Nada
Nada ini sangat berafiliasi dengan tema dan rasa yang terkandung dalam sajak tersebut. Pada ketika pribadi atau masyarakat menderita tekanan maka timbullah pemberontakan atau keluhan, jeritan yang bernada sinis.

d. Tujuan (amanat)
Setiap penyair mempunyai tujuan dengan sajak-sajaknya, baik disadari atau tidak. Tujuan ini diungkapkan penyair berdasarkan pandangan hidupnya.ada puisi yang religius, ada yang filosofis dan sebagainya, semuanya berdasarkan pandangan hidup penyair itu sendiri.

Keempat unsur yang disebutkan di atas tidaklah bangun sendiri-sendiri, kesemuanya saling mengukuhkan dalam sebuah puisi yang sudah jadi dan berhasil.

A. Pengertian Puisi
Jassin (1977:40 –1) dalam Wilson Nadeak (1985:16) menyampaikan bahwa puisi ialah pengucapan dengan perasaan, dalam puisi itu pikiran dan perasaan seolah bersayap, ditambah lagi oleh syarat-syarat keindahan bahasa mengenai tinggi rendahnya tekanan bunyi (ritme), bunyi, dan lagu. Penyair   mengungkapkan gejolak batinnya yang indah ke dalam wujud yang utuh, didukung oleh perasaan, pikiran, dan cita-citanya. Ketiga unsur itu menggemakan getar jiwa. Unsur-unsur itu saling mendukung dan mengisi. Puisi yang indah bukan hanya merupakan letupan-letupan luahan perasaan saja, akan tetapi juga merupakan perpaduan dari perasaan, pikiran, dan keinnginan/kehendak. Penyatuan dari Ketiganya itu melahirkan satu kepaduan yang disebut dengan keindahan. Kata ‘puisi’ atau ‘sajak’ sesungguhnya berasal dari bahasa Yunani ‘poiesis’ yang bermakna penciptaan. Di dalam buku Ensiklopedia Indonesia N-Z (edisi lama, tanpa tahun: 1147) dalam Wilson Nadeak (1985:18) memberi pengertian bahwa puisi ialah hasil seni sastra yang kata-katanya disusun berdasarkan syarat-syarat tertentu dengan memakai irama, sajak, dan adakala kata-kata kiasan.
Sementara itu Waluyo (1991:25), menyebutkan bahwa puisi merupakan bentuk karya sastra yang dipakai untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur batin dalam sebuah puisi. Ungkapan pikiran dan perasaan penyair yang dilakukan secara imajinatif dengan memakai kekuatan bahasa untuk berkomunikasi dengan pembaca dan pencinta sastra khususnya karya puisi.

B. Memahami Puisi   
Usaha penikmatan suatu karya puisi sangat erat hubungannya dengan pemahaman. Hutagalung dalam Wilson Nadeak (1985:26) beropini bahwa seperangkat pengetahuan diharapkan seseorang untuk memahami sebuah puisi, apalagi untuk menikmatinya.
Modal yang utama untuk memahami puisi ialah hati yang terbuka dan pikiran yang terbuka. Yang dimaksud dengan terbuka di sini ialah mencoba membiarkan pikiran kita berkelana, menjelajahi dunia yang diciptakan oleh penyair, dan kemudian mereguk makna kehidupan yang terkandung dalam puisi sebab setiap puisi mempunyai amanatnya sendiri.
Dalam memahami puisi terdapat metode untuk memudahkan pengapresiasian puisi. Jadi, untuk memahami puisi ada beberapa metode beserta sarana yang perlu diperhatikan dengan teliti. Sarana itu ialah sebagai berikut.

1. Diksi
Diksi ialah pilihan kata yang teliti dan tepat. Kata yang dipakai pada puisi cenderung pada makna konotatif . Setiap kata yang dipakai penyair mempunyai makna tertentu.

2. Imaji
Imaji ialah segala yang dirasai atau dialami secara imajinatif. Pilihan kata yang sempurna membantu daya hayal untuk menjelmakan citra yang nyata, sehingga penikmat sanggup melihat, merasakan, mendengar, dan menyentuh secara imajinatif apa yang dituliskan penyair.

3. Kata Nyata (concrete word)
Bahwa dengan pilihan kata yang sempurna penyair sanggup menggambarkan suatu pengertian menyeluruh sebuah puisi. Ketepatan kata  akan menyebabkan asosiasi yang menjelmakan imaji sehingga penikmat sanggup mencicipi apa yang dialami penyair.

