Ciri-ciri negara berkembang - Negara berkembang yaitu sebuah sebutan yang dipakai untuk memisahkan kelompok negara di dunia berdasarkan tingkat ekonomi, sumber daya manusia, dan jumlah pemasukan negara yang masih belum maksimal serta masih dalam tahap perkembangan. Namun, pengertian negara berkembang sebetulnya tidak baku dan sanggup berbeda kalau melihat dari sumber lain lantaran tidak ada definisi yang tetap dan diakui secara umum maupun secara bahasa.
Sekjen PBB menyatakan bahwa negara berkembang di dunia merupakan negara yang mengizinkan seluruh warganya untuk menikmati hidup yang sehat, bebas, dan aman. Namun, Devisi Statistik PBB juga menyatakan tidak ada pernyataan resmi yang menetapkan suatu wilayah maupun negara dianggap berkembang atau maju.
Jadi, dari beberapa pendapat di atas kita sanggup menyimpulkan bahwa suatu negara dianggap berkembang ketika tingkat industrialisasi serta standar hidup warganya masih berada pada tingkat menengah ke bawah. Adapun tolak ukur yang sanggup dipakai untuk memilih suatu negara masuk ke dalam kategori berkembang berdasarkan beberapa sumber terpercaya yaitu sebagai berikut.
Menurut Pendapat Bank Dunia
Pada tahun 1980, bank dunia telah melaksanakan pembagian kelompok negara berdasarkan tingkat ekonominya. Menurut pernyataannya, negara berkembang merupakan negara dengan pendapatan tergolong rendah serta tidak mempunyai industri andalan yang sanggup terus menopang laju perekonomiannya.
Menurut Pendapat United Nations Development Program
Menurut UNDP, negara dikatakan berkembang ditentukan oleh kualitas dari masyarakatnya itu sendiri. Maksudnya, penentuan golongan suatu negara didasarkan dari segi non ekonomi, yaitu tingkat kelahiran, kematian, pengangguran, dan pendidikan.
Ciri-Ciri Negara Berkembang
Dari kedua pendapat tadi sanggup dikatakan, penentuan suatu negara berkembang berdasarkan dua faktor, yakni ekonomi dan non ekonomi. Adapun ciri negara berkembang adalah1. Jumlah Pendapatan Perkapita yang Dihasilkan Tergolong Rendah
Pendapatan per kapita merupakan jumlah rata-rata penghasilan dari semua penduduk di sebuah negara. Untuk melihat berapa pendapatan per kapita, kita sanggup melakukannya dengan mencari tahu terlebih dahulu berapa jumlah pendapatan nasional kemudian dibagi dengan jumlah seluruh penduduk. Negara berkembang mempunyai tingkat pendapatan perkapita yang tidak mengecewakan rendah dan hal tersebut berlaku hampir dari setengah negara yang ada di dunia.
Baca juga: Pembahasan Lengkap Tentang Pengertian Animisme dan Dinamisme
2. Tingkat Kelahiran Tinggi
Pada umumnya, angka kelahiran yang cukup tinggi berbanding lurus dengan jumlah penduduk yang tinggi pula. Faktor penyebab banyaknya kelahiran di sebuah negara sanggup dikarenakan oleh beberapa hal, menyerupai faktor pendidikan yang rendah serta banyaknya kesepakatan nikah dini. Bahkan, pada 2013 PBB memperlihatkan pernyataan terkait dengan hal ini, yakni "Tingginya kelahiran yang terjadi pada negara berkembang merupakan tantangan dunia yang mana hingga ketika ini belum juga terselesaikan". Walau sebetulnya kalau melihat pertumbuhan penduduk dari seluruh dunia tergolong cukup lambat, tetapi ada beberapa negara yang mempunyai pertumbuhan penduduk cukup pesat.
3. Korupsi yang Cukup Tinggi
Korupsi yaitu sikap mengambil suatu hal yang sebetulnya bukan hak miliknya dan sayangnya tindakan ini telah usang mendarah daging pada pemerintahan negara. Namun, tingkat korupsi pada negara berkembang tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan negara maju. Karena kasus tersebut, Corruption Perception Index bahkan telah memperlihatkan data yang memuat urutan 168 negara berdasarkan tingginya tingkat korupsi.
4. Terlalu Bergantung Pada Barang Impor
Melakukan impor bertujuan untuk memenuhi kebutuhan barang yang tidak sanggup diperoleh atau jumlahnya terbatas dalam suatu negara. Hal inilah yang dilakukan oleh negara berkembang lantaran keterbatasan SDA dan teknologi. Contohnya saja di negeri kita di mana masih banyak bergantung pada negara maju untuk memenuhi kebutuhan penduduknya. Barang- barang yang banyak di impor menyerupai halnya elektronik dari Cina dan Eropa.
