Jenis-jenis Paragraf
Sebagaimana yang telah dipahami bersama bawah menurut tujuannya, paragraf sanggup dikelompokkan ke dalam lima jenis, yaitu:
1. Paragraf deskripsi
Paragraf deskripsi yaitu paragraf yang menggambarkan sebuah objek dengan tujuan supaya para pembaca merasa seperti melihat dengan mata sendiri setiap objek yang digambarkan dalam teks tersebut. Jenis dari Paragraf ini menggambarkan sesuatu dengan memakai kata-kata secara terang dan terperinci dalam teks. Yang digambarkan bisa wacana keindahan alam, keadaan jasmani, watak, atau perasaan seseorang. Melalui paragraf deskripsi, seorang pembaca sanggup mencicipi apa yang dirasakan penulis atau membayangkan apa yang dilihat penulis. Oleh lantaran itu, paragraf deskripsi bisa disebut sebagai hasil observasi (pengamatan) melalui pancaindra yang disampaikan dengan kata-kata.
![]() |
Jenis-jenis Paragraf |
Dalam prakteknya, cara menulis paragraf deskripsi berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh fokus setiap insan terhadap suatu insiden berbeda-beda. Misalnya pandangan spesialis sepak bola saat melihat pertandingan sepak bola berbeda dengan pandangan orang awam. Setiap orang akan melaksanakan seleksi terhadap informasi yang diterimanya atau hasil observasi yang mereka peroleh dalam memberikan informasi melalui paragraf deskripsi tersebut.
Secara umum sebuah goresan pena tersusun dalam komposisi sederhana, yaitu pendahuluan, isi, dan penutup. Untuk memudahkan penentuan awal dan selesai tulisan, siswa sanggup memakai struktur tulisan. Menurut Sadikin (2002:68) dalam paragraf deskripsi, siswa bisa mengembangkan struktur goresan pena sebagai berikut.
(Baca Ketrampilan MenulisParagraf Dalam Sebuah Tulisan)
(Baca Pembelajaran AppresiasiPuisi Deang Model Sanggar Sastra)
a. Urutan waktu (kronologis)
Struktur goresan pena ini melukiskan sebuah insiden menurut waktu. Misalnya, penulis menyajikan profil seorang penyanyi yang sukses. Ia memulai tulisannya dengan mengungkapkan masa pandai balig cukup akal si penyanyi, kemudian pertama mengenal dunia tarik bunyi hingga si penyanyi menjadi sukses.
b. Urutan ruang
Struktur goresan pena ini melukiskan suatu kawasan yang dimulai dengan kesan pertama yang ditangkap mata atau indra lainnya. Setelah itu, pengamatan berkembang pada hal-hal menarik yang tertangkap oleh pandangan selanjutnya.
c. Urutan keakraban
Struktur goresan pena ini dimulai dengan melukiskan hal-hal yang akrab, sebelum mengemukakan hal-hal yang masih absurd bagi pembaca.
2. Paragraf narasi
Paragraf narasi yaitu paragraf yang bertujuan untuk menceritakan insiden atau insiden tertentu sehingga pembaca seperti mengalami sendiri insiden itu. Sadikin (2002:89) menyampaikan bahwa dalam paragraf teks narasi terdapat insiden ataupun insiden dalam urutan waktu tertentu. Di dalam insiden itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik. Ketiga unsur tersebut berupa kejadian, tokoh, dan konflik dimana ketiga unsur itu juga merupakan unsur pokok sebuah paragraf teks narasi. Jika ketiga unsur bersatu, ketiga unsur itu disebut plot atau alur. Jadi, paragraf narasi yaitu dongeng yang dipaparkan menurut plot.
