Thursday, February 22, 2018

√ Kerajaan Samudera Pasai

Assalammualaikum, Selamat tiba di Kelas IPS. Disini Ibu Guru akan membahas wacana pelajaran Sejarah yaitu Tentang “Kerajaan Samudera Pasai“. Berikut dibawah ini penjelasannya:


 Disini Ibu Guru akan membahas wacana pelajaran  √ Kerajaan Samudera Pasai



Sejarah Kerajaan Samudera Pasai


Kerajaan Samudera Pasai terletak di Aceh, dan yakni kerajaan Islam pertama di Indonesia. Nama lengkap kerajaan samudera pasai yakni “Samudera Aca Pasai”, yang artinya “Kerajaan Samudera yang baik dengan ibukota di Pasai” (H.M. Zainuddin, 1961:116).


Kerajaan ini didirikan oleh Meurah Silu pada tahun 1267 M. Dalam buku berjudul “Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara”, Slamet Muljana menulis bahwa Nazimuddin Al Kamil, Laksamana Laut dari Dinasti Fathimiah di Mesir, berhasil menaklukkan sejumlah kerajaan Hindu atau Buddha yang terdapat di Aceh dan berhasil menguasai daerah subur yang dikenal dengan nama Pasai.


Nazimuddin Al-Kamil kemudian mendirikan sebuah kerajaan di muara Sungai Pasai itu pada 1128 Masehi dengan nama Kerajaan Pasai. Alasan Dinasti Fathimiah mendirikan pemerintahan di Pasai menurut atas cita-cita untuk menguasai perdagangan di wilayah pantai timur Sumatra yang memang sangat ramai.


Menurut pengisahan yang terdapat dalam Hikayat Raja Pasaai, kerajaan yang dipimpin oleh Sultan Malik Al Salih mula-mula berjulukan Kerjaan Samudera. Adapun Kerajaan Pasai yakni satu pemerintahan gres yang menyusul kemudian dan mengiringi eksistensi Kerajaan Samudera.


Bukti-bukti arkeologis eksistensi kerajaan ini yakni ditemukannya makam raja-raja Pasai di kampung Geudong, Aceh Utara. Makam ini terletak di erat reruntuhan bangunan sentra kerajaan Samudera di desa Beuringin, kecamatan Samudera, sekitar 17 km sebelah timur Lhokseumawe.


Di antara makam raja-raja tersebut, terdapat nama Sultan Malik al-Saleh, Raja Pasai pertama. Sebelum memeluk agama Islam, nama orisinil Malik Al Salih yakni Marah Silu atau Meurah Silo. “Meurah” yakni panggilan kehormatan untuk orang yang ditinggikan derajatnya, sementara “Silo” sanggup dimaknai sebagai silau atau gemerlap.


Marah Silu yakni keturunan dari Suku Imam Empat atau yang sering disebut dengan Sukee Imuem Peuet, yakni sebutan untuk keturunan empat Maharaja atau Meurah bersaudara yang berasal dari Mon Khmer (Champa) yang merupakan pendiri pertama kerajaan-kerajaan di Aceh sebelum masuk dan berkembangnya Agama Islam. Berkuasa lebih kurang 29 tahun (1297-1326 M). Kerajaan Samudera Pasai merupakan gabungan dari Kerajaan Pase dan Peurlak, dengan raja pertama Malik al-Saleh.


Seorang pengembara Muslim dari Maghribi, Ibnu Bathutah sempat mengunjungi Pasai tahun 1346 M. Informasi lain juga menyebutkan bahwa, Sultan Pasai mengirimkan utusan ke Quilon, India Barat pada tahun 1282 M. Ini membuktikan bahwa Pasai mempunyai kekerabatan yang cukup luas dengan kerajaan luarPada masa jayanya, Samudera Pasai merupakan sentra perniagaan penting di tempat itu, dikunjungi oleh para saudagar dari aneka macam negeri, menyerupai Cina, India, Siam, Arab dan Persia.


Di samping sebagai sentra perdagangan, Samudera Pasai juga merupakan sentra perkembangan agama Islam. Rentang masa kekuasan Samudera Pasai berlangsung sekitar 3 abad, dari kurun ke-13 hingga 16 M. Seiring perkembangan zaman, Samudera mengalami kemunduran, hingga ditaklukkan sekitar tahun 1360 M oleh Majapahit dengan dipimpin Gajah Mada sebagai Mahapatih. Pada tahun 1524 M ditaklukkan oleh kerajaan Aceh.




