Tuesday, November 7, 2017

√ Kara: Kata Penghubung Penyebab「から」

 dari yang dinyatakan pada pecahan belakang  √ Kara: Kata Penghubung Penyebab「から」


PenjelasanKosakataLatihan


 


Pola Kalimat


 Anak Kalimat から、Kalimat Pokok 
 Anak Kalimat kara, Kalimat Pokok 
 Kalimat Pokok lantaran Anak Kalimat 


 


Struktur kalimat


 dari yang dinyatakan pada pecahan belakang  √ Kara: Kata Penghubung Penyebab「から」


 dari yang dinyatakan pada pecahan belakang  √ Kara: Kata Penghubung Penyebab「から」


 


Penjelasan


Pada dasarnya, kata penghubung “kara” dipakai untuk menawarkan alasan atau penyebab dari yang dinyatakan pada pecahan belakang (kalimat pokok) secara subjektif.


Kata ini cenderung menawarkan perasaan pembicara secara subjektif sehingga kurang sempurna dikala menjelaskan alasannya yaitu dan akhir secara objektif dan lembut.


Pada umumnya, “Kara” dipakai dalam percakapan, tetapi tidak tepat dipakai dalam penulisan resmi menyerupai skripsi, makalah, dan sebagainya. Setiap penggunaan “kara” sebagai berikut di bawah ini.


 


 


1. Dua Jenis Penyebab yang ditunjukkan “kara”


Terdapat dua jenis penyebab yang ditunjukkan “kara”.


 


1-1. Penyebab Kejadian


“Kara” menawarkan penyebab kejadian. Kalimat pokok merupakan kejadian akhir dari penyebab tersebut.


 


おいしかったから全部ぜんぶべました。
Oishi-katta kara zenbu tabe-mashita.
Makan semua lantaran enak.


 


やすかったから、これをいました。
Yasu-katta kara, kore o kai-mashita.
Membeli ini lantaran murah.


 


ケンさんがから部屋へやよごれた。
Ken-san ga kita kara heya ga yogoreta.
Kamarnya menjadi kotor lantaran Ken datang. *Ken suka acak-acakan.  🙄 


 


 


1-2. Penyebab dari Keputusan


“Kara” menawarkan penyebab dari keputusan. Kalimat pokok merupakan keputusan atau maksud akhir dari penyebab tersebut.


 


すこたかから、これはえません。
Sukoshi takai kara, kore wa kae-masen.
Tidak sanggup membeli ini lantaran sedikit mahal.


 


このスマホはやすからうべきです。
Kono sumaho wa yasu-i kara, kaubeki desu.
Seharusnya, membeli smart phone ini lantaran murah.


 


今日きょう日曜日にちようびですからやすんだほうがいいですよ。
Kyoo wa nichi-yoobi desu kara, yasunda hoo ga ii desu yo.
Sebaiknya istirahat lantaran hari ini hari Minggu.


 


 


2. Ekspresi Maksud Pembicara


“Kara” sanggup dipakai dikala menyatakan maksud pembicara pada kalimat pokok (kalimat belakang).


 


Permintaan


りんごがべたいからってきてください。
Ringo ga tabe-tai kara, katte kite kudasai.
Tolong pergi membeli apel lantaran saya mau makan.
*permintaan = katte kite kudasai


 


Maksud


もうすぐあめるみたいだからはやかえろうとおもいます。
Moosugu ame ga furu mitai da kara, haya-ku kaeroo to omoi-masu.
Saya bermaksud untuk cepat pulang lantaran rupanya sebentar lagi hujan akan turun.
maksud = “haya-ku kaeroo to omoi-masu”


 


Perintah


あとすこしでわるから、がんばれ。
Ato sukoshi de owaru kara, ganbare.
Semangatlah, lantaran sebentar lagi selesai.
perintah = “Semangatlah”


 


 


3. “Kara” yang tidak menyatakan penyebab


Terdapat juga “kara” yang tidak menawarkan penyebab. “Kara” ini sanggup dipakai untuk menawarkan alasan kecil menyerupai persyaratan atau persiapan. Namun, penggunaan ini hanya berlaku dikala pembicara meminta sesuatu kepada lawan bicara dalam permintaan, ajakan, perintah, dan seterusnya.


 


明日あすかえから、20まんルピアしてください。
Asu kaesu kara, 20-man rupiah kashite kudasai.
Tolong pinjam 200 ribu rupiah. Besok, mengembalikannya.
persyaratan = “asu kaesu”


 


つくえうえにお菓子かしがあるからべてください。
Tsukue no ue ni okashi ga aru kara, tabete kudasai.
Kuenya ada di atas meja. (maka,) Silakan makan.
persiapan = “tsukue no ue ni okashi ga aru”


 


あとむかえにから一緒いっしょ映画えいがましょう。
Ato de mukae ni iku kara, issho ni eega o mi-mashoo.
Nanti saya akan pergi menjemputmu. (ayo,) Mari kita nonton film.
persiapan = “ato de mukae ni iku”


 


 


4. ” kara desu”, Jawaban dari Kalimat Tanya Naze


“ kara desu” dipakai dikala menjawab pertanyaan yang menanyakan penyebab dengan memakai kata tanya “naze” , “dooshite”, dan sebagainya.


 


なぜおくれたのですか。
Naze okureta no desu ka.
Kenapa terlambat?


みちんでいたからです。
Michi ga konde ita kara desu.
Karena jalannya macet.


