Friday, January 19, 2018

√ Mengusir Cacing Dengan Herbal

Semester dua yang kemudian kami berguru Parasitologi, lebih khusus kepada helminthologi (ilmu yang mempelajari cacing). Kami ditugaskan membawa feses dari kawasan yang kemungkinan anak-anaknya menderita kecacingan. Trus fesesnya diperiksa, ada gak telur cacing di dalamnya and jika ada, ia jenis cacing apa. Telur cacing itu punya ciri masing-masing loh.. next next.. gimana dong cara supaya terbebas dari nanah cacing? oke, ikuti petualangan selanjutnya...



       Mengusir Cacing dengan Herbal

DEFINISI
Infeksi cacing usus atau biasa disebut dengan cacingan umumnya banyak terjadi pada anak-anak, lantaran mereka tidak terlalu memperhatikan kebersihan. Namun cacingan juga sanggup menyerang orang dewasa. Ada beberapa macam cacingan tergantung dari jenis cacing yang menginfeksinya, yang paling sering ditemui di dalam usus insan yaitu cacing gelang, cacing kremi, cacing cambuk, cacing pita, dan cacing tambang. Cacing–cacing tersebut masuk ke dalam perut/usus melalui mulut.

Cacing sanggup masuk ke dalam tubuh (usus) lantaran kurangnya menjaga kebersihan, mirip tidak mencuci tangan sebelum makan, pembuangan feses (kotoran manusia) di sembarang tempat, atau lalat yang hinggap di makanan. Cacing-cacing tersebut bertelur di usus dan cacing yang sudah matang dikeluarkan bersama dengan feses. Walaupun cacingan tampaknya merupakan penyakit ringan, namun cacing atau larvanya sanggup menyebar dan menginfeksi organ lainnya sehingga mengakibatkan gangguan penyakit yang lebih berat.


Berikut ini beberapa jenis nanah cacing pada manusia.
  1. Infeksi Cacing Kremi (Oxyuriasis)
    Disebabkan oleh cacing kremi (Oxyuris vermicularis) atau disebut juga cacing kerawit, yaitu cacing kecil halus mirip benang, berwarna putih dengan panjang kira-kira 3-5 mm pada cacing jantan dan yang betina sekitar 8-13 mm. Infeksi cacing ini biasa ditemukan di kawasan tropis dan sedang dengan sanitasi yang kotor, terjadi pada bawah umur yang berumur sekitar 5-14 tahun terutama dengan kebiasaan memasukan tangan ke dalam mulut.

    Jenis cacing ini akan memakan isi usus, cacing betina pindah dan bertelur di usus sebelah bawah (sekitar anus). Telur–telurnya akan merayap keluar menuju dubur sehingga mengakibatkan rasa gatal. Bila digaruk dengan tangan akan menempel di ujung kuku dan sanggup masuk ke dalam lisan saat memasukan makanan. Gatal terutama pada malam hari sehingga mengganggu tidur, juga menimbulkan iristasi kulit, pada anak wanita kadang terjadi radang v@gin@.
  2. Infeksi cacing Gelang (Ascariasis)
    Penyakit cacingan yang disebabkan oleh nanah cacing gelang (Ascaris lumbricoides) yang hidup dalam usus halus manusia. Cacing ini tergolong jenis cacing besar, berukuran sekitar 20-30 cm, berwarna merah dadu dan putih. Telur-telur cacing gelang keluar dari tubuh insan bersama dengan kotoran (feses). Cacing gelang masuk ke dalam tubuh insan melalui kuliner yang tercemar feses manusia, contohnya melalui lalat yang menghinggapi kuliner atau sayur yang tercemar telur cacing gelang yang tidak dicuci dengan bersih.