Silsilah Raja Kerajaan Samudera Pasai


Berikut ini terdapat beberapa silsilah raja kerajaan samudera pasai, antara lain:



  1. Sultan Malik Al-Salih (1267-1297)

  2. Sultan Muhammad Malikul Zahir (1297–1326)

  3. Sultan Malikul Mahmud

  4. Sultan Malikul Mansur

  5. Sultan Ahmad Malik Az-Zahir (1346-1383)

  6. Sultan Zain Al-Abidin Malik Az-Zahir (1383-1405)

  7. Sultan Shalahuddin (1405– 1412)

  8. Sultanah NAhrasiyah atau Sultanah Nahrisyyah (1420-1428)

  9. Sultan Abu Zaid Malik (1455)

  10. Sultan Mahmud Malik Az-Zahir (1455-1477)

  11. Sultan Zain AL-Abidin (1477-1500)

  12. Sultan Abdullah Malik Az-Zahir (1501-1513)

  13. Sultan Zain Al-Abidin (1513-1524)




Masa Kejayaan Kerajaan Samudera Pasai


Masa kebangkitan kembali kerajaan Samudera Pasai yakni dibawah masa pemerintahan Sultan Zain Al-Abidin Malik Az-Zahir. Tepatnya pada tahun 1383 hingga tahun 1405. Menurut catatan dari negeri Cina dalam bentuk kronik cina Sultan Zain Al-Abidin Malik Az-Zahir dikenal dalam catatan tersebut dengan nama cina Tsai-nu-li-a-pi-ting-ki. Namun saya masa pemerintahan Sultan Zain Al-Abidin Malik Az-Zahir harus berakhir ditandai dengan tewasnya ia di tangan Raja Nakur dalam sebuah pertempuran. Sejak itu Kekuasaan Kerajaan Samudera Pasai dipimpin oleh Janda Sultan Zain Al-Abidin Malik Az-Zahir yaitu Sultanah Nahrasiyah. Raja Perempuan pertama Kerajaan Samudera Pasai.


Dibawah tampuk kepemimpinan Sultanah Nahrasiyah, Kerajaan Samudera Pasai mengalami masa kejayaan. Pada masa pemerintahannya pernah didatangi seorang Laksamana Laut Cheng Ho. Armada Cheng Ho berkunjung berkali-kali ke Kerajaan Samudera Pasai antaranya tahun 1405, 1408 dan 1412.


Cheng ho dalam laporannya yang ditulis oleh pembantunya menyerupai Ma Huan dan Fei Xin. Dalam catatannya menuliskan bahwa batas wilayah Kerajaan Samudera Pasai yakni sebelah selatan dan timur terdapat pegunungan tinggi. Sebelah timur berbatasan dengan kerajaan Aru. Utara dengan maritim dan dua kerajaan disebelah barat yaitu Kerajaan nakur dan Kerajaan Lide. Terus kearah barat ada kerajaan Lamuri yang kalau kesana perjalannya menempuh jarak 3 hari dan 3 malam dari pasai.




Kemajuan Kerajaan Samudera Pasai


Berikut ini terdapat beberapa kemajuan dari kerajaan samudera pasai, antara lain:






  • Kondisi Sosial-Budaya Kerajaan Samudera Pasai




Sebagai kerajaan besar, pada kerajaan Samudera Pasai berkembang suatu kehidupan yang menghasilkan karya tulis yang baik. Beberapa masyarakat berhasil memanfaatkan huruf Arab yang dibawa oleh agama Islam, untuk menulis karya mereka dalam bahasa Melayu. Inilah yang kemudian  disebut sebagai bahasa Jawi, dan hurufnya disebut Arab Jawi. Di antara karya tulis tersebut yakni Hikayat Raja Pasai (HRP).


Bagian awal teks ini diperkirakan ditulis sekitar tahun 1360 M. HRP menandai dimulainya perkembangan sastra Melayu klasik di bumi nusantara. Sejalan dengan itu, juga berkembang ilmu tasawuf. Di antara buku tasawuf yang diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu yakni Durru al-Manzum, karya Maulana Abu Ishak.






  • Kondisi Politik Kerajaan Samudera Pasai




Sultan pertama kerajaan ini yakni Malik As-Shaleh, kemudian di lanjutkan oleh anaknya, yaitu Sultan Muhammad Malik Az-Zhahir, yang pada masa pemerintahannya, Samudera Pasai sanggup dikatakan mengalami masa keemasan. Ia berhasil mempersatukan Kerajaan Peurlak dan Samudera Pasai.


