Unsur-Unsur Yang harus Diperhatikan Dalam Menulis Cerpen. Kita tahu bahwa Cerpen terdiri dari susunan atas unsur-unsur pembangun dongeng yang saling berkaitan bersahabat antara satu sisi dengan sisi lainnya dalam sebuah tulisan. Keterkaitan antara unsur-unsur pembangun dalam dongeng tersebut akan membentuk totalitas yang bersifat abstrak/tidak nyata. Koherensi dan keterpaduan semua unsur-unsur dalam sebuah dongeng yang membentuk sebuah totalitas amat memilih keberhasilan dan keindahan cerpen sebagai suatu bentuk ciptaan sastra. Unsur-unsur dalam cerpen terdiri atas: tema, alur atau plot, tokoh penokohan,latar (setting), sudut pandang (point of view), dan gaya bahasa.
![]() |
Unsur-Unsur Yang harus Diperhatikan Dalam Menulis Cerpen |
Tompkins dan Hoskinson (dalam Akhadiah 1994: 312) beropini bahwa unsur-unsur sebuah cerpen antara lain sebagai berikut.
1) Tema
Tema ialah gagasan inti dalam sebuah Cerita, tema sanggup disamakan dengan pondasi dasar sebuah bangunan. Kita tahu bahwa tidaklah mungkin mendirikan sebuah bangunan tanpa pondasi dasar. Dengan kata lain tema merupakan sebuah ilham pokok, pikiran utama sebuah cerpen; pesan atau amanat yang disampaikan. Dasar tolak untuk membentuk rangkaian cerita; dasar tolak untuk bercerita.
Tema merupakan sesuatu yang hendak disampaikan pengarang kepada para pembacanya. Sesuatu itu bisaanya ialah kasus kehidupan, komentar pengarang mengenai kehidupan atau pandangan hidup seorang pengarang dalam menempuh kehidupan ini. Pengarang tidak dituntut untuk sanggup menjelaskan temanya secara gamblang dan final (lengkap), akan tetapi sanggup saja hanya dengan memberikan sebuah kasus kehidupan dan balasannya terserah kepad pembaca untuk menyikapi dan menyelesaikannya sendiri. Cerpen yang baik dan besar bisaanya menyajikan aneka macam kasus yang kompleks. Namun, selalu mempunyai sentra tema, yaitu pokok kasus yang mendominasi kasus lainnya dalam dongeng itu.
2) Alur/Plot
Alur yaitu urutan/rangkaian insiden yang menggerakkan dongeng untuk mencapai pengaruh tertentu. Banyak orang beranggapan keliru wacana pemaknaan plot. Sementara orang menganggap plot dalam dongeng ialah jalan cerita. Padahal, dalam pengertian umum, plot ialah suatu atau rancangan atau permufakatan diam-diam untuk memperoleh tujuan tertentu. perancangan wacana tujuan tersebut bukanlah plot, akan tetapi semua acara untuk mencapai tujuan yang dikehendaki itulah plot.
Secara lebih terperinci, plot d sanggup doartikan sebagai sesuatu yang membuat dongeng berjalan dengan gaya dan irama dalam menghadirkan ilham pokok/dasar. Untuk itu, Semua insiden yang terjadi di dalam dongeng pendek harus menurut aturan sebab-akibat, sehingga plot terang tidak mengacu pada jalan cerita, tetapi menghubungkan semua peristiwa.
Secara ringkas sanggup dikatakan bahwa alur ialah kekerabatan alasannya ialah akibat. Alur atau plot ialah struktur urutan insiden dalam sebuah dongeng yang disusun secara logis, dalam pengertian tersebut, alur ini merupakan suatu jalur daerah lewatnya rentetan peritiwa-peristiwa yang tidak terputus-putus oleh alasannya ialah itu, suatu insiden dalam suatu dongeng menjadi pemicu timbulnya akhir insiden yang lainnya. Kejadian atau peristiwa-peristiwa itu tidak hanya berupa sikap yang tampak menyerupai pembicaraan atau gerak gerik, tetapi juga menyangkut dari perubahan tingkah laris tokoh yang bersifat non fisik, menyerupai sikap kepribadian ,perubahan cara berpikir, dan lain sebagainya. Alur dongeng rekaan terdiri dari alur buka, alur tengah, alur puncak dan alur tutup.
