Pengertian, Materi dan Metode Pembelajaran Akidah Akhlak.
Pembelajaran dalam pendidikan berasal dari kata instruction yang berarti pengajaran. (Echols, 1992: 325). Gagne dan Briggs dalam Sudjana (2000: 13) memberi pengertian pembelajaran dengan instruction is a set of events which effort learners in such a way that warning fasilitated. Menurut Zayadi (2005: 8) pembelajaran yaitu sebagai kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional untuk menciptakan penerima didik berguru secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Selain itu berdasarkan Mulyasa (2006: 100) bahwa proses pembelajaran pada hakekatnya merupakan interaksi para penerima didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan sikap yang baik. Interaksi tersebut umunya banyak diketahui oleh faktor internal seseorang yang dipengaruhi oleh diri mereka sendiri maupun faktor eksternal yang berasal dari lingkungan baik dalam lingkungan pembelajaran ataupun lingkungan penerima didik, ini yaitu kiprah seorang guru yang utama dalam pembelajaran, kiprah seorang guru yang utama yaitu mengkondisikan lingkungan semoga menunjang terjadinya perubahan sikap penerima didik.
Berdasarkan konsep pembelajaran tersebut, kegiatan pembelajaran bermuara pada dua kegiatan pokok sebagai berikut:
a. Bagaimana orang melaksanakan tindakan perubahan tingkah laris melalui kegiatan belajar.
b. Bagaimana orang melaksanakan tindakan penyampaian ilmu pengetahuan melalui kegiatan pembelajaran.
Makna pembelajaran merupakan kondisi eksternal kegiatan belajar, yang antara lain dilakukan oleh guru dalam mengondisikan seseorang untuk belajar. Secara umum berguru merupakan kegiatan yang melibatkan terjadinya perubahan tingkah laku, maka dari itu makna/pengertian pembelajaran yaitu merupakan suatu prose kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dengan sedemikian rupa sehingga tingkah laris penerima didik berubah kearah yang lebih baik/positif. (Darsono, 2001 : 24).
(Baca Pentingnya Memahami Konsep Aqidah Dalam Islam)
(Baca Iman Kepada Qada dan Qadar Allah)
Berdasarkan pengertian tersebut di atas sanggup disimpulkan bahwa pembelajaran yaitu proses interaksi. Interaksi tersebut yaitu antara penerima didik dengan lingkungan belajar, yang diatur oleh guru untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan.
Menurut Djamarah (2002: 38-35) bahwa kegiatan berguru penerima didik yaitu 1) mendengarkan; 2) menulis atau mencatat; 3) meraba, membau dan mengecap; 4) memandang; 5) membaca; 6) mengamati tabel, 7) menciptakan ikhtisar atau ringkasan dan menggarisbawahi; diagram-diagram dan bagan-bagan; 8) mengingat; 9) menyusun paper atau kertas kerja; 10) berpikir; 11) latihan atau praktek.
Kegiatan penerima didik yang dikemukakan oleh dua tokoh tersebut dalam proses pembelajaran bahasa, pada pada dasarnya meliputi kegiatan mendengarkan, membaca, menulis dan berbicara. Empat kegiatan tersebut dalam pelaksanaannya berupa kegiatan yang berafiliasi dengan sikap, keterampilan, pemahaman dan pengetahuan yang satu sama lain tidak sanggup dipisahkan. Apabila dalam proses tersebut hanya meliputi satu atau dua aspek kegiatan, maka pembelajaran bahasa sanggup dikatakan kurang berhasil, sebaliknya apabila empat aspek tersebut dikuasai, berarti penerima didik telah berhasil dalam kegiatan belajarnya.
Kita pahami bahwa proses pembelajaran akan berlangsung efektif dikala penerima didik (siswa) diberi kesempatan untuk terlibat aktif dan mempraktekkan materi pembelajaran yang telah diterimanya di kelas. Belajar melaksanakan lebih efektif daripada dengan mendengar atau melihat. Guru hendaknya lebih menunjukkan kesempatan kepada penerima didik untuk berguru dengan melaksanakan (learning by doing).
1. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran merupakan sesuatu yang disajikan guru untuk diolah dan kemudian dipaham, dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan (Ibrahim, 2003: 100). Dalam pemilihan materi pembelajaran, ada beberapa kriteria yang dikembangkan dalam sistem pembelajaran dan yang mendasari taktik berguru mengajar, yaitu: 1) materi supaya sejalan dengan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, 2) materi pembelajaran supaya terjabar, 3) relevan dengan kebutuhan penerima didik, 4) kesesuaian dengan kondisi masyarakat, 5) materi pelajaran mengandung segi-segi etik, 6) materi pembelajaran tersusun dalam ruang lingkup dan urutas yang sistematis serta logis, 7) materi pembelajaran bersumber yang baku, pribadi guru, dan masyarakat (Harjanto, 2006 : 222-224).
2. Metode
Metode berasal dari bahasa Greek-Yunani, yaitu metha (melalui atau melewati), dan hodods (jalan atau cara). Pengertian kata tersebut secara sederhana merupakan jalan yang ditempuh oleh seorang pendidk/guru dalam memberikan ilmu pengetahuan kepada penerima didik sehingga sanggup mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. (Thoifuri, 2008 : 56). Metode dalam interaksi pembelajaran yaitu cara yang sempurna dan cepat melaksanakan sesuatu. Cara cepat dan sempurna inilah, maka urutan kerja dalam suatu metode harus diperhitungkan benar-benar secara ilmiah.
Ketika dalam proses pembelajaran, Muhadjir (2000: 140) membedakan antara istilah metode, pendekatan, dan teknik. Dia menjalsakan bahwa Pendekatan berarti cara menganalisis, memperlakukan, dan mengevaluasi sesuatu oyek. Misalnya dalam proses pembelajaran, dimanan penerima didik dilihat dari sudut interaksi sosialnya, akan ada jenis pendekatan individual dan pendekatan kelompok. Namun/Sedangkan istilah metode dan teknik sanggup dianalogikan sebagai sebiuah jalan atau kendaraan yang dipakai seseorang untuk mencapai daerah tujuan. Misalnya, seseorang akan pergi ke kota A, maka jalan yang dipilih untuk dilewati dianalogkan dengan metode, sedangkan kendaraan dianalogkan dengan teknik.
Agar tujuan pembelajaran sanggup tercapai, maka guru dalam menentukan metode perlu memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut: 1) Tujuan yang hendak dicapai, 2) Kemapuan guru, 3) Peserta didik, 4) Situasi dan kondisi pembelajaran di mana berlangsung, 5) Fasilitas, 6) waktu yang tersedia, 7) kebaikan dan kekurangan meode. (Utsman, 2002:33).
Menurut Mulyanto dalam Abdul Kholim (2005:37) metode-metode pembelajaran bahasa Arab adalah: 1) metode dwibahasa (dual-language method). 2) metode membaca (reading method), 3) metode psikologi (psichological method), 4) metode ponetik (phonetic), 5) metode alamiah (natural method), 6) Metode gramatika-terjemah (grammar-translation method), 7) metode terjemah (translation method), 8) metode gramatika (grammar method), 9) metode adonan (electic method), 10) metode pembatasan bahasa 11) metode unit (unit method), (language control method), 12) metode mim-mem (mimiery –memorization method), 13) metode praktek-teori (practice-theory method), 14) metode cognate (cognate method), 15) metode pribadi (direct method),
Kesemuaan Metode–metode tersebut berkumpul hanya pada dua kutub, yaitu:
a) Metode-metode yang menempel pada unsur metode pribadi (dirrect method).
b) Metode-metode yang langkahnya berkisar pada prinsip metode tidak pribadi (indirect method). (Malibary, 1976: 103).
Kegiatan pembelajaran bahasa Arab hendaknya menggunkan metode yang bervariasi dan tepat, sebab pada dasarnya tidak ada metode yang paling ideal dan tepat, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri. Hal ini sangat bergantung pada tujuan yang hnedak dicapai, guru, ketersediaan fasilitas, dan kondisi penerima didik.