Pusat pemerintahan Kerajaan Samudera Pasai  berada di antara sungai Jambu Air dengan sungai Pasai, Aceh Utara. Dalam struktur pemerintahannya, terdapat istilah menteri, syahbandar, dan Kadi. Anak-anak sultan digelari Tun begitupun dengan petinggi-petingi kerajaan.


Adapun mengenai informasi dari China, dijelaskan bahwa kurun 13, sekitar tahun 1282 M, Sultan Malik as-Shaleh telah mengirim beberapa utusan ke Quilon, India, dan juga bertemu dengan duta-duta Cina. Diantara nama-nama utusan yang dikirim yakni Husein dan Sulaiman (nama muslim). Dari keterangan tersebut, sanggup diketahui Samudera Pasai telah ada sekurang-kurangnya pada tahun 1282 M dan telah melaksanakan korelasi dengan pihak luar.


Menurut Ibnu Bathutah ketika Ia berkunjung tahun 1346 M ke Sumatera, islam telah disyiarkan sekitar 1 kurun lamanya. Di samping itu, Ia juga mengabarkan kesalehan, kerendahan hati, dan semangat keagamaan raja dan rakyatnya, dan juga madzhab yang diyakini, yaitu madzhab Syafi’i.


Saat sultan terkahir memerintah, itulah awal lemahnya Kerajaan Samudera Pasai, ditandai dengan masuknya Portugis yang berkuasa selama 3 tahun. Tahun 1524, kekuasaan pun jatuh kepada kerajaaan Islam lainnya, yaitu Aceh Darussalam. Keruntuhan kerajaan ini juga lantaran serangan Majapahit dan juga munculnya Kerajaan Melayu di Semenanjung Melayu.






  • Kondisi Ekonomi Kerajaan Samudera Pasai




Basis perekonomian kerajaan ini lebih ke pelayaran dan perdagangan. Ditinjau dari segi geografis, pada ketika itu Samudera Pasai merupakan suatu daerah penghubung antara sentra perdagangan di kepulauan Indonesia, dengan India, Cina, dan Arab. Pada kerajaan ini juga telah dipakai mata uang sebagai alat pembayaran yang disebut deureuham (dirham), menunjukan bahwa perekonomian kerajaan ini telah makmur.


Dalam sektor dagang, Samudera Pasai mengandalkan lada sebagai produk unggulan yang dicari pedagang-pedagang internasional. Masyarakat pada umumnya sebagai petani yang menanam padi di ladang yang dipanen 2 kali dalam setahun. Mereka juga beternak sapi perah untuk kemudian menghasilkan susu dan keju.




Runtuhnya Kerajaan Samudera Pasai


Runtuhnya Kerajaan Samudera Pasai ini diakibatkan beberapa efek internal dan eksternal. Internal kerajaan sebelum masa keruntuhan sering terlibat pertikaian antar keluarga kerajaan. Perebutan kekuasaan dan jabatan kerap terjadi. Perang Saudara dan pemberontakan tidak sanggup dihindari. Bahkan Raja ketika itu meminta pertolongan kepada Raja Melaka untuk meredam pemberontakan.


Namun tidak urung terjadi lantaran pada tahun 1511 Kerajaan Melaka jatuh ketangan Portugal. Sepuluh tahun kemudia tepatnya 1521 Portugal menyerang Kerajaan Samudera Pasai dan runtuhlah kerajaan itu. Tetapi bibit kerajaan masih ada sehingga tahun 1524 Kerajaan Samudera Pasai menjadi bab dari Kesultanan Aceh.




Peninggalan Kerajaan Samudera Pasai


Berikut ini terdapat beberapa peninggalan dari kerajaan samudera pasai, antara lain:






  • Dirham




Zaman dulu Dirham tidak menggunakan kertas, maka dari itu dirham-dirham yang ada di Kerajaan Samudera Pasai dibentuk dari 70% emas murni 18 karat tanpa adonan kimia kertas,berdiameter 10 mm dengan 0,6 gram setiap koinnya.


