1. Partikel Wa sebagai Penanda Mood
Pada dasarnya, partikel “wa” menunjukkan perasaan pembicara yang ingin menunjukkan topik dalam kalimat kepada lawan bicara, dan kata benda yang ditunjukkan partikel “wa” dipilih menjadi topik dalam kalimat. Kalimat tersebut dibagi menjadi “bagian topik” dan “bagian keterangan”. Bagian keterangan menandakan keadaan topik.
Contoh
デウィがバッソを食べる。
Dewi ga bakso o taberu.
Dewi makan bakso.
Kalimat di atas hanya menyatakan hal “Dewi makan bakso”. Lalu, jikalau pembicara ingin berbicara atau menandakan perihal Dewi sebagai pokok pembicaraan dalam kalimat, Dewi diangkat sebagai topik dengan memakai partikel “wa”.
↓
デウィはバッソを食べる。
Dewi wa bakso o taberu.
Dewi makan bakso.
※(Mengenai Dewi), ia makan bakso. Dewi diangkat sebagati topik. Topik ditunjukkan partikel “wa”. Bagian “makan bakso” menandakan topik pembicaraan, yaitu Dewi.
2. Topik Dipilih dari Berbagai Unsur
Pada dasarnya, setiap unsur menyerupai subjek, objek, kata keterangan waktu, dan lain-lain sanggup menjadi pokok pembicaraan dalam kalimat, dan diangkat sebagai topik. Pembentukan topik dari aneka macam unsur sebagai berikut di bawah ini.
2-1. Subjek Diangkat sebagai Topik
Jika pembicara ingin berbicara atau menandakan perihal subjek sebagai pokok pembicaraan, subjek tersebut diangkat sebagai topik. Pada umumnya, subjek yang diangkat sebagai topik diletakkan di depan kalimat, dan partikel “ga” (penanda subjek) dibungkus dengan partikel “wa” sehingga partikel “ga” dihilangkan. Namun, fungsi partikel “ga” yang disembunyikan dibelakang partikel “wa” tetap berlaku, dan menunjukkan subjek. Dengan kata lain, partikel “wa” menunjukkan topik dari sisi mood, sedangkan partikel “ga” yang disembunyikan “wa” menunjukkan subjek dari sisi hal dalam kalimat. (Oleh sebab subjek yang sangat sering menjadi topik dalam pembicaraan, sehingga partikel “wa” dianggap sebagai penanda subjek. Namun, gotong royong partikel “ga” yang disembunyikan dengan “wa” menunjukkan subjek.)
Contoh
★Hal
昨日、 デウィが あのワルンでバッソを食べた。
Kinoo, Dewi ga ano warung de bakso o tabeta.
Dewi makan bakso di warung itu kemarin.
※Kalimat ini hanya menyatakan hal “Dewi makan bakso di warung itu kemarin”.
Lalu, jikalau pembicara ingin menandakan perihal Dewi sebagai pokok pembicaraan, Dewi (subjek) diangkat sebagai topik.
↓
↓Menopikkan subjek
↓
★Mood
デウィは 昨日あのワルンでバッソを食べた。
Dewi wa kinoo ano warung de bakso o tabeta.
Dewi makan bakso di warung itu kemarin
*(Mengenai Dewi), ia makan bakso di warung itu kemarin.
※Dewi (subjek) diangkat sebagati topik, dan partikel “ga” dibungkus dengan partikel “wa” yang menunjukkan perasaan pembicara. Dewi ialah topik dalam kalimat mood, sekaligus subjek dalam kalimat hal. Topik (Dewi) diterangkan oleh kepingan “kinoo ano warung de bakso o tabeta (makan bakso di warung itu kemarin) ”
2-2. Objek Diangkat sebagai Topik
Sama halnya, jikalau pembicara ingin berbicara atau menandakan perihal objek sebagai pokok pembicaraan, objek tersebut diangkat sebagai topik. Pada umumnya, objek yang diangkat sebagai topik diletakkan di depan kalimat, dan partikel “o” (penanda objek) dibungkus dengan partikel “wa” sehingga partikel “o” dihilangkan. Namun, fungsi partikel “o” yang disembunyikan di belakang partikel “wa” tetap berlaku, dan menunjukkan objek. Dengan kata lain, partikel “wa” menunjukkan topik dari sisi mood, sedangkan partikel “o” yang disembunyikan partikel “wa” menunjukkan objek dari sisi hal dalam kalimat.
Contoh
★Hal
昨日、デウィがあのワルンで バッソを 食べた。
Kinoo, Dewi ga ano warung de bakso o tabeta.
Dewi makan bakso di warung itu kemarin.
※Kalimat ini hanya menyatakan hal “Dewi makan bakso di warung itu kemarin”.
Lalu, jikalau pembicara ingin menandakan perihal bakso sebagai pokok pembicaraan, bakso (objek) diangkat sebagai topik dengan memakai partikel “wa”.
↓
↓Menopikkan objek
↓
★Mood
バッソは 昨日デウィがあのワルンで食べた。
Bakso wa kinoo Dewi ga ano warung de tabeta.
Dewi makan bakso di warung itu kemarin.
*(Mengenai bakso), bakso itu dimakan Dewi di warung itu kemarin.
※Bakso (objek) diangkat sebagati topik, dan partikel “o” dibungkus dengan partikel “wa” yang menunjukkan perasaan pembicara. Bakso ialah topik dalam kalimat mood, sekaligus objek dalam kalimat hal. Topik (bakso) diterangkan oleh kepingan “kinoo Dewi ga ano warung de tabeta (Dewi makan di warung itu kemarin) ”
2-3. Berbagai Unsur Diangkat sebagai Topik
Demikian pula, unsur unsur lain menyerupai kata keterangan waktu, kata keterangan tempat, dan lain-lain juga sanggup menjadi topik. Pada umumnya, kata-kata yang diangkat sebagai topik diletakkan di depan kalimat, dan partikel “wa” dibubuhkan di belakang partikel atau kata benda.
