Wednesday, February 21, 2018

√ Kebijakan Moneter Adalah

Assalammualaikum, Selamat tiba di Kelas IPS. Disini Ibu Guru akan membahas perihal pelajaran Ekonomi yaitu Tentang “Kebijakan Moneter“. Berikut dibawah ini penjelasannya:


 Disini Ibu Guru akan membahas perihal pelajaran  √ Kebijakan Moneter adalah



Pengertian Kebijakan Moneter


Kebijakan moneter ialah tindakan yang dilakukan oleh penguasa moneter (Bank Sentral) untuk mensugesti jumlah uang beredar dan kredit yang pada gilirannya akan mensugesti aktivitas ekonomi masyarakat.




Tujuan Kebijakan Moneter


Berikut ini terdapat beberapa tujuan kebijakan moneter, yaitu sebagai berikut:






  1. Menjaga Stabilitas Ekonomi




Stabilitas ekonomi akan terganggu jikalau jumlah uang yang beredar di masyarakat melebihi jumlah barang dan jasa yang tersedia sehingga mengakibatkan terjadinya inflasi (harga barang dan jasa naik tinggi). Stabilitas ekonomi juga akan terganggu jikalau jumlah uang yang beredar kurang dari jumlah barang dan jasa sehingga mengakibatkan terjadinya deflasi (kelesuan ekonomi). Oleh alasannya ialah itu, kebijakan moneter sangat diharapkan untuk menjaga stabilitas ekonomi yang selalu mengupayakan jumlah uang yang beredar seimbang dengan jumlah barang dan jasa yang tersedia.






  1. Menjaga Stabilitas Harga




Tinggi rendahnya harga sangat memengaruhi jalannya perekonomian. Harga-harga yang terlalu tinggi bisa menjadikan turunnya permintaan. Turunnya permintaan sanggup pula menurunkan produktivitas dunia usaha. Oleh alasannya ialah itu, untuk menjaga stabilitas harga, pemerintah sanggup memakai kebijakan moneter. Caranya, jikalau harga terlalu tinggi, pemerintah harus mengurangi jumlah uang yang beredar. Dan, jikalau harga terlalu rendah, pemerintah harus menambah jumlah uang yang beredar.






  1. Meningkatkan Kesempatan Kerja




Dengan mengatur jumlah uang yang beredar, perekonomian akan stabil. Jika perekonomian stabil, para pengusaha atau investor akan menambah investasi baru. Investasi akan membuka lapangan kerja gres sehingga kesempatan kerja sanggup ditingkatkan.






  1. Memperbaiki Posisi Neraca Perdagangan dan Neraca Pembayaran




Kebijakan moneter sanggup digunakan untuk memperbaiki posisi neraca perdagangan sehingga negara tidak terlalu banyak mengalami defisit, atau kalau bisa posisinya menjadi seimbang atau bahkan surplus. Salah satunya dengan melaksanakan devaluasi (menurunkan nilai mata uang negara sendiri terhadap mata uang asing).


Dengan devaluasi, harga barang-barang dalam negeri menjadi lebih murah, bila dibeli dengan mata uang asing. Akibatnya, akan meningkatkan jumlah ekspor. Jika ekspor terus meningkat, posisi neraca perdagangan sekaligus neraca pembayaran sanggup diperbaiki, paling tidak defisit sanggup dikurangi atau kalau bisa seimbang, atau bahkan surplus.




Dengan devaluasi tersebut, di pasar internasional harga tas dan barangbarang lain produksi Indonesia menjadi lebih murah dibandingkan sebelum devaluasi sehingga produksi Indonesia menjadi lebih bisa bersaing dengan produk dari negara-negara lain. Selanjutnya, penurunan harga tersebut umumnya akan diikuti dengan mengalirnya order (pesanan) dari para pengimpor, kesannya nilai ekspor Indonesia meningkat. Dan, jikalau ekspor terus meningkat maka posisi neraca perdagangan dan neraca pembayaran sanggup diperbaiki, paling tidak defisit sanggup dikurangi atau bisa seimbang, atau bahkan surplus.




