Pola Kalimat
Anak Kalimat から、Kalimat Pokok
Anak Kalimat kara, Kalimat Pokok
Kalimat Pokok lantaran Anak Kalimat
Struktur kalimat
Penjelasan
Pada dasarnya, kata penghubung “kara” dipakai untuk menawarkan alasan atau penyebab dari yang dinyatakan pada pecahan belakang (kalimat pokok) secara subjektif.
Kata ini cenderung menawarkan perasaan pembicara secara subjektif sehingga kurang sempurna dikala menjelaskan alasannya yaitu dan akhir secara objektif dan lembut.
Pada umumnya, “Kara” dipakai dalam percakapan, tetapi tidak tepat dipakai dalam penulisan resmi menyerupai skripsi, makalah, dan sebagainya. Setiap penggunaan “kara” sebagai berikut di bawah ini.
1. Dua Jenis Penyebab yang ditunjukkan “kara”
Terdapat dua jenis penyebab yang ditunjukkan “kara”.
1-1. Penyebab Kejadian
“Kara” menawarkan penyebab kejadian. Kalimat pokok merupakan kejadian akhir dari penyebab tersebut.
おいしかったから全部食べました。
Oishi-katta kara zenbu tabe-mashita.
Makan semua lantaran enak.
安かったから、これを買いました。
Yasu-katta kara, kore o kai-mashita.
Membeli ini lantaran murah.
ケンさんが来たから、部屋が汚れた。
Ken-san ga kita kara heya ga yogoreta.
Kamarnya menjadi kotor lantaran Ken datang. *Ken suka acak-acakan. 🙄
1-2. Penyebab dari Keputusan
“Kara” menawarkan penyebab dari keputusan. Kalimat pokok merupakan keputusan atau maksud akhir dari penyebab tersebut.
少し高いから、これは買えません。
Sukoshi takai kara, kore wa kae-masen.
Tidak sanggup membeli ini lantaran sedikit mahal.
このスマホは安いから、買うべきです。
Kono sumaho wa yasu-i kara, kaubeki desu.
Seharusnya, membeli smart phone ini lantaran murah.
今日は日曜日ですから、休んだ方がいいですよ。
Kyoo wa nichi-yoobi desu kara, yasunda hoo ga ii desu yo.
Sebaiknya istirahat lantaran hari ini hari Minggu.
2. Ekspresi Maksud Pembicara
“Kara” sanggup dipakai dikala menyatakan maksud pembicara pada kalimat pokok (kalimat belakang).
Permintaan
りんごが食べたいから買ってきてください。
Ringo ga tabe-tai kara, katte kite kudasai.
Tolong pergi membeli apel lantaran saya mau makan.
*permintaan = katte kite kudasai
Maksud
もうすぐ雨が降るみたいだから、早く帰ろうと思います。
Moosugu ame ga furu mitai da kara, haya-ku kaeroo to omoi-masu.
Saya bermaksud untuk cepat pulang lantaran rupanya sebentar lagi hujan akan turun.
maksud = “haya-ku kaeroo to omoi-masu”
Perintah
あと少しで終わるから、がんばれ。
Ato sukoshi de owaru kara, ganbare.
Semangatlah, lantaran sebentar lagi selesai.
perintah = “Semangatlah”
3. “Kara” yang tidak menyatakan penyebab
Terdapat juga “kara” yang tidak menawarkan penyebab. “Kara” ini sanggup dipakai untuk menawarkan alasan kecil menyerupai persyaratan atau persiapan. Namun, penggunaan ini hanya berlaku dikala pembicara meminta sesuatu kepada lawan bicara dalam permintaan, ajakan, perintah, dan seterusnya.
明日返すから、20万ルピア貸してください。
Asu kaesu kara, 20-man rupiah kashite kudasai.
Tolong pinjam 200 ribu rupiah. Besok, mengembalikannya.
persyaratan = “asu kaesu”
机の上にお菓子があるから、食べてください。
Tsukue no ue ni okashi ga aru kara, tabete kudasai.
Kuenya ada di atas meja. (maka,) Silakan makan.
persiapan = “tsukue no ue ni okashi ga aru”
後で迎えに行くから、一緒に映画を見ましょう。
Ato de mukae ni iku kara, issho ni eega o mi-mashoo.
Nanti saya akan pergi menjemputmu. (ayo,) Mari kita nonton film.
persiapan = “ato de mukae ni iku”
4. ” kara desu”, Jawaban dari Kalimat Tanya Naze
“ kara desu” dipakai dikala menjawab pertanyaan yang menanyakan penyebab dengan memakai kata tanya “naze” , “dooshite”, dan sebagainya.
なぜ遅れたのですか。
Naze okureta no desu ka.
Kenapa terlambat?
道が混んでいたからです。
Michi ga konde ita kara desu.
Karena jalannya macet.
どうして食べないんですか。
Dooshite tabenai’ n desu ka?
Kenapa tidak makan.
食欲がないからです。
Shokuyoku ga nai kara desu.
Karena tidak ada selera.
