BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Jangka Sorong
Jangka sorong (vernier caliper) yakni suatu alat ukur panjang yang sanggup dipakai untuk mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1 mm. Jangka sorong dipakai pula untuk mengukur panjang benda maksimum 20 cm. laba penggunaan jangka sorong yakni sanggup dipakai untuk mengukur diameter sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin, maupun kedalam sebuah tabung.
B. Bentuk dan Bagian-Bagian Jangka Sorong
Secara umum, jangka sorong terdiri atas 2 kepingan yaitu rahang tetap dan rahang geser. Jangka sorong juga terdiri atas 2 kepingan yaitu skala utama yang terdapat pada rahang tetap dan skala nonius (vernier) yang terdapat pada rahang geser. Bentuk jangka sorong serta bagian-bagiannya ditunjukkan pada gambar berikut ini :
C. Prinsip Kerja Jangka Sorong
Jangka sorong terdiri dari dua skala yaitu skala utama dengan skala terkecil dalam milimeter (1mm = 0,1 cm) dan skala nonius.
Sepuluh skala utama mempunyai panjang 1 cm, dengan kata lain jarak 2 skala utama yang saling berdekatan yakni 0,1 cm. Sedangkan sepuluh skala nonius mempunyai panjang 0,9 cm, dengan kata lain jarak 2 skala nonius yang saling berdekatan yakni 0,09 cm. Makara beda satu skala utama dengan satu skala nonius yakni 0,1 cm – 0,09 cm = 0,01 cm atau 0,1 mm. Sehingga skala terkecil dari jangka sorong yakni 0,1 mm atau 0,01 cm.
Gambar skala utama (atas) dan skala nonius (bawah)
Ketelitian dari jangka sorong yakni setengah dari skala terkecil. Makara x = ½ x 0,01 cm = 0,005 cm. DenganDketelitian jangka sorong yakni : ketelitian 0,005 cm, maka jangka sorong sanggup dipergunakan untuk mengukur diameter sebuah kelereng atau cincin dengan lebih teliti (akurat). Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa jangka sorong sanggup dipergunakan untuk mengukur diameter luar sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin maupun untuk mengukur kedalaman sebuah tabung.
Gambar jangka sorong analog
Prinsip utama memakai jangka sorong yakni apabila kunci yang terdapat pada jangka sorong dilonggarkan, maka papan skala nonius sanggup digerakkan sesuai keperluan. Dalam acara pengukuran objek yang hendak diukur panjangnya atau diameternya maka objek akan dijepit diantara 2 penjepit (rahang) yang ada pada jangka sorong. Panjang objek sanggup ditentukan secara pribadi dengan membaca skala utama hingga sepersepuluh cm (0,1cm) lalu menambahkan dengan hasil pembacaan pada skala nonius hingga seperseribu cm (0,001cm).
D. Kalibrasi Jangka Sorong
Jangka sorong dikalibrasi dengan cara mendorong rahang geser hingga menyentuh rahang tetap. Apabila rahang geser berada pada posisi yang sempurna di angka nol, yaitu angka nol pada skala utama dengan angka nol pada skala nonius saling berhimpit pada satu garis lurus, maka jangka sorong tersebut sudah terkalibrasi dan siap digunakan. Seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
E. Prosedur Pengukuran Jangka Sorong
Mengukur diameter luar suatu benda
a. Membuka rahang jangka dengan cara mengendorkan sekrup pengunci, menggeser rahang geser jangka sorong kekanan sehingga benda yang diukur sanggup masuk diantara kedua rahang (antara rahang geser dan rahang tetap).
b. Letakkan benda yang akan diukur diantara kedua rahang.
c. Menggeser rahang geser kekiri sedemikian sehingga benda yang diukur terjepit oleh kedua rahang sekaligus mengunci sekrup pengunci.
d. Membaca dan mencatat hasil pengukuran.