    Gejala atau tanda terinfeksi cacing gelang yaitu perut terasa tidak enak, lesu, tidak napsu makan, muka pucat, mual, tubuh kurus, dan perut buncit. Fesesnya encer, kadang bercampur lendir dan darah, cacing tampak keluar dalam feses. Larva cacing gelang sanggup masuk melalui pembuluh darah atau limfe, bila menyerang paru-paru sanggup menimbulkan radang paru dan batuk. Sedangkan cacing gelang yang remaja sanggup bermigrasi ke usus buntu hingga menimbulkan radang usus.
  3. Infeksi Cacing Pita (Taeniasis)
    Cacing pita (Taenia sp.) bentuknya panjang pipih mirip pita, kepalanya kecil dan memiliki kait untuk melekatkan diri pada dinding usus. Cacing pita memiliki banyak jenis, tetapi ada tiga yang biasa dikenal yaitu cacing pita daging, cacing pita ikan dan cacing pita babi. Jenis cacingan ini disebabkan pengkonsumsian daging (terutama sapi dan babi) yang mengandung cacing pita dan memasaknya kurang matang.
    Gejala atau tanda terinfeksi cacing pita antara lain : perut terasa mulas dan mual, kadang perih dan tajam menusuk-nusuk tetapi akan hilang setelah makan. Selain itu muka pucat, pusing, kurang nafsu makan, dan feses berlendir.

PENCEGAHAN
Langkah pencegahan yang sanggup dilakukan semoga terhindar dari nanah cacing usus, antara lain :
- jagalah kebersihan pribadi, kuliner dan lingkungan dengan baik
- mencuci tangan dengan higienis terutama sebelum makan dan setelah buang air besar,
- menggunting kuku dan hindari kebiasaan menggigit kuku
- basuh sayur dengan higienis dan masak daging hingga benar-benar matang
- sediakan kemudahan jamban yang memadai, jangan buang air besar sembarangan
- sebaiknya bawah umur diberi obat cacing setiap 6 bulan sekali

Herba untuk memberantas Cacingan
Selain dengan obat modern, cacingan juga sanggup dilawan dengan obat alami dari herba/tumbuhan obat yang berguna sebagai anthelminthik (anti-cacing), antara lain ialah biji pinang (Areca catechu), biji wudani (Quisqualis indica), kulit dan akar delima (Punica granatum), biji labu kuning (Cucurbita moschata), temu giring (Curcuma heyneana), biji dan akar pepaya (Carica papaya), bawang putih (Alium sativum), ketepeng (Cassia alata), mindi kecil (Melia azedarach). Secara empiris (pengalaman) banyak sekali flora obat tersebut efektif mengatasi cacingan, diantaranya juga telah dilakukan penelitian dan terbukti mengandung senyawa aktif yang berguna anthelminthik.

Pada biji pinang mengandung arekolin yaitu salah satu alkaloid yang berfungsi sebagai obat cacing. Kulit buah dan akar delima mengandung alkaloid dan tanin yang berguna anthelminthik terutama pada cacing gelang dan cacing pita. Senyawa potassium quisqualata yang terkandung pada buah wudani sanggup membunuh cacing usus. Komponen aktif lainnya yang berguna anthelminthik ialah glukosida cacirin yang terkandung dalam buah pepaya, cucurbitin pada biji labu kuning, diallil disulfida pada bawang putih, serta toosendanin yang terkandung pada kulit batang dn kulit akar mindi.


Berikut beberapa pola resep herbal untuk mengatasi cacingan.
Resep 1.
15 gram biji pinang kering di tumbuk + 60 gram biji labu kuning yang kering ditumbuk + 15 gram kulit delima kering. Semua materi direbus dengan 600 cc air (dengan api kecil) hingga tersisa 200 cc, disaring, setelah hambar airnya diminum. (untuk semua jenis cacing).

Resep 2.
Biji wudani disangrai hingga matang, kemudian dimakan dengan dikunyah ½ jam sebelum makan. Anak kecil 3-15 biji sehari, remaja 15-30 biji sehari, dibagi untuk 3 kali makan. Lakukan berturut-turut selama 15 hari (satu keur). Setelah satu bulan dimakan satu keur lagi. (untuk cacing kremi, cacing tambang, cacing gelang, cacing cambuk).

Resep 3.
20 gram temu giring segar + 15 gram temu hitam segar + 2 siung bawang putih, dicuci dan didihaluskan atau diblender dengan menambahkan 100 cc air hangat, disaring, diminum pada pagi hari setengah jam sebelum makan. (untuk cacing kremi dan cacing gelang)

Catatan : pilih salah satu resep dan lakukan secara teratur. untuk perebusan gunakan panci enamel, peruk tanah, panci kaca/pyrex.


Sumber http://teenozhealthanalyst.blogspot.com