Saturday, September 30, 2017

√ Memaknai Sebuah Kemerekaan

Merdeka, merdeka, merdeka, mungkin kata-kata ini tengah menghiasi dari tadi pagi hingga kini diseluruh indonesia. Sebab pada hari ini tepatnya 17 agustus 2009 genap sudah bangsa tercinta ini berunsia 64 tahun. Berbagai lagu kemerdekaan dinyanyikan untuk memeriahkan hari ulang tahun Kemerdekaan ini dari sabang hingga meurauke menyerupai salah satu bait berikut

kata ini tengah menghiasi dari tadi pagi hingga kini diseluruh indonesia √ Memaknai Sebuah Kemerekaan
Memaknai Sebuah Kemerekaan

Hari Kemerdekaan Indonesia
Memaknai Hari Kemerdekaan
[Tujuh belas Agustus tahun Empat Lima]
[itulah hari kemerdekaan kita]
[hari merdeka nusa dan bangsa]
[hari lahirnya bangsa indonesia]
[merdeka sekali merdeka tetap merdeka]


Ungkapan bait terakhir itu jelas-jelas mempunyaI makna yang sangat dalam dimana rasa kemerdekaan itu sangat Dirasakan oleh bangsa ini, akan tetapi apakah kemerdekaan itu sudah kita rasakan secara menyeluruh? sekilas sih iya kita telah merdeka dari sabang hingga merauke dari penjajahan, setidaknya kekejaman belanda dengan sistim kerja paksa itu tidak kita rasakan lagi. Tapi apakah cuma itu yang bisa kita maknai dari kata merdeka? Apakah usaha pahlawah kita menyerupai Cut Nyak Dien, Teuku Umar, Pahlawan Dipongoro dan masih sangat banyak lagi yang tidak akan mungkin saya sebutkan satu persatu, cuman untuk memerdekakan kita dari penjajahan? Jawabanya tentu tidak lantaran mereka yang dulu berjuang itu bukan hanya memerdekakan raknyatnya dari penjajahan, tetapi mereka juga berjuang untuk memerdekakan raknyatnya dari kebodohan dan kemiskinan yang dibentuk Belanda. Tentu anda masih ingat dengan kelicikan yang dilakukan oleh Teuku Umar terhadap belanda dimana dia mengalah dan berhubungan dengan belanda hanya untuk mencuri perlengkapan perang belanda dan pelengakapan ini dia gunakan untuk melawan belanda, disini terang terlihat kalau dia juga menanamkan pentingnya perpikir kritis untuk mencapai sasaran tertentu walaupun mesti apa yang dia lakukan bersebrangan dengan mujahidin Aceh kala itu.

Makara kalau kita melihat makna yang menyeluruh dari hakikat kemerdekaan sebetulnya mempunyai makna yang sangat luas, menyerupai merdeka dari kebodohan, kemiskinan, bebas dari rasa takut, dan bebas bergerak tanpa dipengaruhi oleh orang luar. Nah kalau kita melihat makna kemerdekaan dalam konteks ini mungkin sekilas tergambar kita belum sepenuhnya merdeka lantaran masih banyak sekali orang-orang yang ada dinegara kita yang berada dibawah garis kemiskinan, dan masih ada sebagian orang kita yang belum bisa mengenyam pendidikan tinggi disebabkan oleh mahalnya biaya pendidikan sehingga mereka harus berhenti melanjutkan pendidikannya. padahal banyak diantaran anak bangsa tersebut yang mempunyai otak cemerlang tetapi lantaran keadaan yang tidak memihak kepada mereka, mereka terpaksa harus berhenti untuk melanjutkan pendidikan. Kita masih ingat dengan salah satu pemain film yang paling cerdas dalam flm laskar pelangi yang berjulukan Lintang dimana dia harus berhenti sekolah lantaran harus memikul beban yang seharusnya belum berhak dia pikul, disini banyak orang kagum dan murka melihat nasib yang menimpa lintang padahal mereka lupa masih banyak Lintang lain yang kini masih ada dinegara kita, kenapa kita hanya bisa menangisi nasib lintang yang ada di laskar pelangi sementara lintang yang masih ada disekitar kita, kita tertawakan? Apakah ini bukan sebuah sandiwara yang sedang kita lakonkan? Sebenarnya saya tidak menyalahkan siapa-siapa yang terang disini tergambar kalau pendidikan dinegara kita hanya diperuntukkan buat orang yang ekonominya menengah keatas saja sehingga kita berpikir masuk akal saja kalau ada anak yang pustus sekolah lantaran himpitan ekonomi meskipun sebetulnya hak mendapat pendidikan itu bukan hanya untuk orang kaya saja.

Sebenarnya jikalau saja kita memahami dan mengimplemantasi konsep kehidupan islam yang telah diajarkan nabi Muhammad SAW mungkin saya sangat yakin kalau permasalahan pendidikan ini akan terselesaikan dengan sendirinya. Kita tau dalam islam ada fatwa untuk menyantuni anak yatim dan fakir miskin, dimana dalam islam ada diwajibkan berzakat dan bersedekah. Jika kedua hal ini masih berjalan sesuai hukum islam rasanya sangat mungkin kalau kita bisa mengurangi beban-beban yang di tanggung oleh lintang-lintang yang masih ada di negara ini sebagai rasa syukur kita kepada Allah atas kemerdekaan yang diberikan Nya.

Disamping itu pemerintah jangan hanya berharap dari zakat dan sedekah saja, tetapi pemerintah harus bisa memanfaatkan moment ini dengan menunjukkan perhatian kusus dalam pendidikan, dimana setiap pemempin harus benar-benar memikirkan raknyatnya dan memperoritaskan keperluan negara dan raknyat lebih diutamakan dalam segala hal sehingga apa yang kita cita-citakan berhasil dan pendidikan kita bisa meningkat di mata dunia dan bisa bersaing dengan negara maju untuk membuat anak bangsa yang handal dan trampil. saya berkeyakin dengan adanya kerjasama yang baik diantara pemerintah dan masyarakat dalam memelihara pendidikan menyerupai yang saya gambarkan tadi insyaalah kejayaan negeri ini akan kita raih bersama.

Memang selama ini tanda-tanda perbaikan sudah mulai menggeliat menyerupai banyaknya pemimpin kelas teras di negeri ini yang dijerat oleh KPK lantaran terkait problem korupsi dan biar kedepan perbaikan menyerupai ini akan selalu mendapat sumbangan dari seluruh masyarakat Indonesia untuk mendukung adanya perbaikan dalam segala bidang didalam pemerintah kita.

Makara dengan semangat Dirgahayu Republik Indonesia yang ke 64 ini biar pemerintah kita dibawah kepemimpinan SBY bisa lebih bisa dan lebih bijak dalam menangani banyak sekali permasalah yang ada dinegara kita sehingga jiwa kemerdekaan itu bukan saja hanya sekedar bebas dari penjajahan tetapi juga meliputi dalam segala aspek problem kehidupan yang ada kini ini, sehingga Negara Indonesia tercinta bisa lebih bermartabat dan diperhitungkan dalam setiap kebijakannya di dunia internasional.


Sumber http://www.pondok-belajar.com/