Fungsi Kebijakan Moneter


Kebijakan moneter berfungsi sebagai instrumen/cara untuk mensugesti perekonomian. Kebijakan moneter sebagai sebuah cara, dipergunakan untuk mencapai tujuan/sasaran ekonomi yang diharapkan, di antaranya ialah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, mengatasi pengangguran, memperbaiki neraca pembayaran yang defisit, dan menjaga stabilitas nilai uang.




Instrumen Kebijakan Moneter


Berikut ini terdapat beberapa instrumen kebijakan moneter, yaitu sebagai berikut:




1. Kebijakan Moneter Kuantitatif


Berikut ini terdapat beberapa  kebijakan moneter kuantitatif, yaitu sebagai berikut:





  • Kebijakan Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation): Kebijakan operasi pasar terbuka ialah kebijakan dengan cara menjual atau membeli surat berharga pemerintah. Dengan hal ini maka pengaruhnya terhadap Jumlah Uang Beredar (JUB) ialah jikalau pemerintah ingin menambah JUB di masyarakat maka pemerintah akan membeli surat berharga tersebut, tetapi jikalau pemerintah ingin mengurangi JUB di masyarakat maka pemerintah akan menjual surat berharga milik pemerintah.

  • Kebijakan Politik Diskonto (Disc. Rate) : Kebijakan Disc. Rate ialah suatu kebijakan dengan memainkan tingkat suku bunga pada bank sentral dan bank umum. Dengan hal ini maka pengaruhnya terhadap JUB (Jumlah Uang Beredar) ialah jikalau pemerintah ingin menambah JUB di masyarakat maka pemerintah akan menurunkan tingkat suku bunga tetapi jikalau pemerintah ingin mengurangi JUB di masyarakat ialah dengan cara menaikan tingkat suku bunga dengan keinginan bahwa dikala tingkat suku bunga di naikan maka akan banyak menyimpan uangnya di bank dalam bentuk tabungan, deposito, giro dsb.

  • Kebijakan Rasio Cadangan Wajib Minimal (Reserve Requirement Ratio) : Kebijakan Cash Ratio ialah kebijakan dengan cara mengatur jumlah simpanan wajib bank-bank umum pada Bank Indonesia sebagai bank sentral. Dengan hal ini maka pengaruhnya terhadap JUB ialah jikalau pemerintah mau menambah JUB di masyarakat maka pemerintah akan menurunkan cadangan wajjib minimalnya tetapi jikalau pemerintah ingin mengurangi JUB di masyarakat maka pemerintah akan menaikan cadangan wajib minimum bank- bank umum.




2. Kebijakan Moneter Kualitatif


Berikut ini terdapat beberapa  kebijakan moneter kualitatif, yaitu sebagai berikut:





  1. Himbauan Moral (Moral Suasion ) : Kebijakan himbauan moral ialah suatu kebijakan dengan cara memperlihatkan himbauan-himbauan moral kepada para pelaku ekonomi. Dimaksudnkan untuk mensugesti perilaku forum moneter dan individu yang bergerak dibidang moneter dengan pidato- pidato Gubernur Bank Sentral, atau publikasi-publikasi, semoga supaya bersikap menyerupai yang dikehendaki oleh penguasa moneter.

  2. Pengawasan kredit selektif (Selective Credit Monitoring) : Kebijakan ini biasanya diberlakukan untuk sektor dan tujuan tertentu, menyerupai kredit ekspor, kredit pemilikan rumah, kredit perjuangan kecil, kredit untuk pengadaan pangan dan lain-lain. Tujuan utama untuk mengawasi apakah kredit yang diberikan bank sesuai dengan keinginan pemerintah.




Peran Kebijakan Moneter


Kebijakan moneter berperan dalam membuat kondisi perekonomian di antaranya sebagai berikut:




1. Mempertahankan iklim investasi


Dengan tingkat inflasi yang rendah, maka iklim investasi akan tetap hidup. Jika inflasi rendah, suku bunga bank juga cenderung rendah. Rendahnya suku bunga bank akan mendorong orang untuk melaksanakan investasi atau perjuangan baru.




2. Memperluas kesempatan kerja


Kebijakan moneter sanggup membuat iklim aman bagi berlangsungnya banyak sekali aktivitas ekonomi. Setiap aktivitas ekonomi membutuhkan tenaga kerja. Adanya aktivitas ekonomi berarti pula memperluas kesempatan kerja.




3. Menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi


Keadaan ekonomi yang aman memungkinkan terjadinya pertumbuhan ekonomi. Adanya kestabilan nilai kurs mata uang serta kestabilan harga barang dan jasa sangat dibutuhkan para investor atau pengusaha dalam menjalankan aktivitas ekonomi. Kegiatan ekonomi yang berjalan baik membuat pertumbuhan ekonomi yang tinggi.




4. Memperbaiki kondisi neraca pembayaran


Neraca pembayaran nasional dikatakan baik jikalau mengalami surplus atau nilai ekspor melebih nilai impor. Untuk mencapai kondisi tersebut, kebijakan moneter yang terkait dengan mata uang atau nilai kurs sangat diperlukan. Kebijakan moneter sanggup mempertahankan stabilitas kurs maupun menurunkan ke tingkat yang diinginkan.


Dengan suatu tingkat kurs tertentu, diharapkan barang-barang produksi dalam negeri akan bisa lebih murah dibanding produk dari negara lain. Kondisi ini meningkatkan daya saing produk dalam negeri sehingga pada akhirnya akan memperbesar volume ekspor (menciptakan neraca pembayaran yang surplus).




5. Menjaga kestabilan nilai kurs mata uang


Untuk menjaga semoga nilai kurs mata uang stabil sesuai yang diharapkan, maka Bank Indonesia melaksanakan kebijakan moneter berupa operasi pasar terbuka. Dalam keadaan apabila nilai kurs mata uang rupiah merosot tajam dibanding dollar Amerika Serikat, maka Bank Indonesia melaksanakan intervensi pasar dengan menjual dollar.




6. Menjaga kestabilan harga barang dan jasa


Masyarakat membutuhkan keadaan dimana harga barang dan jasa tetap stabil sehingga sanggup menjalankan usahanya. Untuk membuat keadaan menyerupai itu, maka Bank Indonesia sanggup melaksanakan kebijakan moneter berupa menaikkan atau menurunkan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Tujuan kebijakan ini ialah untuk menurunkan atau menaikkan jumlah uang yang beredar (JUB).


Apabila harga barang dan jasa naik terus-menerus (tidak stabil) maka Bank Indonesia menaikkan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia semoga jumlah uang yang beredar berkurang sehingga laju kenaikan harga barang dan jasa sanggup dikurangi.




7. Menurunkan laju inflasi


Apabila terjadi inflasi yang tinggi, Bank Indonesia sanggup melaksanakan kebijakan moneter untuk menurunkan jumlah uang yang beredar (JUB). Untuk menurunkan jumlah uang yang beredar, kebijakan moneter yang diambil sanggup berupa menaikkan atau menurunkan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) atau pun dengan kebijakan moneter lainnya yaitu reserve requirements.


Untuk menurunkan laju inflasi berarti jumlah uang yang beredar harus dikurangi. Untuk itu, dengan kebijakan reserve requirements, Bank Indonesia memutuskan kenaikan cadangan minimum dari bank-bank umum.




Jenis-Jenis Kebijakan Moneter


Berikut ini terdapat beberapa jenis-jenis kebijakan moneter, yaitu sebagai berikut:






  1. Kebijakan Pasar Terbuka (Open Market Policy)




Kebijakan pasar terbuka ialah kebijakan bank sentral untuk menambah atau mengurangi jumlah uang beredar dengan cara menjual atau membeli surat-surat berharga. Jika bank sentral menjual surat berharga SBI (Sertifikat Bank Indonesia), berarti bank sentral ingin mengurangi jumlah uang dari masyarakat.


Dengan menjual SBI, berarti bank sentral akan mendapatkan uang dari masyarakat. Dengan demikian, jumlah uang yang beredar akan berkurang. Bank sentral menjual SBI apabila perekonomian memperlihatkan gejala-gejala inflasi (kelebihan uang sehingga harga-harga terus naik).


Sebaliknya, apabila bank sentral membeli surat-surat berharga dari masyarakat yang berbentuk saham, obligasi, atau surat-surat berharga lainnya, berarti bank sentral ingin menambah uang yang beredar. Dengan membeli surat-surat berharga maka bank sentral harus membayar sejumlah uang kepada masyarakat. Dengan demikian, jumlah uang yang beredar akan bertambah. Bank sentral membeli surat-surat berharga apabila perekonomian memperlihatkan gejala-gejala deflasi (kekurangan uang sehingga perekonomian menjadi lesu dan tidak bisa bergerak).