Pembelajaran dalam pendidikan berasal dari kata instruction yang berarti pengajaran. (Echols, 1992: 325). Gagne dan Briggs dalam Sudjana (2000: 13) memberi pengertian pembelajaran dengan instruction is a set of events which effort learners in such a way that warning fasilitated. Menurut Zayadi (2005: 8) pembelajaran yaitu sebagai kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional untuk menciptakan penerima didik berguru secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Selain itu berdasarkan Mulyasa (2006: 100) bahwa proses pembelajaran pada hakekatnya merupakan interaksi para penerima didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan sikap yang baik. Interaksi tersebut umunya banyak diketahui oleh faktor internal seseorang yang dipengaruhi oleh diri mereka sendiri maupun faktor eksternal yang berasal dari lingkungan baik dalam lingkungan pembelajaran ataupun lingkungan penerima didik, ini yaitu kiprah seorang guru yang utama dalam pembelajaran, kiprah seorang guru yang utama yaitu mengkondisikan lingkungan semoga menunjang terjadinya perubahan sikap penerima didik.
![]() |
Pengertian, Materi dan Metode Pembelajaran Aqidah Akhlaq |
Berdasarkan konsep pembelajaran tersebut, kegiatan pembelajaran bermuara pada dua kegiatan pokok sebagai berikut:
a. Bagaimana orang melaksanakan tindakan perubahan tingkah laris melalui kegiatan belajar.
b. Bagaimana orang melaksanakan tindakan penyampaian ilmu pengetahuan melalui kegiatan pembelajaran.
Makna pembelajaran merupakan kondisi eksternal kegiatan belajar, yang antara lain dilakukan oleh guru dalam mengondisikan seseorang untuk belajar. Secara umum berguru merupakan kegiatan yang melibatkan terjadinya perubahan tingkah laku, maka dari itu makna/pengertian pembelajaran yaitu merupakan suatu prose kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dengan sedemikian rupa sehingga tingkah laris penerima didik berubah kearah yang lebih baik/positif. (Darsono, 2001 : 24).
(Baca Pentingnya Memahami Konsep Aqidah Dalam Islam)
(Baca Iman Kepada Qada dan Qadar Allah)
Berdasarkan pengertian tersebut di atas sanggup disimpulkan bahwa pembelajaran yaitu proses interaksi. Interaksi tersebut yaitu antara penerima didik dengan lingkungan belajar, yang diatur oleh guru untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan.
Menurut Djamarah (2002: 38-35) bahwa kegiatan berguru penerima didik yaitu 1) mendengarkan; 2) menulis atau mencatat; 3) meraba, membau dan mengecap; 4) memandang; 5) membaca; 6) mengamati tabel, 7) menciptakan ikhtisar atau ringkasan dan menggarisbawahi; diagram-diagram dan bagan-bagan; 8) mengingat; 9) menyusun paper atau kertas kerja; 10) berpikir; 11) latihan atau praktek.
Kegiatan penerima didik yang dikemukakan oleh dua tokoh tersebut dalam proses pembelajaran bahasa, pada pada dasarnya meliputi kegiatan mendengarkan, membaca, menulis dan berbicara. Empat kegiatan tersebut dalam pelaksanaannya berupa kegiatan yang berafiliasi dengan sikap, keterampilan, pemahaman dan pengetahuan yang satu sama lain tidak sanggup dipisahkan. Apabila dalam proses tersebut hanya meliputi satu atau dua aspek kegiatan, maka pembelajaran bahasa sanggup dikatakan kurang berhasil, sebaliknya apabila empat aspek tersebut dikuasai, berarti penerima didik telah berhasil dalam kegiatan belajarnya.
Kita pahami bahwa proses pembelajaran akan berlangsung efektif dikala penerima didik (siswa) diberi kesempatan untuk terlibat aktif dan mempraktekkan materi pembelajaran yang telah diterimanya di kelas. Belajar melaksanakan lebih efektif daripada dengan mendengar atau melihat. Guru hendaknya lebih menunjukkan kesempatan kepada penerima didik untuk berguru dengan melaksanakan (learning by doing).
1. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran merupakan sesuatu yang disajikan guru untuk diolah dan kemudian dipaham, dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan (Ibrahim, 2003: 100). Dalam pemilihan materi pembelajaran, ada beberapa kriteria yang dikembangkan dalam sistem pembelajaran dan yang mendasari taktik berguru mengajar, yaitu: 1) materi supaya sejalan dengan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, 2) materi pembelajaran supaya terjabar, 3) relevan dengan kebutuhan penerima didik, 4) kesesuaian dengan kondisi masyarakat, 5) materi pelajaran mengandung segi-segi etik, 6) materi pembelajaran tersusun dalam ruang lingkup dan urutas yang sistematis serta logis, 7) materi pembelajaran bersumber yang baku, pribadi guru, dan masyarakat (Harjanto, 2006 : 222-224).
2. Metode
Metode berasal dari bahasa Greek-Yunani, yaitu metha (melalui atau melewati), dan hodods (jalan atau cara). Pengertian kata tersebut secara sederhana merupakan jalan yang ditempuh oleh seorang pendidk/guru dalam memberikan ilmu pengetahuan kepada penerima didik sehingga sanggup mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. (Thoifuri, 2008 : 56). Metode dalam interaksi pembelajaran yaitu cara yang sempurna dan cepat melaksanakan sesuatu. Cara cepat dan sempurna inilah, maka urutan kerja dalam suatu metode harus diperhitungkan benar-benar secara ilmiah.
Ketika dalam proses pembelajaran, Muhadjir (2000: 140) membedakan antara istilah metode, pendekatan, dan teknik. Dia menjalsakan bahwa Pendekatan berarti cara menganalisis, memperlakukan, dan mengevaluasi sesuatu oyek. Misalnya dalam proses pembelajaran, dimanan penerima didik dilihat dari sudut interaksi sosialnya, akan ada jenis pendekatan individual dan pendekatan kelompok. Namun/Sedangkan istilah metode dan teknik sanggup dianalogikan sebagai sebiuah jalan atau kendaraan yang dipakai seseorang untuk mencapai daerah tujuan. Misalnya, seseorang akan pergi ke kota A, maka jalan yang dipilih untuk dilewati dianalogkan dengan metode, sedangkan kendaraan dianalogkan dengan teknik.
Agar tujuan pembelajaran sanggup tercapai, maka guru dalam menentukan metode perlu memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut: 1) Tujuan yang hendak dicapai, 2) Kemapuan guru, 3) Peserta didik, 4) Situasi dan kondisi pembelajaran di mana berlangsung, 5) Fasilitas, 6) waktu yang tersedia, 7) kebaikan dan kekurangan meode. (Utsman, 2002:33).
Menurut Mulyanto dalam Abdul Kholim (2005:37) metode-metode pembelajaran bahasa Arab adalah: 1) metode dwibahasa (dual-language method). 2) metode membaca (reading method), 3) metode psikologi (psichological method), 4) metode ponetik (phonetic), 5) metode alamiah (natural method), 6) Metode gramatika-terjemah (grammar-translation method), 7) metode terjemah (translation method), 8) metode gramatika (grammar method), 9) metode adonan (electic method), 10) metode pembatasan bahasa 11) metode unit (unit method), (language control method), 12) metode mim-mem (mimiery –memorization method), 13) metode praktek-teori (practice-theory method), 14) metode cognate (cognate method), 15) metode pribadi (direct method),
Kesemuaan Metode–metode tersebut berkumpul hanya pada dua kutub, yaitu:
a) Metode-metode yang menempel pada unsur metode pribadi (dirrect method).
b) Metode-metode yang langkahnya berkisar pada prinsip metode tidak pribadi (indirect method). (Malibary, 1976: 103).
Kegiatan pembelajaran bahasa Arab hendaknya menggunkan metode yang bervariasi dan tepat, sebab pada dasarnya tidak ada metode yang paling ideal dan tepat, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri. Hal ini sangat bergantung pada tujuan yang hnedak dicapai, guru, ketersediaan fasilitas, dan kondisi penerima didik.
Sumber http://www.pondok-belajar.com/