Mengukur diameter dalam suatu benda
a. Memutar pengunci ke kiri / mengendorkan sekrup pengunci.
b. Menggeser rahang geser jangka sorong sedikit kekanan.
c. Meletakkan benda/cincin/tabung yang akan diukur sedemikian sehingga kedua rahang (atas) jangka sorong masuk ke dalam benda/cincin tersebut.
d. Menggeser rahang geser kekanan sedemikian sehingga kedua rahang jangka sorong menyentuh kedua dinding dalam benda/cincin/tabung yang diukur dan mengunci sekrup pengunci
e. Membaca dan mencatat hasil pengukuran
Mengukur kedalaman suatu benda/tabung
a. Meletakkan tabung yang akan diukur dalam posisi bangun tegak
b. Memutar jangka (posisi tegak) lalu meletakkan ujung jangka sorong ke permukaan tabung yang akan diukur dalamnya.
c. Menggeser rahang geser kebawah sehingga ujung batang pada jangka sorong menyentuh dasar tabung.
d. Mengunci sekrup pengunci
e. Membaca dan mencatat hasil pengukuran
F. Cara Pembacaan Hasil Pengukuran Jangka Sorong
Hasil pengukuran suatu benda kerja dengan memakai jangka sorong ketelitian 1/128 inch bisa disimak dibawah ini.
Contoh 1.
1 inch = 16 kepingan skala utama, maka : 1 Skala Utama = 1/16 Inch dan 1 Skala utama dibagi 8 skala Nonius, Maka : 1/16 : 8 = 1/128
a. Posisi skala utama (bawah), sebelum titik nol skala nonius : pada strip ke-7, Maka : 1/16 x 7 = 7/16.
b. Posisi skala nonius (atas) pada strip ke-7, Maka : 1/128 x 7 = 7/128. Makara hasil pengukuran benda kerja yakni : 7/16 + 7/128 = 56/128 + 7/128 = 63/128 inch.
Contoh 2.
1 inch = 16 kepingan skala utama, maka : 1 Skala Utama = 1/16 Inch dan 1 Skala utama dibagi 8 skala Nonius, Maka : 1/16 : 8 = 1/128
a. Posisi skala utama (bawah), sebelum titik nol skala nonius : pada strip ke-21, Maka : 21/16 inch.
b. Posisi skala nonius (atas) pada strip ke-4, Maka : 1/128 x 4 = 4/128. Makara hasil pengukuran benda kerja yakni : 21/16 +4/128 = 168/128 +4 /128 = 172/128 = 1 11/32 inch.
Contoh 3.
1 inch = 16 kepingan skala utama, maka : 1 Skala Utama = 1/16 Inch dan 1 Skala utama dibagi 8 skala Nonius, Maka : 1/16 : 8 = 1/128
a. Posisi skala utama (bawah), sebelum titik nol skala nonius : pada strip ke-9, Maka : 9/16 inch.
b. Posisi skala nonius (atas) pada strip ke-6, Maka : 1/128 x 6 = 6/128. Makara hasil pengukuran benda kerja yakni : 9/16 +6/128 = 72/128 +6 /128 = 78/128 =39/64 inch.
\
Contoh 4.
a. Posisi skala utama (bawah),sebelum titik nol skala nonius : pada strip ke-17, Maka : 17/16 inch.
b. Posisi skala nonius (atas) pada strip ke-3, Maka : 1/128 x 3 = 3/128.
Jadi hasil pengukuran benda kerja yakni : 17/16 +3/128 = 136/128 +3 /128 = 139/128 = 1 11/128 inch.
ü Hasil pengukuran suatu benda kerja dengan menggunakan jangka sorong ketelitian 1/1000 inch yakni sebagai berikut :

1 inch = 40 kepingan skala utama, maka : 1 Skala Utama = 1/40 Inch dan 1 Skala utama dibagi 25 skala Nonius, Maka : 1/40 : 25 = 1/1000
a. Posisi skala utama (bawah), sebelum titik nol skala nonius : pada strip ke-12, Maka : 1/40 x 12 = 12/40.
b. Posisi skala nonius (atas) pada strip ke-8, Maka : 1/1000 x 8 = 8/1000.
Jadi hasil pengukuran benda kerja yakni : 12/40 + 8/1000 = 300/1000 + 8/1000 = 308/1000 inch = 0,308 inch.
