Di mataku, lelaki shalih yaitu lelaki sederhana, tawadhu, sabar, dan tentu saja baik pemahaman agamanya. Kalau berdasarkan akhwat lain, mungkin dapat berbeda-bedakan?
Keshalihan seorang akhwat,juga dapat memilih kriteria apa saja yang harus dimiliki sang ikhwan,hingga dapat menjadi imam yang beliau butuhkan. Seorang akhwat hafidzah boleh kan dan dapat dipastikan,pasti mengharapkan seorang ikhwan yang hafidz juga sebagai suaminya…^^
387890 320234251320511 100000018151442 1351224 932083431 n Lelaki Shalih itu...Ya,tentang sosok lelaki shalih. Apakah antum sudah cukup shalih?sehingga merasa pantas mendapat seorang akhwat shalihah itu. Ya,cobalah tengok disekitar antum,pasti ada banyak akhwat yang begitu shalihah dan begitu bagus dalam balutan jilbabnya, perannya dalam dakwah semakin memancarkan pesonanya…
Pernah mengagumi seorang akhwat menyerupai itu? mungkin saja,dan saya menduga antum dapat jadi pernah atau bahkan kini malah sedang merasakannya?^^ Bagi antum yang masih sendiri (baca: belum menikah) dapat jadi kekaguman itu menjadi sesuatu yang begitu mengusik hati. Ya gak sih? saya sok tau nih.hehehe
Apa antum tahu?sebenarnya akhwat juga begitu lho. Jangan salah kira,sikap membisu para akhwat berarti mereka tak peduli ato malah mati rasa. # haduuh
***^^***
“ada beberapa hal yang perlu diluruskan wacana interaksi kita akhi” kata seorang akhwat berbalut jilbab ungu itu dengan pandangan semakin tertunduk.
“ada apa ukht? adakah yang salah dengan perilaku ana selama ini?” tanya ikhwan di hadapan akhwat itu.
“ya,banyak. Tapi mungkin antum selama ini tidak menyadarinya…”
“apa itu ukhti? bisakah anti jelaskan,agar ana lebih paham”
“tolong akhi,bersikaplah lebih bijak di depan ana,mugkin antum merasa perilaku antum biasa saja, tapi tidak bagi ana…afwan” bunyi akhwat itu kian tercekat.
***^^***
Antum pernah “dibegitukan” sama akhwat? kalo iya, berarti memang ada yang perlu diperbaiki dari perilaku antum sekalian. Bukan menggurui. Tapi,ini berdasarkan pengalaman eksklusif yang cukup mengusikku waktu Sekolah Menengan Atas dulu.
Taukah akhi? tiap senyum kalian,kalimat-kalimat sapaan bernada perhatian dalam sms dari kalian,mungkin antum anggap itu hal biasa. Tapi apa iya bagi mereka,akhwat yang hatinya begitu peka. Bisa jadi semua yang berasal dari antum bukannya menguatkan,tapi justru hanya akan semakin mengganggu dan menggoyahkan imannya. Ia, yang awalnya begitu tulus berdakwah dapat jadi alasannya yaitu perhatian kalian,niatnya jadi terkotori. Karena memang fitrah wanita,yang sebetulnya suka dipuji,walau tak semua begitu..
Taukah antum?bahwa hati seorang perempuan itu begitu lembut?sedikit saja antum taburkan “benih”, kalau beliau terus menyiraminya maka benih itu akan tumbuh kian subur di hatinya. Betapa kasiannya kalau ia,hampir tiap malam teringat padamu akhi,ikhwan yang belum tentu jadi imam baginya…
Lalu? apa yang harus antum lakukan? ahh,rasanya saya tak perlu menjelaskan alasannya yaitu saya tau,antum semua jauh lebih paham dariku yang miskin ilmu ini..
Hanya saja,aku ingin beropini dari sudut pandang seorang akhwat. Seorang ikhwan yang shalih tak akan pernah berkata “ukhti..ana mengagumi anti, bahkan ana telah jatuh cinta pada anti, maukah anti menunggu hingga ana siap mengkhitbah anti?”
Ya. Lelaki shalih tak akan berkata begitu. apakah antum tau apa efek dari pertanyaan itu? dapat jadi, hati akhwat itu kian rapuh. Apa antum tega? membuatnya menunggu dalam ketidakpastian? alasannya yaitu sebelum komitmen nikah,segala hal masih bersifat tidak niscaya bukan? apalagi kalau kita hanya bergantung pada hati seorang anak insan yang tiap detiknya dapat terbolak balik. Betapa kasian beliau ketika harus berharap pada sesuatu yang belum terang ujungnya…
Lelaki shalih seharusnya ketika beliau jatuh cinta, maka beliau akan menyimpan sendiri perasaan itu rapat-rapat dalam hatinya dan hanya mengizinkan Allah saja yang tahu. Ia akan terus memperbaiki diri hingga dirasa siap dan pantas untuk mengkitbah akhwat itu pada ketika yang tepat.Dan lelaki shalih akan berkata “ukhti,mungkin ana bukanlah lelaki yang tepat keshalihannya…tapi ana hanyalah seorang pria yang selalu berusaha menjadi lebih baik dan ingin segera digenapkan diennya hingga sempurna, maka maukah anti menjadi akhwat penggenap dien ana itu?”
Ya,lelaki shalih tak kan pernah meminta untuk menunggu. Ia hanya akan mengambil kesempatan atau akan berkorban mempersilahkan saudaranya yang lain. Seperti cerita Ali bin Abi Thalib dan Fatimah.
Akhi…bisakah saya minta tolong? tolong jaga saudari-saudariku yaaa. Jaga hati mereka, hingga tetap utuh hingga antum dapat mempersuntingnya dalam sebuah Mitsaqan Ghalidza itu^^Copas from Ukhti Adinda Indah Al-Mahmudah
Sumber http://teenozhealthanalyst.blogspot.com
Tuesday, January 23, 2018
√ Lelaki Shalih Itu...
Artikel Terkait
- Sejarah Kartu Kredit Sebagai Alat Pembayaran – Anda pengguna kartu kredit? Jika iya
- Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh !!!! Pada kesempatan kali ini aku akan membe
- Diambil oleh Zabur Karuru Pendidikan yaitu hal yang sangat penting dalam kehidupan se
- 1. Definisiagroekosistem 2. &nbs
- belakangan ini para elit politik, sedang "getol getolnya"membahas problem resuvel kabinet
- Keuntungan Menjadi Penulis Tamu – Penulis tamu ialah kegiatan menulis yang dilakuka