5. Masyarakatnya Cenderung Kurang Disiplin
Kedisiplinan dan sempurna waktu memang menjadi faktor penting keberhasilan suatu tujuan. Mungkin inilah alasan kenapa masyarakat yang tidak disiplin rata-rata berada di negara berkembang. Negara berkembang di Asia menyerupai halnya Indonesia, untuk menerapkan kedisiplinan dalam segala hal terbilang cukup susah lantaran belum adanya ketegasan dari abdnegara negara dalam menegakkan semua aturan. Tidak dipungkiri masih banyak sekali tindakan menyogok yang sanggup dilakukan dengan gampang oleh masyarakat ketika melanggar peraturan sehingga membuatnya kurang mematuhi peraturan yang ada
6. Tingkat Kemiskinan Tinggi
Banyaknya penduduk ekonomi rendah yaitu ciri umum negara berkembang yang paling banyak ditemui. Pada tahun 2014 terdapat catatan yang menyatakan bahwa 5 orang dengan penghasilan rendah hidup di negara berkembang. Rata-rata penghasilan yang dimiliki sekitar $1,25 atau setara dengan 17.287 00 pada ketika itu. Peringkat pertama masyarakat ekonomi rendah terletak di tempat Asia Selatan dan India. Menurut Bank Dunia ada 40% masyarakat yang tinggal di negara berkembang dengan pertumbuhan sektor ekonomi terus melambat sepanjang tahun. Karena lambatnya pertumbuhan ekonomi tersebut menjadikan susahnya mengatasi kasus kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan para penduduk.
7. Kekurangan Modal
Negara berubah menjadi sasaran empuk untuk berinvestasi bagi para investor asing. Hal ini dikarenakan negara dengan perkembangan ekonomi lambat memerlukan dana yang cukup besar untuk melaksanakan pembangunan insfrastruktur. Untuk mendapat modal tersebut, maka diharapkan campur tangan para investor dari aneka macam belahan dunia yang mau diajak bekerja sama. Ketertarikan para investor terhadap negara berkembang bukan tanpa lantaran karena negara berkembang mempunyai tingkat persaingan ekonomi yang tidak begitu ketat, pangsa pasar yang luas, dan pemerintahan yang cenderung lunak kepada penanam modal.
8. Masih Tergantung Pada Sumber Daya Alam Untuk Mendapatkan Penghasilan Utama
Kebanyakan negara berkembang mempunyai SDA cukup banyak namun tidak sanggup mengolahnya secara maksimal lantaran terkendala dalam hal IPTEK dan modal. Sebagai citra kasatmata kasus semacam ini terjadi pada Liberia. Negara tersebut mempunyai hasil tambang berupa emas, pasir, besi, permata, dan berlian yang cukup banyak. Akan tetapi, berdasarkan catatan pada tahun 2015 hanya bisa mencapai pendapatan perkapita sebesar $934.
9. Tingginya Kematian Bayi
Tinggi angka ajal bayi dihitung dari jumlah meninggalnya bayi sebelum mencapai usia 1 tahun tiap 1.000 kelahiran yang terjadi dalam setahun. Unicef pada tahun 2018 menyampaikan bahwa "kematian bayi yang dihitung secara global memperlihatkan angka yang sangat mengkhawatirkan". Tiap tahunnya sekitar 2,6 juta bayi yang gres lahir tidak sanggup bertahan hidup lebih dari sebulan dan sebagian meninggal ketika pasca kelahiran dengan jumlah mencapai 1 juta nyawa. Adapun penyumbang jumlah ajal tertinggi ialah negara-negara yang masih berkembang di Benua Afrika.
10. Banyaknya Masyarakat Buta Huruf
Dalam arti sempit, buta karakter yaitu tidak bisa untuk membaca, berhitung, dan menulis. Berdasarkan data UNESCO, 775 juta orang berusia cukup umur masih menderita keterbatasan dalam memahami huruf. Selain hal itu, masih terdapat anak-anak dengan jumlah 61 juta yang tidak tersentuh dingklik pendidikan. Untuk memecahkan kasus tersebut, diharapkan perjuangan ekstra dari aneka macam elemen negara. Bahkan PBB juga telah menciptakan sebuah kegiatan berjulukan UNLD dengan tujuan memberantas tingginya angka buta huruf.
Salah satu negara dengan jumlah penduduk yang banyak mengalami buta karakter yaitu India. Dilansir dari PlanetRead, di pedesaan masih terdapat 400.000.000 jiwa dengan keterbatasan membaca teks sederhana yang umum dipakai untuk komunikasi sehari-hari. Salah satu upaya pemerintah India untuk mengurangi tingginya angka buta karakter tersebut dengan memperlihatkan teks pada tayangan TV yang mana tentunya akan ditonton oleh sebagian besar masyarakat.
11. Tingginya Perkawinan di Bawah Umur
Ini merupakan fenomena yang umum terjadi di negara berkembang menyerupai Indonesia. Menurut Undang Undang No 1 Tahun 1974 yang mengatur ihwal perkawinan, kesepakatan nikah dikatakan masih dibawah umur apabila mempelai perempuan masih berusia kurang dari 16 tahun. Tujuan penetapan hukum tersebut bukan tanpa dasar dan pertimbangan yang matang. Dalam usia tersebut alat reproduksi perempuan sanggup dikatakan belum mencapai kematangan sehingga akan rentan mengalami kegagalan dalam persalinan.
Baca juga: Ciri - Ciri Negara Hukum
Nah, itu tadi pembahasan seputar ciri-ciri negara berkembang. Semoga dengan adanya artikel ini sanggup menambah wawasan kamu. Sumber http://www.ifabrix.com/