ü Hasil pengukuran suatu benda kerja dengan menggunakan jangka sorong ketelitian 1/1000 inch yakni sebagai berikut :
1 inch = 40 kepingan skala utama, maka : 1 Skala Utama = 1/40 Inch dan 1 Skala utama dibagi 25 skala Nonius, Maka : 1/40 : 25 = 1/1000
a. Posisi skala utama (bawah), sebelum titik nol skala nonius : pada strip ke-22, Maka : 1/40 x 22 = 22/40.
b. Posisi skala nonius (atas) pada strip ke-8, Maka : 1/1000 x 8 = 8/1000.
Jadi hasil pengukuran benda kerja yakni : 22/40 + 8/1000 = 550/1000 + 8/1000 = 558/1000 inch = 0,558 inch.
ü Hasil pengukuran suatu benda kerja dengan menggunakan jangka sorong ketelitian 1/1000 inch yakni sebagai berikut :
1 inch = 40 kepingan skala utama, maka : 1 Skala Utama = 1/40 Inch dan 1 Skala utama dibagi 25 skala Nonius, Maka : 1/40 : 25 = 1/1000
a. Posisi skala utama (bawah), sebelum titik nol skala nonius : pada strip ke-45, Maka : 1/40 x 45 = 45/40.
b. Posisi skala nonius (atas) pada strip ke-18, Maka : 1/1000 x 18 = 18/1000.
Jadi hasil pengukuran benda kerja yakni : 45/40 + 18/1000 = 1125/1000 + 18/1000 = 1143/1000 inch = 1,143 inch.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada begitu banyak alat ukur panjang, diantaranya mistar, rol meter, jangka sorong dan mikrometer sekrup. Masing-masing alat ukur panjang tersebut mempunyai spesifikasi yang berbeda dan dipakai untuk kepentingan pengukuran yang berbeda pula. Setiap alat ukur panjang juga mempunyai tingkat ketelitian yang berbeda-beda. Tingkat ketelitian suatu alat ukur sanggup dilihat dari skala terkecil yang bisa dibaca oleh alat ukur. Dalam hal ini, alat ukur kalau diurutkan berdasarkan skala terkecilnya berturut-turut dari besar ke kecil, yaitu rol meter, mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup.
Jangka sorong (vernier caliper) yakni suatu alat ukur panjang yang sanggup dipakai untuk mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1 mm. jangka sorong sanggup dipakai untuk mengukur diameter sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin, maupun kedalam sebuah tabung. Jangka sorong mempunyai bentuk yang unik, yang bagian-bagiannya terdiri atas rahang tetap, rahang geser, akala utama, akala nonius, pengecap pengukur kedalaman, dan kunci peluncur.
Jangka sorong dikalibrasi dengan cara mendorong rahang geser hingga menyentuh rahang tetap. Apabila rahang geser berada pada posisi yang sempurna di angka nol, yaitu angka nol pada skala utama dengan angka nol pada skala nonius saling berhimpit pada satu garis lurus, maka jangka sorong tersebut sudah terkalibrasi dan siap digunakan.
Hasil pengukuran panjang dengan memakai jangka sorong, mengikuti rumus Hasil = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x skala terkecil jangka sorong) = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x 0,01 x = 0,005 cm (tiga desimal), maka hasil pembacaanDcm). Karena pengukuran (xo) harus juga dinyatakan dalam 3 desimal. Tidak menyerupai mistar, pada jangka sorong yang mempunyai skala nonius, Anda tidak pernah menaksir angka terakhir (desimal ke-3) sehingga anda cukup berikan nilai 0 untuk desimal ke-3. sehingga hasil pengukuran memakai jangka sorong sanggup anda laporkan sebagai : Panjang L = xo ¬+ xD
Jangka sorong juga mempunyai banyak sekali jenis, yaitu jangka sorong analog, jangka sorong arloji, dan jangka sorong digital.
Jangka sorong juga mempunyai banyak sekali jenis, yaitu jangka sorong analog, jangka sorong arloji, dan jangka sorong digital.