Untuk mempermudah pemahaman perihal hal tersebut, perhatikan denah berikut:


 Disini Ibu Guru akan membahas perihal pelajaran  √ Kebijakan Moneter adalah






  1. Kebijakan Diskonto (Discount Policy)




Kebijakan diskonto ialah kebijakan bank sentral untuk menambah atau mengurangi jumlah uang beredar dengan cara menaikkan atau menurunkan suku bunga bank. Jika bank sentral menaikkan suku bunga bank, berarti bank sentral ingin mengurangi jumlah uang yang beredar.


Dengan menaikkan suku bunga, diharapkan masyarakat akan menyimpan (menabung) uangnya di bank lebih banyak dari biasanya. Dengan demikian, jumlah uang yang beredar akan berkurang. Bank sentral akan menaikkan suku bunga jikalau perekonomian memperlihatkan tanda-tanda inflasi.


Sebaliknya, jikalau bank sentral menurunkan suku bunga bank, berarti bank sentral ingin menambah jumlah uang yang beredar. Dengan menurunkan suku bunga, diharapkan masyarakat akan mengambil (mengurangi) tabungannya di bank. Dengan demikian, jumlah uang yang beredar di masyarakat akan bertambah. Bank sentral akan menurunkan suku bunga jikalau perekonomian memperlihatkan gejala-gejala deflasi.


 Disini Ibu Guru akan membahas perihal pelajaran  √ Kebijakan Moneter adalah




    start=”3″>



  1. Kebijakan Cadangan Kas (Cash Ratio Policy)




Kebijakan cadangan kas ialah kebijakan bank sentral untuk menambah atau mengurangi jumlah uang beredar dengan cara menaikkan atau menurunkan cadangan kas minimum yang dimiliki bank-bank umum. Cadangan kas minimum ialah jumlah cadangan kas yang dihentikan dipinjamkan bank umum kepada masyarakat.


Jika bank sentral menaikkan cadangan kas minimum berarti bank sentral ingin mengurangi jumlah uang beredar. Dengan menaikkan cadangan kas minimum, bank umum harus menahan lebih banyak uang di bank. Dengan demikian, jumlah uang yang beredar sanggup dikurangi. Bank sentral menaikkan cadangan kas minimum jikalau perekonomian memperlihatkan gejala-gejala inflasi.


Sebaliknya, jikalau bank sentral menurunkan cadangan kas minimum berarti bank sentral ingin menambah jumlah uang beredar. Dengan menurunkan kas cadangan minimum, bank umum sanggup meminjamkan uang lebih banyak kepada masyarakat. Dengan demikian, akan menambah jumlah uang yang beredar. Bank sentral menurunkan cadangan kas minimum jikalau perekonomian memperlihatkan gejala-gejala deflasi.


 Disini Ibu Guru akan membahas perihal pelajaran  √ Kebijakan Moneter adalah






  1. Kebijakan Kredit Selektif dan Kredit Longgar




Kebijakan kredit selektif ialah kebijakan bank sentral untuk mengurangi jumlah uang beredar dengan cara memperketat syarat-syarat proteksi kredit. Dalam hal ini, bank-bank diperbolehkan memperlihatkan kredit asalkan dengan mempertimbangkan sungguh-sungguh syarat-syarat 5C (character, capability, collateral, capital, dan condition of economic).


Bank sentral menjalankan kebijakan kredit selektif jikalau perekonomian memperlihatkan gejala-gejala inflasi. Sebaliknya, kebijakan kredit longgar dilakukan bank sentral dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar. Caranya, dengan memperlonggar syarat-syarat proteksi kredit. Kebijakan kredit longgar dilakukan jikalau perekonomian memperlihatkan gejala-gejala deflasi.


 Disini Ibu Guru akan membahas perihal pelajaran  √ Kebijakan Moneter adalah






  1. Kebijakan Devaluasi dan Revaluasi




Devaluasi ialah kebijakan bank sentral untuk menurunkan nilai mata uang dalam negeri (rupiah) terhadap mata uang asing. Kebijakan ini dilakukan dengan tujuan memperbaiki neraca perdagangan dan neraca pembayaran. Dengan devaluasi, harga barang-barang dalam negeri menjadi lebih murah jikalau dibeli dengan mata uang asing, sehingga barang-barang dalam negeri bisa bersaing dengan barang-barang luar negeri, dan bisa meningkatkan jumlah ekspor. Jika ekspor meningkat, posisi neraca perdagangan dan neraca pembayaran sanggup diperbaiki.


