Wednesday, September 13, 2017

√ Methode Scientifict Approach Pada Kurikulum Tiga Belas


METHODE SCIENTIFICT APPROACH PADA (K13) KURIKULUM TIGA BELAS. 
Kita tahu bahwa Setiap bentuk kurikulum mempunyai jenisn pendekatan pembelajaran berbeda-beda, demikian pada kurikulum kini ini.  Definisi Scientific approach yaitu sebuah pendekatan dalam proses pembelajaran yang diterapkan pada prses pembelajaran kurikulum 2013. Pendekatan ini agak berbeda denganpendekatan pembelajaran pada kurikulum sebelumnya. Dimana pada setiap langkah kegiatan proses pembelajaran, guru harus melaksanakan tahap-tahap pembelajaran sesuai dengan apa yang telah ditetapkan pada pendekatan ilmiah ini.

Adapun keunikan ataupun kriteria khusus pada Pendekatan ilmiah ini adalah:
pertama, materi yang dipakai dalam kegiatan pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena tertentu yang sanggup dijelaskan dengan logika atau penalara; bukan hanya sebatas perkiraan,khayalan, legenda, atau hanya cerita semata.yang ke-dua, semua kegiatan pembelajaran didalam kelas, baik proses penyajian materi yang dilakukan guru, respon siswa terhadap meteri, dan perilaku interaksi edukatif anatar guru dan siswa tidak terikat oleh prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, ataupun daypikir yang menyimpang dari alur-alur berpikir logis. Yang ke tiga, pendekatan ini mendorong dan menginspirasi para siswa untuk berpikir secara kritis, analistis, dan sempurna di dalam mengidentifikasi, didalam memahami, didalam memecahkan masalah, dan di-dalam mengaplikasikan materi pembelajaran. Yang ke-empat,pendekatan ini juga mendorong dan menginspirasi siswa untuk bisa berpikir hipotetik dalam mengamati perbedaan, kesamaan/kemiripan, termasuk tautan meteri pembelajaran satu sama lain. Yang ke-lima, pendekatan ini mendorong dan menginspirasi para siswa untuk bisa memahami, untuk menerapkan, dan juga membuatkan contoh berpikir yang rasional serta objektif dalam merespon penyajian materi pembelajaran. Yang ke-enam, pendekatan ini juga berbasis pada konsep, teori, dan juga fakta-empiris tertentu yang boleh dipertanggungjawabkan dan, Ke-Tujuh, adapun tujuan pembelajaran dalam pendekatan ini dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun tetap mengunakan bentuk yang menarik dalam sistem penyajiannya.
Kompetensi pembelajaran pada scientifik approach.
Adapun kompetensi pembelajaran pada scientifik approach yaitu dengan menggamit beberapa ranah pencapaian dari hasil proses mencar ilmu yang tertuang pada setiap kegiatan pembelajaran.  Proses/sistematika pembelajaran tersebut menyentuh tiga ranah pencapaian, yaitu: ranah pencapaian sikap, ranah pencapaian pengetahuan, dan ranah pencapaian keterampilan. Sedangkan Hasil mencar ilmu yang dihasilkan yaitu untuk melahirkan penerima didik yang lenih produktif, kebih kreatif, lebih inovatif, dan afektif melalui pendekatan penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang telah terintegrasi. Ranah perilaku mengunakan transformasi substansi ataupun materi asuh supaya penerima didik tahu mengapa ‘why’. Sedangkan untuk Ranah keterampilan mengunakan transformasi substansi atau bahan/materi asuh untuk mengahrapkan penerima didik tahu bagaimana ‘how’. Untuk Ranah pengetahuan sistemnya menggamit transformasi substansi atau materi asuh supaya penerima didik bisa tahu apa ‘what’. Sebagai pencapaian Hasil risikonya yaitu merupakan peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan penerima didik untuk menjadi insan yang lebih baik, yaitu sebagai insan yang mempunyai kecakapan dan pengetahuan dan kemempuan untuk hidup secara layak dari penerima didik yang mencakupi  aspek sikap, aspek pengetahuan, dan yang terakhir yaitu aspek keterampilan.
Langkah-langkah Pembelajaran pada Pendekatan Scientific Approach
Adapun Langkah-langkah Pembelajaran pada pendekaatan pengetahuan (Scientific Approach) pada Kurikulum 2013 dengan mebuat pementingan pada konsep dimensi pedagogik modern dalam proses pembelajaran, yaitu denagan memakai pendekatan ilmiah. Sedangkan untuk Langkah pembelajaran pada scientific approach mempunyai 5 langkah kegiatan pembelajaran utama. Langkah pembelajaran ini mengunakan tahapan/kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan.
1.   Kegiatan Pembelajaran
a. Tahapan pertama pertama yang dipakai pada pendekana science Approach observing (mengamati). Dithapan ini Siswa diminta untuk mengamati obyek-objek  yang akan mereka pelajari. Kegiatan yang dilakukan siswa pada tahapan ini bisa jada dalam bentuk membaca, mendengar, menyimak, melihat (dengan mengunakan atau tidak mengunakan alat media). Sedangkan Kompetensi yang ingin dikembangkan dalam tahapan ini yaitu melatih kesungguhan, ketelitian, serta mengunpulkan/mencari isu yang berkaitan dengan pembelajaran. Dalam tahapan ini ini guru bisa menyajikan media pembelajaran ibarat mengunakan gambar, video, miniature, tayangan, atau obyek asli. Tujuannya yaitu untuk mengajak Siswa untuk bereksplorasi mengenai obyek materi yang akan dipelajari.