Pola paragraf narasi secara sederhana yaitu awal, tengah, dan akhir. Awal paragraf narasi biasanya berisi pengantar, yaitu memperkenalkan suasana dan tokoh. Namun, cuilan awal harus dibentuk menarik semoga sanggup mengikat pembaca. Bagian tengah merupakan cuilan yang memunculkan suatu konflik. Konflik tidak hanya berupa benturan fisik (perkelahian, permusuhan, peperangan), tetapi juga bersifat nonfisik, menyerupai menentukan antara pacar dan orang tua, menentukan antara mengakui kesalahan atau memendamnya.
Setelah konflik timbul dan mencapai klimaks, secara berangsur-angsur dongeng akan mereda kembali. Akhir dongeng yang mereda ini mempunyai cara pengungkapan bermacam-macam. Ada yang menceritakannya dengan panjang, ada yang singkat, dan ada pula yang berusaha menggantungkan selesai dongeng dengan mempersilakan pembaca untuk menebaknya sendiri. Terkadang pada selesai dongeng muncul insiden yang dramatis hingga menyebabkan perasaan yang besar lengan berkuasa sekali bagi pembacanya.
3. Paragraf persuasi
Paragraf persuasi yaitu paragraf yang bersifat membujuk, mendorong, dan meyakinkan pembaca sehingga mereka mau mengikuti dan berbuat menyerupai kemauan penulis. Agar tujuan tersebut sanggup tercapai dengan baik, penulis harus bisa meyakinkan pembaca dengan menyajikan bukti-bukti yang besar lengan berkuasa dan sanggup dipertahankan kebenarannya. Oleh lantaran itu, bukti-bukti harus dilengkapi dengan fakta, data, denah, contoh, dan lain-lain yang sesuai dengan topik dan tujuan penulisan.
Rahardjo (2004:47) menyampaikan langkah-langkah yang dilakukan dalam menulis paragraf persuasi sebagai berikut:
a. Menentukan topik
Sebuah topik harus menarik perhatian penulis sendiri. Topik yang menarik perhatian penulis akan mendorongnya untuk terus berusaha mencari data-data demi kepentingan penulisan.
b. Menentukan tujuan
Setelah menentukan topik, masih ada hal penting lainnya yang perlu ditetapkan, yaitu apa maksud penulis menguraikan topik. Tahap ini disebut tahap menentukan tujuan.
c. Mengumpulkan bahan
Bahan atau data sanggup diperoleh dengan melaksanakan pengamatan, wawancara, membuatkan angket, dan membaca sumber contoh yang erat hubungannya dengan topik.
d. Memilih bahan
Pemilihan materi ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam pengembangan kerangka paragraf. Paragraf persuasi akan lebih sempurna bila memakai susunan logis dengan urutan lantaran akibat.
e. Membuat kerangka paragraf
Sebuah kerangka paragraf mengandung rincian seprti rencana kerja, memuat ketentuan-ketentuan pokok wacana bagaimana suatu topik harus diperinci dan dikembangkan. Secara singkat sanggup dikatakan kerangka paragraf yaitu suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu paragraf yang akan digarap.
4. Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi yaitu paragraf yang bersifat memaparkan atau menjelaskan suatu masalah. Paragraf eksposisi menyajikan fakta atau gagasan yang disusun sebaik-baiknya sehingga gampang dipahami pembaca. Oleh lantaran itu, paragraf eksposisi harus disusun secara teratur, logis, dan lengkap.
Paragraf eksposisi sangat sempurna dipakai untuk memberikan uraian ilmiah terkenal atau uraian ilmiah lainnya yang tidak bertujuan mempengaruhi pembacanya. Sebelum menyusun paragraf eksposisi, perlu mempersiapkan dan mengumpulkan data atau fakta yang dibutuhkan untuk menjelaskan duduk kasus yang akan dibahas.
Menurut Sadikin (2002:65) paragraf eksposisi harus memenuhi hal-hal berikut (a) menjelaskan pendapat, gagasan, dan keyakinan; (b) memerlukan fakta yang diperkuat atau diperjelas dengan angka, peta, statistik, grafik, organigram, dan gambar; (c) memerlukan analisis dan sintesis pada waktu pengupasan; (d) menggali sumber inspirasi dari pengalaman, pengamatan, penelitian, sikap, dan keyakinan.