B. Saran
Makalah yang telah dibentuk ini menjelaskan mengenai cara penggunaan jangka sorong dan spesifikasi jangkasorong itu sendiri. Mengingat bahwa pembelajaran Metrologi Industri tidak lepas dari acara mengukur, oleh sebab itu pengetahuan mengenai alat-alat ukur, terutama alat ukur panjang jangka sorong ini sangat penting untuk diketahui dan dipahami.
Penulis berharap semoga kita di segala tingkatan tidak aneh lagi dengan alat ukur panjang jangka sorong dan bisa memakai jangka sorong untuk banyak sekali keperluan pengukuran panjang.
Penulis berharap semoga kita di segala tingkatan tidak aneh lagi dengan alat ukur panjang jangka sorong dan bisa memakai jangka sorong untuk banyak sekali keperluan pengukuran panjang.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Jangka_sorong
http://pdfdatabase.com/teori-dasar-pengukuran-fisika.htm
http://pdfsatabase.com/Uraian Materi Pembelajaran ”Pengukuran Fisika”.htm
http://www.doc-search-engine.com/search-pengukuran-fisika-doc
http://www.edukasi-net.com
http://www.find-pdf.com/cari-pengukuran+fisika.htm
http://www.mustofaabihamid.blogspot.com
aciknadzirah.blogspot.com/search?q=07/pembacaan-hasil-pengukuran-jangka-sorong-11000-inch/" title="√ MISTAR GESER KETELITIAN 1/128 DAN 1/1000 INCH">Pembacaan hasil pengukuran jangka sorong 1/1000 inch
http://www.find-pdf.com/cari-pengukuran+fisika.htm
http://www.mustofaabihamid.blogspot.com
aciknadzirah.blogspot.com/search?q=07/pembacaan-hasil-pengukuran-jangka-sorong-11000-inch/" title="√ MISTAR GESER KETELITIAN 1/128 DAN 1/1000 INCH">Pembacaan hasil pengukuran jangka sorong 1/1000 inch
ü Hasil pengukuran suatu benda kerja dengan menggunakan jangka sorong ketelitian 1/1000 inch yakni sebagai berikut :

1 inch = 40 kepingan skala utama, maka : 1 Skala Utama = 1/40 Inch dan 1 Skala utama dibagi 25 skala Nonius, Maka : 1/40 : 25 = 1/1000
a. Posisi skala utama (bawah), sebelum titik nol skala nonius : pada strip ke-12, Maka : 1/40 x 12 = 12/40.
b. Posisi skala nonius (atas) pada strip ke-8, Maka : 1/1000 x 8 = 8/1000.
Jadi hasil pengukuran benda kerja yakni : 12/40 + 8/1000 = 300/1000 + 8/1000 = 308/1000 inch = 0,308 inch.
ü Hasil pengukuran suatu benda kerja dengan menggunakan jangka sorong ketelitian 1/1000 inch yakni sebagai berikut :
1 inch = 40 kepingan skala utama, maka : 1 Skala Utama = 1/40 Inch dan 1 Skala utama dibagi 25 skala Nonius, Maka : 1/40 : 25 = 1/1000
a. Posisi skala utama (bawah), sebelum titik nol skala nonius : pada strip ke-22, Maka : 1/40 x 22 = 22/40.
b. Posisi skala nonius (atas) pada strip ke-8, Maka : 1/1000 x 8 = 8/1000.
Jadi hasil pengukuran benda kerja yakni : 22/40 + 8/1000 = 550/1000 + 8/1000 = 558/1000 inch = 0,558 inch.
ü Hasil pengukuran suatu benda kerja dengan menggunakan jangka sorong ketelitian 1/1000 inch yakni sebagai berikut :
1 inch = 40 kepingan skala utama, maka : 1 Skala Utama = 1/40 Inch dan 1 Skala utama dibagi 25 skala Nonius, Maka : 1/40 : 25 = 1/1000
a. Posisi skala utama (bawah), sebelum titik nol skala nonius : pada strip ke-45, Maka : 1/40 x 45 = 45/40.
b. Posisi skala nonius (atas) pada strip ke-18, Maka : 1/1000 x 18 = 18/1000.
