Wednesday, January 3, 2018

√ Bersyukurlah Selalu


Makassar siang hari, tiga dua derajat celcius, panas!. Aku menyusuri jalan sambil sesekali menunduk, berusaha menghindarkan wajahku dari panas sinar mentari yang membakar. Deuh... seharusnya saya tidak keluar ketika cuaca sepanas ini. Rasanya pengen cepat-cepat hingga rumah. Seorang supir angkutan umum berseru, “Limbung-Takalar..!”. Tertulis di beling depan kendaraan beroda empat merah tersebut “Nanabase”, akronim dari “Naik naung banngimi seng”, ini kendaraan yang berputar-putar di jalur Makassar-Takalar. Tak ingin usang berpanas-panas, pribadi saja saya naik ke angkutan umum itu.
Sepanjang perjalanan pulang saya hanya diam, menyaksikan hiruk-pikuk kota Makassar tengah hari. Kendaraan lalu-lalang, pedagang yang sibuk menjajakan dagangannya, angkutan umum yang sesekali berhenti untuk menaikkan ataupun menurunkan penumpang, dan segala macam toko di pinggir jalan. Perhatianku teralih ketika menyaksikan dua orang ibu paruh baya di hadapanku yang berkomunikasi dengan memakai bahasa isyarat. Lama saya memperhatikan mereka, ternyata bukan hanya yang dua orang tadi, tapi masih ada dua orang yang lainnya; seorang ibu yang kutaksir umurnya kira-kira tiga puluh tahunan, di sampingnya duduk seorang pria yang kemungkinan umurnya tidak jauh dari ibu-ibu tadi. Mereka semua berbicara dengan memakai bahasa isyarat. Masya Allah.. ternyata keempat-empatnya tunarungu. Mereka asyik berkomunikasi dengan memakai bahasa yang hanya dimengerti oleh mereka. Aku tertarik untuk memperhatikan ketika mereka menunjuk objek di luar mobil, entah itu suatu bangunan atau apalah, kemudian mereka memakai tangan, mimik wajah, dan beberapa macam gerakan yang sama sekali tak kumengerti. Mereka terus saja berkomunikasi satu sama lain, sama sekali tak terganggu dengan dunia luar, tak juga memperdulikanku yang dari tadi memperhatikan mereka, seakan dunia mereka ialah milik mereka sendiri. Melihat mereka, saya bertanya pada diriku sendiri, “tidakkah seharusnya saya bersyukur?”. Aku yang begitu banyak memperoleh nikmat dari Allah, tapi kadang masih saja merasa kekurangan. Maha Suci Allah Yang telah membuat makhluk-Nya dengan segala kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Sumber http://teenozhealthanalyst.blogspot.com