Friday, August 4, 2017

√ Pengertian Dan Tahap-Tahap Apresiasi

A. Pengertian Apresiasi
Kata apresiasi dalam bahasa Indonesia berasal dari kata appreciation yang berarti penghargaan. Tepatnya penghargaan yang didasarkan pada pemahaman. Kata appreciation/penghargaann Secara gramatikal dimaknai sebagai sebuah proses atau hal untuk memberi harga atau menghargai sesuatu. Dalam rangka proteksi harga terhadap suatu objek, contohnya suatu karya seni, secara niscaya tentu akan melibatkan hal-hal untuk mengobservasi, meneliti dan menimbang mutu, yaitu menilai kelebihan dan kekurangan dari objek tersebut, barulah hingga pada kesimpulan sebagai hasil proteksi harga tersebut. S. Effendi dalam Suroto (1990:158) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan apresiasi terhadap karya sastra ialah sebuah upaya atau proses memahami, menikmati, dan menghargai suatu karya sastra secara kritis, yang memunculkan tumbuh penghargaan, pengertian, dan kepekaan pikiran kritis dan kepekaan pikiran yang baik terhadap sastra yang dihasilkan.

Kata apresiasi dalam bahasa Indonesia berasal dari kata appreciation yang berarti pengharg √ Pengertian dan Tahap-tahap Apresiasi
Pengertian dan Tahap-tahap Apresiasi Karya Sastra

Berdasarkan pendapat di atas, sanggup disimpulkan bahwa acara apresiasi sanggup tumbuh dengan baik apabila pembaca bisa menumbuhkan keakraban dengan teks sastra yang diapresiasikannya, menumbuhkan perilaku sungguh-sungguh, serta melaksanakan apresiasi itu sebagai cuilan dari hidupnya, sebagai suatu kebutuhan yang bisa memuaskan kebutuhan rohaninya. Hal ini diharapkan lantaran sastra merupakan salah satu karya seni yang berusaha menampilkan nilai keindahan dalam bentuk faktual dan imajinatif (imagination) sehingga akan bisa memperlihatkan hiburan dan kepuasan rohaniah kepada para pembaca.
Kemampuan apresiasi bagi siswa sangat penting, lantaran dengan adanya kemampuan apresiasi pada dirinya, ia akan memperoleh pengetahuan atau pengalaman, memperoleh kecakapan dalam menilai secara objektif nilai-nilai estetika, moral maupun mental dari karya sastra yang dinikmatinya. Pengalaman dan pengetahuan yang ditemuinya dari setiap karya sastra tersebut akan menjadikan suatu pemikiran yang mendalam, dan hal ini menimbulkan adanya perubahan dan perkembangan dalam diri insan itu. Dengan demikian, kemampuan apresiasi ini sangat perlu dibina dan dikembangkan pada diri siswa.

Dalam pengajaran sastra Indonesia di SMA, bentuk apresiasi sastra bisa bermacam-macam. Macam bentuk tersebut diubahsuaikan dengan tingkat usia siswa dan jenjang kelas. Apresiasi untuk kelas satu tentu tidak sama dengan apresiasi untuk kelas dua. Hal ini disebabkan tingkat pemahaman dan tingkat pemikiran biasanya sejalan dengan pertambahan usia. Di samping itu, semakin banyak pengalaman seseorang tentunya akan semakin baik penghayatannya seseorang terhadap karya sastra tersebut. Hal yang demikian itu kiranya cukup masuk akal lantaran sastra tak lain dan tak bukan berbicara wacana hidup dan kehidupan manusia.

Untuk sanggup mencapai hasil yang maksimal dalam acara apresiasi karya sastra, kita harus mempunyai pengetahuan yang cukup wacana sastra dengan banyak sekali aspeknya, terutama mengenai unsur intrinsiknya.

B. Tahap-tahap Apresiasi
Apresiasi mempunyai tahap-tahap yang harus ditempuh guna mencapai taraf yang lebih baik. Tahap-tahap tersebut merupakan pedoman yang sanggup dilakukan dalam rangka mencapai kemampuan apresiasi yang diharapkan, dan pencapaian ini diharapkan untuk tercapainya tujuan pengajaran sastra yang diharapkan.
Untuk hingga pada tahap tetapkan penghargaan (kesimpulan) terhadap suatu karya seni (sastra), ada beberapa tahap-tahap tertentu yang harus dilewati lebih dahulu. Tahap- tahap yang dimaksudkan tersebut berdasarkan Dra. Maidar G. Arsyad dalam Suroto (1990:157), sebagai berikut:

Tahap I : tahap ini ialah tahap penikmatan. Pada tahap ini penikmat melaksanakan tindakan untuk melihat, membaca, menonton atau mendengarkan suatu karya seni (sastra) tersebut. Misalnya membaca novel, roman atau puisi. Atau mungkin mendengarkan pembacaan sajak (puisi), atau menonton pertunjukan drama.