Kebijakan revaluasi ialah kebijakan bank sentral menaikkan nilai mata uang dalam negeri (rupiah) terhadap mata uang asing. Revaluasi dilakukan bank sentral jikalau keadaan ekonomi sudah meningkat dalam arti barangbarang dalam negeri sudah bisa bersaing dengan barang-barang luar negeri.






  1. Sanering




Sanering ialah kebijakan bank sentral untuk memotong nilai mata uang dalam negeri (rupiah). Kebijakan ini dilakukan jikalau negara mengalami hiperinflasi (inflasi di atas 100 %). Sanering pernah dilakukan Indonesia pada tahun 1950 dengan memotong uang sebesar 50%. Jadi, uang dengan nominal Rp1000,- nilainya tinggal Rp500,-. Kebijakan tahun 1950 lebih dikenal dengan istilah “Gunting Syafrudin”. Kemudian pada tahun 1965, pemerintah kembali memotong nilai uang Rp1000,- sebanyak 99,9% sehingga nilainya tinggal 0,1%. Dengan demikian, uang Rp1000,- nilainya tinggal Rp1,-.






  1. Mencetak Uang Baru




Mencetak uang gres dilakukan bank sentral dalam rangka menambah jumlah uang beredar.






  1. Menarik atau Memusnahkan Uang Lama




Menarik atau memusnahkan uang usang dilakukan bank sentral dalam rangka mengurangi jumlah uang beredar. Dulu kita masih memakai uang logam Rp5,- ; Rp10,- dan uang kertas Rp100,- merah. Sekarang, kita sudah tidak menemui (menggunakan) uang-uang tersebut alasannya ialah bank sentral telah menariknya dari peredaran. Penarikan tersebut selain untuk mengurangi jumlah uang beredar juga untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Uang Rp5,- ditarik alasannya ialah sudah tidak berfungsi lagi di masyarakat, sudah tidak ada satu pun barang yang bisa dibeli dengan uang sebesar itu.






  1. Dorongan Moral




Untuk memengaruhi jumlah uang yang beredar, bank sentral sanggup mengeluarkan pidato, pengumuman atau edaran kepada bank umum dan pelaku moneter lain yang berupa larangan atau ajakan. Misalnya, larangan atau undangan untuk menahan pinjaman atau melepaskan pinjaman pada waktu tertentu.




Contoh Kebijakan Moneter


Berikut ini terdapat beberapa referensi kebijakan moneter, yaitu sebagai berikut:






  1. Kebijakan memutuskan cash ratio




Kebijakan moneter berperan mengatur persentase cadangan minimum yang ada di bank menurut jumlah uang yang beredar di masyarakat. Pemerintah perlu memutuskan rasio presentasi dana cadangan minimum semoga peredaran uang tidak berlebihan, sehingga tidak terjadi inflasi.






  1. Kebijakan suku bunga kredit




Setiap bank tentu saja perlu menyediakan layanan kredit kepada masyarakat. Setoran yang diberikan per bulan dari kredit tersebut juga ditambah dengan bunga yang sudah ditetapkan. Apabila bank tidak mempunyai kebijakan suku bunga, maka perekonomian negara tidak stabil. Untuk itu, kebijakan moneter berperan dalam penetapan suku bunga kredit semoga kestabilan ekonomi terjaga.






  1. Kebijakan suku bunga deposito




Kebijakan moneter dalam suku bunga deposito peranannya sama dengan kebijakan suku bunga kredit. Apabila pemerintah menginginkan peredaran uangnya bertambah, maka suku bunga deposito dinaikkan. Apabila pemerintah menginginkan peredaran uangnya berkurang, maka suku bunga deposito juga perlu diturunkan.