 


どうしてべないんですか。
Dooshite tabenai’ n desu ka?
Kenapa tidak makan.


食欲しょくよくがないからです。
Shokuyoku ga nai kara desu.
Karena tidak ada selera.


 


 


5. ”Kara” yang Berfungsi menyerupai Partikel Akhir


“Kara” sanggup dipakai menyerupai partikel tamat yang menawarkan atau menekankan persaan pembicara kepada lawan bicara. Pembicara menekankan rasa kondusif atau setia kepada lawan bicara dengan cara menyatakan penyebabnya. Ungkapan ini hanya menyatakan pecahan penyebab dalam pola kalimat “anak kalimat + kara (bagian penyebab), + kalimat pokok”.


 


ずっとっているから。(大丈夫たいじょうぶ。いってらっしゃい)
Zutto matte iru kara. (Daijoobu. Itte rasshai)
(karena) Saya akan menunggumu selamanya. (Tenanglah. Selamat jalan!)
*ada maksud pembicara “tidak usah khawatir” di belakang “zutto matte iru kara”.


 


ここはぼくはらから。(大丈夫たいじょうぶはらわなくてもいいですよ)
Koko wa boku ga harau kara. (Daijoobu. Harawa-nakute mo ii desu yo)
(karena) di sini saya yang bayar. (Tidak apa-apa. Kamu tidak usah bayar)
*ada maksud pembicara “tidak usah khawatir” di belakang “koko wa boku ga harau kara”.


 


すぐにから。(大丈夫たいじょうぶ。ちょっとっていてください)
Sugu ni iku kara. (Daijoobu. Chotto matte ite kudasai)
(karena) saya akan segera pergi. (Tenanglah. Tunggu sebentar saja)
*ada maksud pembicara “tidak usah khawatir” di belakang “Sugu ni iku kara”.


 


 


6. Pembentukan Predikat dalam Anak Kalimat Sebelum “kara”


Predikat di depan kata penghubung “kara” sanggup berbentuk baik bentuk halus, maupun bentuk biasa sesuai situasi.


 


1. Jika predikat dalam kalimat pokok (kalimat belakang) berbentuk bentuk halus, maka sebaiknya (tetapi tidak harus), predikat dalam anak kalimat (kalimat depan) juga ikut berupa bentuk halus.


 


○ もう真夜中まよなかから、レストランはまっているでしょう。
○ Moo mayonaka da kara, resutoran wa shimatte iru deshoo.
◎もう真夜中まよなかですから、レストランはまっているでしょう。
◎ Moo mayonaka desu kara, resutoran wa shimatte iru deshoo.
Restoran akan tutup lantaran sudah tengah malam.


 


2. Namun, Jika anak kalimat menawarkan “penyebab kejadian” dan kalimat pokok merupakan “kejadian akhir dari penyebab tersebut”, maka predikat dalam anak kalimat “harus” berbentuk “bentuk biasa” meskipun predikat dalam kalimat pokok berbentuk bentuk halus maupun bentuk biasa.


 


○ あたまいたかったから会社かいしゃやすみました。 🙂 
○ Atama ga itakatta kara, kaisha o yasumi-mashita.
× あたまいたかったですから会社かいしゃやすみました。 🙁 
× Atama ga itakatta desu kara, kaisha o yasumi-mashita.
Saya tidak masuk kantor lantaran sakit kepala.


 


○ あめってきたから病院びょういんにはきませんでした。 🙂 
○ Ame ga futte kita kara, byooin ni-wa iki-masen deshita.
× あめってきましたから病院びょういんにはきませんでした。  🙁 
× Ame ga futte ki-mashita kara, byooin ni-wa iki-masen deshita.
Saya tidak pergi ke rumah sakit lantaran hujan mulai turun.


 


○ 天気てんきわるからはやかえってきました。 🙂 
○ Tenki ga waru-i kara, haya-ku kaette ki-mashita.
× 天気てんきわるいですからはやかえってきました。 🙁 
× Tenki ga waru-i desu kara, haya-ku kaette ki-mashita.
Saya cepat pulang lantaran cuacanya buruk.


 


※ Menurut penulis, bentuk biasa lebih kondusif dipake daripada bentuk halus di pecahan anak kalimat dalam pola kalimat kara lantaran sering terlihat penggunaan keliru.


 




 


zenbu: semua
yogoreta: → yogoreru(menjadi kotor)
sumaho: kata abreviasi dari smart phone
yasunda: → yasumu(istirahat)
kaesu: mengembalikan
kashite: → kasu (meminjamkan)
okashi: kue
mukae: → mukaeru(jemput)
konde: → komu(macet)
shokuyoku: selera
harau: → membayar
ma-yonaka → tengah malam


 




 


1. Hubungkanlah dua kalimat dengan memakai “kara”, dan terjemahkanlah ke bahasa Indonesia menyerupai contoh.


Contoh
Q: Ame ga yanda / shuppatsu shi-mashoo.
A: Ame ga yanda kara shuppatsu shimashoo.
(Mari kita berangkat lantaran hujan berhenti.)


 


1) Kyoo wa isogashi-i / ike-masen.
2) Sukoshi atsu-i / kuuraa o tsuke-masu.
3) Takusan gohan o tabeta / onaka ga ippai desu.
4) Tamago ga kusatte ita / sute-mashita.
5)Kare wa nihon-jin da / touzen nihon-go ga shabere-masu.


 


 



 



Sumber https://wkwkjapan.com