5. ”Kara” yang Berfungsi menyerupai Partikel Akhir
“Kara” sanggup dipakai menyerupai partikel tamat yang menawarkan atau menekankan persaan pembicara kepada lawan bicara. Pembicara menekankan rasa kondusif atau setia kepada lawan bicara dengan cara menyatakan penyebabnya. Ungkapan ini hanya menyatakan pecahan penyebab dalam pola kalimat “anak kalimat + kara (bagian penyebab), + kalimat pokok”.
ずっと待っているから。(大丈夫。いってらっしゃい)
Zutto matte iru kara. (Daijoobu. Itte rasshai)
(karena) Saya akan menunggumu selamanya. (Tenanglah. Selamat jalan!)
*ada maksud pembicara “tidak usah khawatir” di belakang “zutto matte iru kara”.
ここは僕が払うから。(大丈夫。払わなくてもいいですよ)
Koko wa boku ga harau kara. (Daijoobu. Harawa-nakute mo ii desu yo)
(karena) di sini saya yang bayar. (Tidak apa-apa. Kamu tidak usah bayar)
*ada maksud pembicara “tidak usah khawatir” di belakang “koko wa boku ga harau kara”.
すぐに行くから。(大丈夫。ちょっと待っていてください)
Sugu ni iku kara. (Daijoobu. Chotto matte ite kudasai)
(karena) saya akan segera pergi. (Tenanglah. Tunggu sebentar saja)
*ada maksud pembicara “tidak usah khawatir” di belakang “Sugu ni iku kara”.
6. Pembentukan Predikat dalam Anak Kalimat Sebelum “kara”
Predikat di depan kata penghubung “kara” sanggup berbentuk baik bentuk halus, maupun bentuk biasa sesuai situasi.
1. Jika predikat dalam kalimat pokok (kalimat belakang) berbentuk bentuk halus, maka sebaiknya (tetapi tidak harus), predikat dalam anak kalimat (kalimat depan) juga ikut berupa bentuk halus.
○ もう真夜中だから、レストランは閉まっているでしょう。
○ Moo mayonaka da kara, resutoran wa shimatte iru deshoo.
◎もう真夜中ですから、レストランは閉まっているでしょう。
◎ Moo mayonaka desu kara, resutoran wa shimatte iru deshoo.
Restoran akan tutup lantaran sudah tengah malam.
2. Namun, Jika anak kalimat menawarkan “penyebab kejadian” dan kalimat pokok merupakan “kejadian akhir dari penyebab tersebut”, maka predikat dalam anak kalimat “harus” berbentuk “bentuk biasa” meskipun predikat dalam kalimat pokok berbentuk bentuk halus maupun bentuk biasa.
○ 頭が痛かったから会社を休みました。 🙂
○ Atama ga itakatta kara, kaisha o yasumi-mashita.
× 頭が痛かったですから会社を休みました。 🙁
× Atama ga itakatta desu kara, kaisha o yasumi-mashita.
Saya tidak masuk kantor lantaran sakit kepala.
○ 雨が降ってきたから、病院には行きませんでした。 🙂
○ Ame ga futte kita kara, byooin ni-wa iki-masen deshita.
× 雨が降ってきましたから、病院には行きませんでした。 🙁
× Ame ga futte ki-mashita kara, byooin ni-wa iki-masen deshita.
Saya tidak pergi ke rumah sakit lantaran hujan mulai turun.
○ 天気が悪いから、早く帰ってきました。 🙂
○ Tenki ga waru-i kara, haya-ku kaette ki-mashita.
× 天気が悪いですから、早く帰ってきました。 🙁
× Tenki ga waru-i desu kara, haya-ku kaette ki-mashita.
Saya cepat pulang lantaran cuacanya buruk.
※ Menurut penulis, bentuk biasa lebih kondusif dipake daripada bentuk halus di pecahan anak kalimat dalam pola kalimat kara lantaran sering terlihat penggunaan keliru.
zenbu: semua
yogoreta: → yogoreru(menjadi kotor)
sumaho: kata abreviasi dari smart phone
yasunda: → yasumu(istirahat)
kaesu: mengembalikan
kashite: → kasu (meminjamkan)
okashi: kue
mukae: → mukaeru(jemput)
konde: → komu(macet)
shokuyoku: selera
harau: → membayar
ma-yonaka → tengah malam
1. Hubungkanlah dua kalimat dengan memakai “kara”, dan terjemahkanlah ke bahasa Indonesia menyerupai contoh.
Contoh
Q: Ame ga yanda / shuppatsu shi-mashoo.
A: Ame ga yanda kara shuppatsu shimashoo.
(Mari kita berangkat lantaran hujan berhenti.)
1) Kyoo wa isogashi-i / ike-masen.
2) Sukoshi atsu-i / kuuraa o tsuke-masu.
3) Takusan gohan o tabeta / onaka ga ippai desu.
4) Tamago ga kusatte ita / sute-mashita.
5)Kare wa nihon-jin da / touzen nihon-go ga shabere-masu.
Sumber https://wkwkjapan.com