5. Paragraf Argumentasi
Paragraf argumentasi yaitu paragraf yang mengemukakan alasan, contoh, dan bukti-bukti yang besar lengan berkuasa dan meyakinkan. Tujuannya, untuk mempengaruhi orang lain (para pembaca) sehingga mereka membenarkan pendapat, sikap, dan keyakinan penulis. Dengan memakai paragraf argumentasi, seseorang bisa mempengaruhi serta mengubah pendapat orang lain semoga mendapatkan pendapatnya. Pendapat itu tentu saja harus logis dan sanggup diterima semua orang.
Berdasarkan letak gagasan utamanya, paragraf terbagi ke dalam beberapa jenis, yakni sebagai berikut:
1. Paragraf deduktif yaitu paragraf yang letak gagasan utamanya terletak di awal paragraf.
2. Paragraf induktif yaitu paragraf yang gagasan utamanya terletak di selesai paragraf.
3. Paragraf adonan yaitu paragraf yang gagasan utamanya terletak pada kalimat pertama dan kalimat terakhir.
Setelah kita menentukan jenis paragraf yang kita buat, kita harus bisa menciptakan susunan kalimat yang efektif. Adapun susunan kalimatnya sebagai berikut:
Setelah kita menentukan jenis paragraf yang kita buat, kita harus bisa menciptakan susunan kalimat yang efektif. Adapun susunan kalimatnya sebagai berikut:
a) paragraf pendahuluan/pembuka, yaitu berisi kalimat utama atau pokok gagasan yang akan disampaikan dalam paragraf tersebut. Kalimat utama terletak di beberapa kawasan dalam paragraf diantaranya, di awal paragraf, di tengah paragraf, di selesai paragraf, dan di awal dan di selesai paragraf
Adapun teknik-teknik dalam menyusun suatu paragraf pembuka adalah:
- Memulai paragraf dengan anekdot(cerita yang menarik) yang terkait dengan topik/gagasan utama
- Memberi ulasan preview atas beberapa temuan dari orang-orang terdahulu
- Memulai dengan pernyataan umum adan dekat dengan pembaca
- Menyatakan subtopik atau rencana penulisan
b) Paragraf berisi beberapa kalimat-kalimat penjelas untuk menjelaskan pokok/gagasan utama paragraf serta untuk memudahkan pembaca memahami inti/gagasan utama dalam paragraf tersebut. Di sini pengembangan paragraf sangatlah diperlukan. Ada beberapa teknik untuk menyusun paragraf isi yaitu: (1) menunjukkan kutipan data, fakta, statistik dan bukti; (2) meringkas/mengutip menyampaikan sendiri kesaksian orang lain sehubungan dengan apa yang dibicarakan; (3) menunjukkan perumpamaan; (4) mendefisikan istilah; (5) membandingkan dan mempertentangkan yang sedang di bicarakan dengan hal lain; (6) melukiskan fisik, watak, orang, tempat, barang atau tindakan yang sedang dibicarakan.
c) paragraf epilog merupakan sebuah kalimat untuk menutup suatu paragraf dimana di sini terdapat beberapa kata-kata transisi yang lazim dipakai menyerupai akhirnya, jadi, sanggup disimpulkan, demikianlah, oleh lantaran itu, dan lain-lain. Dalam menciptakan paragraf epilog terdapat teknik-teknik yaitu:
- Meringkas hal-hal penting yang telah dibicarakan dalam paragraf isi
- Menyatakan kembali dengan kata-kata lain gagasan pokok seluruh wacana
- Menambah komentar terhadap topik
- Memberikan kesimpulan dengan tegas dan efektif mengenai isi wacana semoga pembaca gampang mengingatnya
- Menyatakan solusi
Sumber http://www.pondok-belajar.com/