Dilihat dari cara menyajikan urutannya, bagian-bagian alur tersebut, alur atau plot dongeng sanggup dibedakan menjadi alur lurus, alur campuran, dan alur sorot balik (flash back). Mengapa disebut alur lurus lantaran apabila dongeng disusun mulai dari awal diteruskan dengan kejadian-kejadian/altifitas-aktifitas berikutnya dan berakhir pada inti pemecahan permasalahan. Jika sebuah dongeng disusun sebaliknya, yakni dari belahan final dan bergerak ke ttitik awal dongeng disebut alur sorot balik. Sedangkan alur gabungan ialah gabungan dari sebagian alur lurus dan sebagian alur sorot balik dalam cerita.
Kesluruhan Penjelasan di atas sanggup peneliti simpulkan bahwa alur atau plot dalam sebuah dongeng ialah jalinan insiden secara beruntutan/sequence dalam dongeng dengan memperhatikan kekerabatan alasannya ialah akhir sehingga dongeng itu membentuk kesatuan yang padu, bundar dan utuh dan rapih.
3) Latar/ Setting
Latar ialah segala keterangan mengenai waktu, ruang dan suasana dalam sebuah cerpen. Pada intinya, latar mutlak diperlukan untuk menggarap tema dan plot cerita, lantaran latar harus bersatu dengan tema dan plot untuk menghasilkan dongeng pendek yang baik, berkualitas, dan padat. Jika latar sebuah dongeng sanggup dipindahkan ke mana saja, berarti latar tidak integral dengan tema dan plot. Latar atau landasan tumpu (setting) dongeng ialah lingkungan daerah insiden terjadi. Latar dibedakan menjadi dua yaitu latar sosial dan latar fisik (latar material) latar sosial mencakupi penggambaran keadaan masyarakat, kelompok-kelompok sosial dan sikapnya, etika istiadat, cara hidup, bahasa dan lain-lain. Adapun yang dimaksud latar fisik ialah latar di dalam wujud fisik.
Kita tahu, jikalau latar tidak hanya sebagai background saja, tetapi juga dimaksudkan untuk mendukung unsur dongeng lainnya dalam sebuah cerita. Penggambaran tempat, waktu dan situasi akan membuat dongeng tampak lebih hidup/semarak logis. Disamping itu, Latar juga dimaksudkan sebagai alat untuk membangun atau membuat suasana tertentu yang sanggup menggerakan emosi dan perasaan pembaca serta membuat mood atau suasana yang menyentuh batin pembaca
4) Penokohan dan Perwatakan
Yaitu penciptaan gambaran tokoh dalam cerita. Tokoh harus tampak hidup dan aktual hingga pembaca mencicipi kehadirannya. Dalam cerpen modern ketika ini, ukuran berhasil tidaknya sebuah penulisan cerpen ditentukan oleh berhasil tidaknya penulis dalam membuat citra, tabiat dan aksara tokoh tersebut. Harus dipahami bahwa Penokohan, yang didalamnya ada perwatakkan sangat penting bagi sebuah cerita, dan sanggup ddikatakan ia sebagai kekuatan dasar dari sebuah dongeng pendek (cerpen).
Pada dasarnya sifat tokoh ada dua macam; sifat batin (watak, karakter) dan sifat lahir (rupa, bentuk). Dan sifat tokoh ini sanggup diungkapkan dengan aneka macam cara, diantaranya melalui: (1) benda-benda di sekitar tokoh; (2) daerah tokoh tersebut berada; (3) tindakan, ucapan dan pikirannya; (4) kesan tokoh lain terhadap dirinya; (5) Perwatakan dalam suatu fiksi bisaanya sanggup dipandang dari dua segi. Pertama mengacu pada orang atau tokoh yang berperan dalam sebuah cerita/cerpen, yang kedua ialah mengacu kepada pembauran dari emosi, minat, keinginan, dan moral yang membentuk individu yang bermain dalam suatu cerita. Tokoh ialah yang melahirkan peristiwa. Ada dua cara memperkenalkan tokoh dan perwatakan tokoh dalam fiksi yaitu secara analitik dan secara dramatik. Secara analitik yaitu pengarang eksklusif memaparkan wacana tabiat tokoh atau aksara tokoh, pengarang eksklusif menyebutkan bahwa tokoh tersebut keras hati, keras kepala, penyayang dan sebagainya. Secara dramatik yaitu penggambaran perwatakan yang tidak digambarkan/diceritakan secara langsung, tetapi hal itu disampaikan melalui penggambaran fisik / postur tubuh,, melalui pemilihan nama, tingkah laris terhadap tokoh-tokoh lain cara berpakaian, , lingkungannya dan sebagainya dan melalui dialog.
Sumber http://www.pondok-belajar.com/