b. Langkah ke dua pada pendekatan pengetahuan ( scientific approach) adalah questioning (menanyakan). Kegiatan proses belajarnya yaitu dengan mengajukan pertanyaan wacana isu yang belum dipahami dari apa yang telah diamati oleh siswa bisa juga berupa pertanyaan pemanis untuk mendapat isu yang lebih jauh wacana apa yang diamati. Jenis Kompetensi yang dikembangkan dalam tahapan ini yaitu untuk membuatkan kreativitassiswa, rasa ingin tahu, dan juga meningkatkan kemampuan merumuskan pertanyaan siswa untuk membentuk pikiran kritis dan cerdas. Pada tahapan kegiatan pembelajaran ini siswa diminta untuk melaksanakan pembelajaran bertanya. Bagi Siswa yang berilmu dibolehkan untuk bertanya atau menjawab pertanyaan baik yang diajukan oleh  guru maupun dari teman kelasnya.

c. Pada tahapan/Langkah pembelajaran yang ke tiga adal assosiating (menalar/mengolah isu tertentu). Jenis Kegiatan pembelajarnya yaitu yang pertama, mengolah isu yang sudah dikumpulkan oleh soswa baik berupa dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun yang dihasilkan dari kegiatan mengamati/kegiatan mengumpulkan isu tertentu. Kedua, pengolahan isu yang telah dikumpulkan dari aktifitas tertentu yang bertujuan untuk menambah keluasan dan kedalaman isu ataupun berupa pencaraian solusi dan kontradiksi yang melibatkan banyak sekali sumber. Jenis Kompetensi yang dikembangkan dalam tahapan ini yaitu perilaku jujur, teliti, disiplin, taat aturan, serta kerja keras, kemampuan menerapkan mekanisme tertentu dan kemampuan untuk berpikir induktif serta deduktif dalam mengambil kesimpulan tertentu. Disamping itu, Pada tahapan kegiatan ini siswa diminta menalar atau menghubungkan apa yang sedang dipelajari dengan apa yang ada dalam lingkungan kehidupan sehari-hari.

d. Tahapan/Langkah ke empat pada scientific approach adalah experimenting (mencoba). Adapun jenis Kegiatan yang dilakukan siswa dalam tahapan ini yaitu mengumpulkan informasi/eksperimen. Kegiatan belajarnya yaitu dengan melaksanakan eksperimen,  membaca materi dari sumber lain selain buku teks, mengamati objek/kejadian/ aktivitas, dan melakuakan wawancara dengan nara sumber. Jenis Kompetensi yang dikembangkan dalam tahapan ini adalah

e. Dengan  mengembangkan perilaku teliti, perilaku jujur, perilaku sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan untuk berkomunikasi, kemapuan untuk menerapkan isu melalui banyak sekali cara yang dipelajari, dan juga membuatkan contoh mencar ilmu sepanjang hayat. Tahapan pembelajaran Pada tahap ini yaitu dimanan setiap siswa dituntut untuk mencoba mempraktekkan apa yang tekah mereka pelajari.

f. Tahapan/Langkah ke lima pada scientific approach adalah networking (membentuk jejaring). Networking yaitu sebyag kegiatan pembelajaran dimina siswa diminta untuk membentuk jejaring pada kelas. Bisaanya siswa diminta untuk melaksanakan diskusi secara berkelomp[ok ataupun secara individu dengan mengunakan meteri yang telah mereka pelajarai. Dalam tahapan ini siswa juga bisa memperlihatkan klarifikasi terhadap apa yang telaha mereka pahamai baik kepada teman sekelas maupaun kepada guru diaman ini dumaksdukan i=untuk memebentu contoh kacakapan siswa didalam melaksanakan komunikasi didalam kelas ataupun dalam kehidupan sehari-hari. Dalam situasi ini Guru hanya berfungsi sebgai fasilitator wacana kegiatan yang dilakukan siswa tersebut. Dalam kegiatan ini semua siswa secara proporsional akan mendapat kesempatan dan hak yang sama. Siswa akan terlatih secara sanggup bangkit diatas kaki sendiri untuk menjadi narasumber, dan menjadi orang yang akan mempertahankan gagasannya secara ilmiah adapun semua kegiatan dalam tahapan pembelajaran ini yaitu akan kembali kepada pencapaian ranah pembelajaran (ranah sikap, ranah kognitif dan ranah ketrampilan)




Sumber http://www.pondok-belajar.com/