4. Majas
Bahasa kias atau gaya bahasa yang dipakai penyair berusaha memperjelas maksud serta menjelmakan imajinasi. Ada penyair yang memakai gaya personifikasi, metafora, simbolisme, perbandingan, dan persamaan.
5. Ritme dan Rima
Ritme dan rima mempunyai imbas yang besar untuk memperjelas makna suatu puisi.

C. Metode Pembelajaran Apresiasi Puisi
Metode berafiliasi dengan cara (bagaimana) membelajarkan sastra yang tepat. Cara ini akan merujuk pada kiat-kiat yang efektif dan efisien dalam pengajaran. Oleh sebab itu, melalui metode yang tepat, tentu tidak akan memakan waktu dan menguras energi dalam proses pengajaran. Metode pengajaran sastra yang aman sanggup disebut juga metode yang sinergis.
Metode yang dipakai dalam pembelajaran puisi didasarkan pada pendekatan komunikatif dan keterampilan proses yang sanggup memberi peluang kepada siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Tujuan penggunaan metode ialah biar guru sanggup menggiring siswa kepada acara berguru secara aktif selama pembelajaran berlangsung.
Sistem dan metode pengajaran yang efektif selalu diupayakan oleh guru dalam mengajarkan sastra. Pemilihan model pembelajaran diadaptasi dengan siswa dan tetap sesuai dengan KTSP sastra. Pembelajaran sastra mutakhir sanggup dilakukan dengan memakai banyak sekali model pembelajaran. Model pembelajaran sastra tersebut menyerupai dikemukakan oleh Endraswara (2003:85-195) ialah sebagai berikut. 

a) Model Sanggar Sastra 
Sanggar sastra ialah sebuah wadah acara sastra yang mempunyai tujuan memberdayakan sastra. Sanggar sastra merupakan bingkai komunitas yang mempunyai tujuan yang sama dengan banyak sekali acara sastra. Aktivitas yang ada ialah mencipta, menampilkan, mengapresiasi, mengotak-atik, dan bereksperimen sastra. Dalam sanggar, seseorang sanggup bertukar pikiran, ilmu, dan segala wawasan yang dimiliki. Siswa sanggup saling berdiskusi, saling mengkritik, dan lain-lain demi meningkatkan kreativitas mereka dalam bersastra. 

b) Model Worksop Sastra dan Bengkel Sastra
Worksop sastra ialah sejenis training yang banyak dilakukan oleh kaum akademisi yang bertujuan untuk menghasilkan karya yang optimal. Worksop sastra ini dirancang dan dikerjakan sebaik-baiknya, dalam tempo singkat, siswa telah bisa mencipta dan membaca sastra dengan baik. 

c) Model Laboratorium Sastra
Melalui laboratorim sastra, kompetensi apa saja yang hendak dicapai akan lebih gampang sebab siswa akan berkreasi sendiri dengan ditopang sejumlah sarana dan prasarana relatif lengkap.

d.) Model Pragmatik Sastra
Pragmatik akan berafiliasi dengan ihwal fungsi sastra. Dalam wawasan pragmatik, kompetensi yang perlu ditanamkan kepada siswa ialah fungsi sastra sejalan dengan kondisi zaman.

e) Model Literature Based Thematic 
Literature Based Thematic  adalah model apresiasi sastra yang lazim dilaksanakan dalam pengajaran sastra dengan cara mengungkap makna. Model pengajaran ini berusaha menemukan refleksi tematik karya sastra. 

Dengan banyak sekali model yang sanggup diterapkan dalam pengajaran sastra, guru akan lebih gampang menentukan dan menyesuaikan model pembelajaran yang sesuai dengan siswa yang menjadi objek pembelajaran. (Endraswara, 2003 : 85-195).

Puisi selalu terkait dengan emosi, pengalaman, sikap, dan pendapat-pendapat perihal situasi atau tragedi yang ditampilkan secara abnormal atau implisit (Altenbernd, dalam Endraswara, 2005:109). Oleh sebab itu, pemahaman sebuah puisi juga memerlukan keterlibatan emosi, pengalaman estetis, dan intuisi-intuisi. Bekal semacam ini akan banyak menolong siswa untuk menikmati keindahan puisi.

Sumber http://www.pondok-belajar.com/