Tahap II : tahap ini ialah tahap penghargaan. Pada tahap ini penikmat melaksanakan tindakan manfaat, melihat kebaikan, atau nilai karya seni (sastra) itu. Mungkin sesudah sekali membaca atau mendengar karya sastra kemudian penikmat mencicipi adanya manfaat, apakah itu memberi hiburan, menyenangkan, memberi kepuasan, atau pun memperluas pandangan dan wawasan hidupnya. Kalau penikmat mencicipi keuntungannya sangat mungkin ia akan melangkah kepada tahap berikutnya.

Tahap III : ialah tahap pemahaman. Di sini penikmat melaksanakan tindakan menganalisis, meneliti, unsur intrinsik dan unsur ekstrinsiknya serta berusaha menyimpulkan kembali. Tahap ini berarti penikmat tidak lagi sekedar pasif untuk menikmati suatu karya sastra, tetapi mereka juga melaksanakan pemeraian pada setiap komponen yang telah membentuk karya sastra tersebut. Akhirnya ia akan hingga pada sebuah kesimpulan apakah karya sastra tersebut baik atau tidak, bermanfaat bagi pembaca atau tidak, sekedar sebagai hiburan atau lebih dari itu dan lain-lain.

Tahap IV : ialah tahap penghayatan. Pada tahap ini penikmat/pembaca akan menganalisi lebih lanjut karya sastra tersebut, mencari makna atau hakikat dari suatu karya sastra beserta argumentasinya; menciptakan penafsiran dan menyusun argumen berdasarkan analisis yang telah dibuat. Pada tahap ini penikmat berusaha menjelaskan mengapa alur novel begitu atau begini, atau mengapa sebuah puisi memakai bentuk ibarat tanda tanya, atau mengapa sebuah puisi memakai kata-kata ibarat itu dan lain-lain. Alasan-alasan yang dikemukakannya tentu disertai bukti semoga argumen yang dikemukakannya sanggup diterima secara akal.

Tahap V : tahap terakhir ini ialah tahap implikasi atau penerapan. Dimana pembaca yang telah membacakan atau menikmati suatu karya sastra sangat mungkin untuk menimbul ilham gres pada pembaca karya tersebut.

Tahap-tahap tersebut merupakan suatu proses yang harus dilalui dalam mencapai suatu tingkat apresiasi yang sebenarnya. Tingkat pemahaman, tingkat penghayatan, dan tingkat implikasi merupakan tahapan yang harus dilalui dalam suatu proses apresiasi terhadap karya sastra.
Tingkat penikmatan merupakan tingkat pertama bagi seseorang yang hanya gres mengenal suatu karya sastra. Tingkat pemahaman ini berada pada tahap menonton, atau merasa bahagia dikala mengenal suatu karya sastra. Pada tahap ini tidak dituntut seseorang untuk sanggup terus memperlihatkan penilaian, lantaran sudah barang tentu ia tidak sanggup menilainya. Hal ini yang menimbulkan timbulnya salah penafsiran terhadap suatu karya sastra apabila diminta penilaiannya.

Pada tingkat penghargaan seseorang atau katakanlah siswa, mulai memperlihatkan reaksi, contohnya reaksi ini timbul dalam bentuk rasa kagum serta terpengaruh akan hasil cipta sastra yang dinikmatinya. Rasa kagum ini bermetamorfosis menjadi suatu rasa ingin mempunyai terhadap produk sastra tersebut, sehingga timbul rangsangan untuk ingin menikmatinya lagi. Hal ini akan membawa dirinya pada tingkat pemahaman, yaitu tingkat mencari pengertian.

Apabila siswa telah mempunyai dorongan untuk mempelajari dengan cara mencari alasannya ialah akhir dan bersifat studi, pada tahap inilah siswa mulai memahami suatu karya sastra, sehingga dalam dirinya timbul suatu dorongan lain dalam bentuk mencari alasannya ialah akibat, serta mencari pengertiannya. Dengan tindakan ini siswa barulah menuju ke tahap selanjutnya, yaitu tahap penghayatan. Pada tingkat penghayatan ini siswa mulai menciptakan analisis lanjut mengungkapkan nilai pandangan terhadap suatu hasil karya sastra. Siswa akan mencari sejumlah pemikiran atau berupa perbandingan sejauh sanggup terjangkau oleh daya pemikirannya sendiri.


Sumber http://www.pondok-belajar.com/