PKA merupakan ajang pertunjukan seni yang paling bergensi di kawasan Aceh lantaran PKA merupakan moment yang sangat di tunggu oleh tiap-tiap kawasan di Aceh untuk mempromosikan segala potensi-potensi seni yang dimiliki tiap kawasan di tingkat provinsi, Nasional bahkan Dunia. dimana setiap kawasan akan saling berpacu untuk menampilakan segala kekayaan seni yang dimiliki untuk menjadi yang terbaik dalam event ini. Namun apa yang terjadi di PKA V kali ini, ketika tim dari Aceh Selatan Walk out dari pementasan seni ini, pertanyaannya yakni siapa yang bertanggung jawab dengan kondisi ini, dan kenapa hal ini sanggup terjadi?
Dilema Pekan Kebudayaan Aceh V |
Jika kita sedikit mengulang kembali tragedi ini mungkin kita masih sanggup menangkap asal permasalahan Aceh selatan walk out dari Aceh Selatan, disini saya tidak membenarkan kalau wall out itu jalan terbaik meskipun saya notabenenya Anak Aceh Selatan. Akan tetapi apa yang ingin kita liat disini yakni rasa kebersamaan dan tanggung jawab Panitia PKA V itu terkesan tidak ada, ini sanggup kita buktikan dengan peryataan orang nomor satu Aceh Selatan Husen Yusuf seprti yang dimuat serambi 2 hari kemudian “kalau seandaian ada kata maaf dari Panitia PKA V mungkin keputusan yang kami ambil tidak akan menyerupai ini”.
Disini terperinci sekali terlihat kalau bupati Aceh Selatan masih mengambarkan perilaku cooperatifnya dengan pihak Provinsi sebagai panitia PKA V. namun sangat disayangkan pihak Panitia PKA malah kecolongan dalam menyingkapi hal ini dan terkesan cuek. Kita tau dengan predikat juara umum yang pernah daraih Aceh Selatan pada PKA IV lalu, dan rasanya sangat tidak hilang harga diri panitia PKA V ini untuk minta maaf dengan kesalahan yang terjadi ketika kunjungan presiden batal ke Anjongan Aceh Selatan untuk mengambarkan jiwa besarnya, tetapi apakah rasa jiwa besar ini telah hilang pada panitia PKA V ini khususnya dan pejabat Provinsi umumnya? Nah klau ini yang terjadi maka sangat terperinci dengan PKA V ini telah terjadi sedikit pergeseran nilai dimana jiwa besar yangdulu sangat dimiliki oleh orang Aceh sekarang pupus adanya lantaran saling menjaga gengsi masing. Apakah perilaku ini perlu dipertahankan? Apakah dengan walk outnya aceh selatan tidak menciptakan kesan yang kurang baik bagi pengunjung dari luar aceh dan luar negri? Apakah tidak muncul kesan kalau panitia PKA kurang professional dalam menangapai masalah?
Sebenanya hal menyerupai ini tidak akan terjadi kalau saja masing-masing pihak sanggup mengedalikan diri dan mau duduk berdampingan untuk menuntaskan setiap perkara yang dihadapi dengan mengedepankan perilaku terbuka dan ikhlas yang telah tertanan pada diri kita masing-masing. Dan pemda aceh selatan seharusnya harus lebih bijak dalam menangapi ini semua lantaran masih banyak jalan yang harus ditempuh dalam menuntaskan setiap permasalahan. Apakah dengan hengkang dari PKA itu sanggup menciptakan aceh selatan terhormat, kalau seandainya demikian saya sangat baiklah dengan keputusan walk out nya aceh selatan dari PKA. Tetapi kita juga harus mencermati setiap sudut pandangan masyarakat lantaran masyarakat kita sudah sangat jeli dalam menangapi setiap permasalah yang ada. Okey sajalah seandainya sebagian masyarakat mendukung keputusan tersebut, bagaimana kalau opini kebanyakan masyarakat itu tidak sependapat dengan kita apakah itu tidak mebuat citra aceh selatan semangkin buruk. Masyarakat Aceh selatan sebagai orang pesisir yang dikenal sebagai masyarakat yang tegar dalam mengahdapi segala rintangan malah berkecil hati dengan ketidak adilan yang dilakukan oleh panitia PKA. Apakah ini tidak terkesan kita masih kurang mengunakan kepala dingin dalam menghapi apa yang menimpa kita di arena PKA pada masyrakat aceh kususnya dan Indonesia umumnya?
Ajang pementasan seni ini sebernaya bukan saja moment untuk menampilkan seni yang ada di aceh, tetapi ajang ini juga merupakan cara memperkenalakan tabiat dan huruf masyarakat aceh yang sudah diwarisi oleh indatu kiat kepada para pengunjung luar, tetapi kesan yang terjadi malah kita telah menampakkan perilaku yang kurang terpuji kepada orang luar dalam menyingkapai setiap permasalahn termasuk dengan tragedi hengkangnya team aceh selatan dari arena PKA.
Panitia PKA V yang merupakan penanggung jawab kesuksesan PKA V harus memperlihatkan rasa nyaman kepada semua pihak dengan mengkalifikasi setiap permasalah yang muncul. Bukan malah menentukan untuk diam. Klarifikasi dari Panitia Provinsi sebenanya sangat diperkukan pada ketika tragedi itu terjadi, sehingga sanggup mengecilkan perkara yang dihadapi. Dimana masyarakat ramai sanggup memahami tragedi yang sebenanya wacana apa sesungguhnya yang tejadi. Bungkamnya Panitia Provinsi untuk tidak memperlihatkan penjelasan yang terperinci malah menciptakan sebagian orang berpikir ini disebabkan oleh lantaran kurangnya profesinalnya kinerja panitia PKA V. atau malah sebalinkya penyebab panitia tidak peduli dengan anjongan aceh selatan dikarenakan Panitia kesal dengan pengusiran Wakil Gubernur dari Anjongan Aceh Selatan?. Sebenanrnya kalau dikarena hal tersebut Panitia PKA V bungkam, itu merupakan satu kesalah besar. Kita sanggup mencicipi sendiri kalau orang yang ada dianjongan aceh selatan mengusir wagub itu bukan bermaksud untuk menghinanya, cuman cara wagub saja yang sedikit terburu dan kurang cermat dengan situasi, dimana dia tiba pada waktu orang Aceh Selatan lagi murka besar dan lantaran tak tau harus ditumpahkan kemana hasilnya menumpahkannya pada wagub wagub memang telah berusah untuk memperbaikinya tetapi waktunya ja yang belum sempurna seharusnya dia harus tunggu hingga suasan dingin sehingga semua orang sanggup menaggapinya dengan kepala dingin. jadi apa yang ingin diperlukan disini yakni kedepan jangan terulang lagi hal menyerupai ini, sehingga kesan aceh itu kompak dan bersatu itu benar adanya, lantaran apa yang telah terjadi hari ini sanggup dijadikan sebagai cerminan untuk memperbaiki system kedepan sehingga tidak ada yang merasa di anak tirikan dan aceh sanggup lebih kaya dengan seni dan ilmu dimasa PKA selanjutnya sebagai warisan dari indatu kita semua.