 Disini Ibu Guru akan membahas wacana pelajaran  √ Kerajaan Samudera Pasai


Dirham ini dicetak dengan dua jenis, yakni satu Dirham dan setengah Dirham. Pada satu sisi dirham atau mata uang emas itu tercetak goresan pena Muhammad Malik Al-Zahir. Sementara di sisi lainnya tercetak goresan pena nama Al-Sultan Al-Adil. Dirham ini banyak dipakai sebagai alat transaski, terutama tanah.


Tradisi mencetak Dirham mas kemudian menyebar ke seluruh Sumatera, bahkan hingga semenanjung Malaka semenjak Aceh menaklukkan Pasai pada tahun 1524.






  • Cakra Donya




Cakra Donya merupakan sebuah lonceng yang sanggup dibilang keramat. Cakra Donya ini merupakan lonceng yang berupa mahkota besi berbentuk stupa buatan Cina tahun 1409 M. Lonceng ini memilik tinggi 125 cm dan lebar 75 cm. Cakra sendiri mempunyai arti poros kereta, lambang-lambang Wishnu, matahari atau cakrawala.Sementara Donya berarti dunia.


 Disini Ibu Guru akan membahas wacana pelajaran  √ Kerajaan Samudera Pasai


Pada bab luar Cakra Donya terdapat sebuah hiasan dan simbol-simbol berbentuk abjad Arab dan Cina. Aksara Arab tidak sanggup dibaca lagi alasannya yakni sudah aus. Sedangkan abjad Cina bertuliskan Sing Fang Niat Tong Juut Kat Yat Tjo (Sultan Sing Fa yang sudah dituang dalam bulan 12 dari tahun ke 5).


Intinya, Cakra Donya ini yakni sebuah lonceng impor. Cakra Donya sendiri merupakan hadiah dari kekaisaran Cina kepada Sultan Samudra Pasai. Kemudian hadiah lonceng ini dipindahkan ke Banda Aceh semenjak portugis berhasil dikalahkan oleh Sultan Ali Mughayat Syah.






  • Naskah Surat Sultan Zainal Abidin




Naskah surat Sultan Zainal Abidin merupakan surat yang ditulis oleh Sultan Zainal Abidin sebelum meninggal pada tahun 1518 Masehi atau 923 Hijriah. Surat ini ditujukan kepada Kapitan Moran yang bertindak atas nama wakil Raja Portugis di India.


 Disini Ibu Guru akan membahas wacana pelajaran  √ Kerajaan Samudera Pasai


Surat ini ditulis menggunakan bahasa arab, isinya menjelaskan mengenai keadaan Kesultanan Samudera Pasai pada kurun ke-16. Selain itu, dalam surat ini juga menggambarkan wacana keadaan terakhir yang dialami Kesultanan Samudera Pasai sehabis bangsa Portugis berhasil menaklukkan Malaka pada tahun 1511 Masehi.


Nama-nama kerajaan atau negeri yang mempunyai korelasi erat dengan Kesultanan Samudera pasai juga tertulis di dalamnya. Sehingga sanggup diketahui pengejaan serta dan nama-nama kerajaan atau negeri tersebut. Adapun kerajaan atau negeri yang tertera dalam surat tersebut antara lain Negeri Mulaqat (Malaka) dan Fariyaman (Pariaman).






  • Stempel Kerajaan




Stempel ini diduga milik Sultan Muhamad Malikul Zahir yang merupakan Sultan Kedua Kerajaan Samudera Pasai. Dugaan tersebut dilontarkan oleh oleh tim peneliti sejarah kerajaan Islam. Stempel ini ditemukan di Desa Kuta Krueng, Kecamatan Samudera, Kabupaten Aceh Utara.


 Disini Ibu Guru akan membahas wacana pelajaran  √ Kerajaan Samudera Pasai


Stempel ini berukuran 2×1 centimeter, diperkirakan terbuat dari materi sejenis tanduk hewan. Adapun kondisi stempel ketika ditemukan sudah patah pada bab gagangnya. Ada pendapat yang menyampaikan bahwa stempel ini sudah dipakai hingga masa pemerintahan pemimpin terakhir Kerajaan Samudera Pasai, yakni Sultan Zainal Abidin.




Demikian Penjelasan Pelajaran IPS-Sejarah Tentang Sejarah Kerajaan Samudera Pasai: Silsilah, Peninggalan, Masa Kejayaan dan Runtuhnya


Semoga Materi Pada Hari ini Bermanfaat Bagi Siswa-Siswi, Terima Kasih !!!




Baca Artikel Lainnya:




Sumber aciknadzirah.blogspot.com