Contoh 1
★Hal
昨日 、デウィがあのワルンでバッソを食べた。
Kinoo , Dewi ga ano warung de bakso o tabeta.
Dewi makan bakso di warung itu kemarin.
※Kalimat ini hanya menyatakan hal “Dewi makan bakso di warung itu kemarin”.
Lalu, jikalau pembicara ingin menandakan perihal kata keterangan waktu sebagai pokok pembicaraan, “kinoo” (kata keterangan waktu) diangkat sebagai topik dengan memakai partikel “wa”.
↓
↓Menopikkan waktu
↓
★Mood
昨日は 、デウィがあのワルンでバッソを食べた。
Kinoo wa , Dewi ga ano warung de bakso o tabeta.
Kemarin, Dewi makan bakso di warung itu.
*(Mengenai kemarin), Dewi makan bakso di warung itu.
※Kinoo (waktu) diangkat sebagati topik, dan partikel “wa” pribadi dibubuhkan di belakang kata benda (kinoo). “Kinoo” ialah topik dalam kalimat mood, sekaligus kata keterangan waktu dalam kalimat hal. Topik (kinoo) diterangkan oleh kepingan Dewi ga ano warung de bakso o tabeta (Dewi makan bakso di warung itu) ”
Contoh 2
★Hal
昨日、デウィが あのワルンで バッソを食べた。
Kinoo, Dewi ga ano warung de bakso o tabeta.
Dewi makan bakso di warung itu kemarin.
※Kalimat ini hanya menyatakan hal “Dewi makan bakso di warung itu kemarin”.
Lalu, jikalau pembicara ingin menandakan perihal daerah kegiatan sebagai pokok pembicaraan, “ano warung” (tempat aktivitas) diangkat sebagai topik dengan memakai partikel “wa”.
↓
↓Menopikkan daerah aktivitas
↓
★Mood
あのワルンでは 、昨日デウィがバッソを食べた。
Ano warung de–wa , kinoo Dewi ga bakso o tabeta.
Di warung itu, Dewi makan bakso kemarin.
*(Mengenai warung itu), Dewi makan bakso di situ kemarin.
※Ano warung (tempat aktivitas) diangkat sebagati topik, dan partikel “wa” dibubuhkan di belakang partikel “de” yang menunjukkan “ano warung”. (Partikel “de” tidak dihilangkan) “Ano warung” ialah topik dalam kalimat mood, sekaligus daerah kegiatan dalam kalimat hal. Topik (ano warung) diterangkan oleh kepingan “kinoo Dewi ga bakso o tabeta (Dewi makan bakso kemarin) ”
Berbagai Unsur Dapat Diangkat sebagai Topik
★Perubahan Partikel Saat ditopikkan
- Partikel “ga”, dan “o” → diubah menjadi “wa”
- Partikel lain → Partikel + “wa” (atau, terkadang diubah menjadi “wa”)
Saat kata benda diangkat sebagai topik, partikel “ga” dan “o” dihilangkan, dan diganti dengan partikel “wa”. Sedangkan, pada dasarnya, partikel lain (ni, de, e, to, kara, made, dan yori) tidak dihilangkan *, dan partikel “wa” pribadi dibubuhkan di belakang partikel tersebut. Selain itu, kata keterangan waktu yang tidak diperlukan partikel juga pribadi dibubuhkan dengan partikel “wa”.
*Terkadang partikel lain juga dihilangkan dan diganti dengan “wa”
Contoh Kalimat
私はその本を買った。
Watashi wa sono hon o katta.
Saya membeli buku itu.
*topik = watashi (ga), “ga” nya hilang.
その本は私が買った。
Sono hon wa watashi ga katta.
Saya membeli buku itu. (Buku itu, saya beli)
*topik = sono hon (o), “o”nya hilang.
日本では、この本を買った。
Nihon de–wa, kono hon o katta.
Di Jepang, saya membeli buku itu.
*topik = Nihon de,
ケンさんからは、この本をもらった。
Ken-san kara–wa, kono hon o moratta.
Dari Ken, saya mendapatkan buku itu.
*topik = Ken-san kara
シンタさんには、この本を送った。
Sinta-san ni–wa, kono hon o okutta.
Kepada Sinta, saya mengirim buku itu.
*topik = Sinta-san ni
山田先生とは、この本で勉強した。
Yamada sensee to–wa kono hon de benkyoo shita.
Bersama dengan guru Yamada, saya berguru dengan buku itu.
*topik = Yamada sensee to
去年は、この本を買った。
Kyonen wa kono hon o katta.
Tahun lalu, saya membeli buku itu.
*topik = kyonen
3. Kesimpulan Kali Ini
1. Unsur-unsur menyerupai subjek, objek, waktu, daerah dan lain-lain sanggup menjadi topik.
2. Jika subjek atau objek diangkat sebagai topik, partikel “ga” atau “o” dihilangkan, dan diganti dengan partikel “wa”.
Sekian.
★Seri Partikel “Wa” dan “Ga”
- Introduksi Partikel Wa: Wa ialah Penanda Topik dalam Kalimat Mood
- Struktur Topik (Penopikan I) (Here)
- Zoo Wa hana Ga nagai desu (Penopikan II)
- Wa yang Menunjukkan Perbandingan
- Wa dan Ga I -Perbedaan Wa dan Ga
- Wa dan Ga II -Kapan subjek menjadi topik?
- Rangkuman Definisi Wa dan Ga
Sumber https://wkwkjapan.com