Jadi hasil pengukuran benda kerja yakni : 45/40 + 18/1000 = 1125/1000 + 18/1000 = 1143/1000 inch = 1,143 inch.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada begitu banyak alat ukur panjang, diantaranya mistar, rol meter, jangka sorong dan mikrometer sekrup. Masing-masing alat ukur panjang tersebut mempunyai spesifikasi yang berbeda dan dipakai untuk kepentingan pengukuran yang berbeda pula. Setiap alat ukur panjang juga mempunyai tingkat ketelitian yang berbeda-beda. Tingkat ketelitian suatu alat ukur sanggup dilihat dari skala terkecil yang bisa dibaca oleh alat ukur. Dalam hal ini, alat ukur kalau diurutkan berdasarkan skala terkecilnya berturut-turut dari besar ke kecil, yaitu rol meter, mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup.
Jangka sorong (vernier caliper) yakni suatu alat ukur panjang yang sanggup dipakai untuk mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1 mm. jangka sorong sanggup dipakai untuk mengukur diameter sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin, maupun kedalam sebuah tabung. Jangka sorong mempunyai bentuk yang unik, yang bagian-bagiannya terdiri atas rahang tetap, rahang geser, akala utama, akala nonius, pengecap pengukur kedalaman, dan kunci peluncur.
Jangka sorong dikalibrasi dengan cara mendorong rahang geser hingga menyentuh rahang tetap. Apabila rahang geser berada pada posisi yang sempurna di angka nol, yaitu angka nol pada skala utama dengan angka nol pada skala nonius saling berhimpit pada satu garis lurus, maka jangka sorong tersebut sudah terkalibrasi dan siap digunakan.
Hasil pengukuran panjang dengan memakai jangka sorong, mengikuti rumus Hasil = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x skala terkecil jangka sorong) = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x 0,01 x = 0,005 cm (tiga desimal), maka hasil pembacaanDcm). Karena pengukuran (xo) harus juga dinyatakan dalam 3 desimal. Tidak menyerupai mistar, pada jangka sorong yang mempunyai skala nonius, Anda tidak pernah menaksir angka terakhir (desimal ke-3) sehingga anda cukup berikan nilai 0 untuk desimal ke-3. sehingga hasil pengukuran memakai jangka sorong sanggup anda laporkan sebagai : Panjang L = xo ¬+ xD
Jangka sorong juga mempunyai banyak sekali jenis, yaitu jangka sorong analog, jangka sorong arloji, dan jangka sorong digital.
Jangka sorong juga mempunyai banyak sekali jenis, yaitu jangka sorong analog, jangka sorong arloji, dan jangka sorong digital.
B. Saran
Makalah yang telah dibentuk ini menjelaskan mengenai cara penggunaan jangka sorong dan spesifikasi jangkasorong itu sendiri. Mengingat bahwa pembelajaran Metrologi Industri tidak lepas dari acara mengukur, oleh sebab itu pengetahuan mengenai alat-alat ukur, terutama alat ukur panjang jangka sorong ini sangat penting untuk diketahui dan dipahami.
Penulis berharap semoga kita di segala tingkatan tidak aneh lagi dengan alat ukur panjang jangka sorong dan bisa memakai jangka sorong untuk banyak sekali keperluan pengukuran panjang.
Penulis berharap semoga kita di segala tingkatan tidak aneh lagi dengan alat ukur panjang jangka sorong dan bisa memakai jangka sorong untuk banyak sekali keperluan pengukuran panjang.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Jangka_sorong
http://pdfdatabase.com/teori-dasar-pengukuran-fisika.htm
http://pdfsatabase.com/Uraian Materi Pembelajaran ”Pengukuran Fisika”.htm
http://www.doc-search-engine.com/search-pengukuran-fisika-doc
Zaelani, Ahmad dan Cucun Cunayah. 2006. Fisika. Bandung: Yrama Widya.
Zaelani, Ahmad dan Cucun Cunayah. 2006. Fisika. Bandung: Yrama Widya.
Sumber http://webmakalahku.blogspot.com