  1. Kebijakan Mempertahankan kestabilan harga




Perekonomian suatu negara kerap kali tidak stabil, menyerupai inflasi. Inflasi merupakan banyaknya uang yang beredar sehingga mengakibatkan harga barang-barang mengalami kenaikan. Apabila suatu negara mengalami inflasi, maka kebijakan moneter berperan untuk mengurangi peredaran uang. Dengan begitu laju perekonomian suatu negara akan stabil kembali.






  1. Mengendalikan uang dengan menjual atau membeli surat berharga




Kebijakan moneter ini disebut sebagai operasi pasar terbuka. Apabila negara ingin menambah jumlah uang yang beredar, maka pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Ketika pemerintah membeli surat berharga, dengan begitu aset negara juga bertambah dan peredaran uang bisa diperbanyak. Begitu sebaliknya, apabila negara ingin mengurangi jumlah uang yang beredar, maka pemerintah perlu menjual surat berharga kepada masyarakat. Surat-surat berharga pemerintah antara lain, SBI (Sertifikat Bank Indonesia) atau SPBU (Surat Berharga Pasar Uang).






  1. Memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum




Peran kebijakan moneter ini disebut sebagai akomodasi diskonto. Fasilitas akan memainkan peredaran uang dengan meningkatkan suku bunga bank sentral kepada bank umum. Biasanya bank umum seringkali kekurangan uang dan meminjam uang kepada bank sentral. Untuk itu, bank sentral akan menurunkan suku bunga dan menaikkan bunga pada bank umum. Fasilitas diskonto ini membuat jumlah uang bertambah, sehingga tidak mengalami inflasi.






  1. Memainkan jumlah cadangan perbankan




Peran kebijakan moneter ini disebut sebagai rasio cadangan wajib. Peran kebijakan moneter ini sama halnya dengan memainkan uang, tetapi melalui jumlah cadangan perbanka yang harus disimpan oleh pemerintah. Ketika negara akan menambah jumlah uang, maka pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Begitu pun sebaliknya, untuk mengurangi jumlah uang, pemerintah menaikkan rasio cadangan wajib. Dengan memainkan rasio cadangan wajib pada perbanka, maka perekonomian negara akan kembali stabil alasannya ialah perbanka menjadi forum utama dalam peredaran keuangan negara.






  1. Imbauan moral kepada pelaku ekonomi




Dalam mengatur kestabilan uang, kebijakan moneter bukan hanya bergerak untuk memainkan peredaran uang, tetapi juga menghimbau para pelaku ekonomi. Himbauan ini khususnya ditujukan kepada bank. Pemerintah akan menghimbau setiap bank semoga hati-hati memperlihatkan kredit. Hal itu untuk menjaga semoga peredaran uang tidak meningkat. Selain itu, bank umum juga dihimbau untuk meminjam lebih banyak uang kepada bank sentral untuk memperbanyak uang yang beredar pada perekonomian.






  1. Kebijakan nilai tukar uang




Kebijakan moneter dalam mengatur kestabilan ekonomi juga melaksanakan kebijakan nilai tukar uang. Nilai tukar sangat besar lengan berkuasa kepada peningkatan harga barang dan jasa, sehingga kebijakan moneter berperan memantau nilai tukar. Bank Indonesia akan menjalankan kebijakan nilai tukar untuk mengurangi volatilitas nilai tukar semoga tidak berlebihan. Bank Indonesia akan memutuskan jumlah nilai tukar pada level tertentu, sehingga peredaran uang tidak berlebihan.






  1. Mengatur persediaan uang dan barang




Kebijakan moneter juga besar lengan berkuasa kepada sektor perdagangan. Untuk mengatur laju perekonomian dengan menstabilkan keuangan, tentu saja pemerintah juga perlu memperhatikan penyediaan barang. Ketika pemerintah menginginkan peredaran uang meningkat, maka perlu meningkatkan penyediaan barang. Jika pemerintah menginginkan peredaran uang menurun, maka penyediaan barang juga diturunkan. Dengan begitu perekonomian negara akan stabil melalui kebijakan moneter di bidang perdagangan.




Demikian Penjelasan Pelajaran IPS-Ekonomi Tentang Contoh Kebijakan Moneter: Pengertian, Instrumen, Tujuan, Fungsi, Peran & Jenis


Semoga Materi Pada Hari ini Bermanfaat Bagi Siswa-Siswi, Terima Kasih !!!




Baca Artikel Lainnya:




Sumber aciknadzirah.blogspot.com