Assalammualaikum, Selamat tiba di Kelas IPS. Disini Ibu Guru akan membahas wacana pelajaran Geografi yaitu Tentang “Penginderaan Jauh“. Berikut dibawah ini penjelasannya:
Daftar Isi
Pengertian Penginderaan Jauh
Penginderaah Jauh yaitu ilmu dan teknologi perolehan informasi obyek atau fenomena di permukaan bumi tanpa kontak langsung. Untuk sanggup memperoleh informasi itu, dibutuhkan sensor yang dipasang pada pesawat udara, pesawat ulang- alik, atau satelit tak berawak. Sensor sanggup berupa kamera fotografik, antena radar, maupun scanner multispektral/hiperspektral. Sensor menghasilkan gambaran (gambar) untuk dianalisis lanjut sesuai tema, menjadi peta.
Pengertian Penginderaan Jauh Menurut Para Ahli
Berikut ini terdapat beberapa pengertian penginderaan jauh berdasarkan para ahli, yaitu sebagai berikut:
Menurut Lillesand dan Kiefer
Penginderaan Jauh yaitu ilmu dan seni untuk memperoleh informasi wacana obyek, wilayah, atau tanda-tanda dengan cara menganalisis data yang diperoleh dengan memakai alat tanpa kontak eksklusif terhadap obyek, wilayah, atau tanda-tanda yang dikaji.
Menurut Colwell
Penginderaaan Jauh yaitu suatu pengukuran atau perolehan data pada objek di permukaan bumi dari satelit atau instrumen lain di atas atau jauh dari objek yang diindera.
Menurut Curran
Penginderaan Jauh yaitu penggunaan sensor radiasi elektromagnetik untuk merekam gambar lingkungan bumi yang sanggup diinterpretasikan sehingga menghasilkan informasi yang berguna.
Menurut American Society of Photogrammetry
Penginderaan jauh yaitu pengukuran atau perolehan informasi dari beberapa sifat objek atau fenomena, dengan memakai alat perekam yang secara fisik tidak terjadi kontak eksklusif dengan objek atau fenomena yang dikaji.
Menurut Avery
Penginderaan jauh yaitu upaya untuk memperoleh, memperlihatkan (mengidentifikasi) dan menganalisis objek dengan sensor pada posisi pengamatan daerah kajian.
Menurut Lindgren
Penginderaan jauh yaitu aneka macam teknik yang dikembangkan untuk perolehan dan analisis informasi wacana bumi.
Komponen Penginderaan Jauh
Berikut ini terdapat beberapa komponen penginderaan jauh, yaitu sebagai berikut:
Tenaga
Dalam penginderaan jauh dibutuhkan suatu tenaga yang bersifat ilmiah yaitu sinar matahari, sinar bulan maupun sinar buatan bila waktu pemotretan dilakukan pada malam hari.
Penginderaan jauh yang memakai sinar matahari disebutsistem pasif, sedangkan kalau memakai tenaga buatan disebutsistem aktif. Disamping matahari sebgai sumber pokok tenaga, atmosfer juga mempunyai efek yang besar terhadap penginderaan jauh akan tetapi efek atmosfer setiap potongan tidak sama. Pengaruh atmosfer yang cukup besar menyebabkna banyak potongan yang spektrumnya tidak sanggup digunakan untuk merambatkan panjang gelombang.
Bagian yang bisa melanjutkan energi dan sanggup di tangkap oleh sensor mata yaitu potongan yang mempunyai jendela atmosfer. Jendela asmosfer yaitu potongan spektrum tampak mata yang sering digunakan. hamburan yang terjadi pada spektrum mata ada 2 macam yaitu hamburan releight dann hamburan mie.
Objek
Objek yaitu segala sesuatu yang menjadi sasaran dalam penginderan jauh, antara lain mencakup atmosfer, biosfer, hidrosfer dan litosfer.
Sensor
Sensor yaitu suatu benda yang digunakan untuk merekam objek-objek di alam. Kemmpuan sensor menyajikan gambar objek lain yang terkeci disebut kualitas sensor. Sensor berdasarkan proses perekamannya dibedakan menjadi dua macam.
a) Sensor Fotografik
Adalah sensor berupa kamera yang bekerja pada spektrum tampak mata dan menghasilkan foto atau citra.
b). Sensor Elektromagnetik
Adalah sensor bertenaga elektrik dalam bentuk sinyal elektrik yang beroprasi pada spektrum yang lebih luas, yaitu dari sinar x hingga gelombang radio dan menghasilkan foto ata citra.
Wahana
Wahana yaitu kendaraan yang digunakan untuk membawa sensor.
Citra/Keluaran
Citra atau keluaran yaitu gambar objek yang tampak pada cermin melalui lensa kamera atau tampak eksklusif pada hasil cetakan. Tiga ciri yang terekam oleh sensor yaitu ciri spasial, ciri temporal dan ciri spektral, yaitu sebagai berikut:
- Ciri Spasial yaitu ciri yang berkaitan dengan ruang, meliputi: bentuk, ukuran, bayangan, pola, tekstur, situs dan asosiasi.
- Ciri Temporal yaitu ciri yang terkait dengan umur benda atau waktu ketika perekaman.
- Ciri Spektral yaitu ciri yang dihasilkan oleh tenaga elektromagnetik dengan benda, yang dinyatakan dengan rona dan warna. Rona yaitu tingkat kehitaman atau keabuan suatu gambar objek pada citra. Citra sanggup dibedakan menjadi dua, yaitu gambaran foto dan gambaran nonfoto.
Citra foto dibentuk dari foto udara, dibentuk dari pesawat udara dengan kamera sebagai alat dan memakai spektrum tampak mata dan perluasannya. Citra foto sanggup dibedakan menjadi sistem wahanayaitu foto satelit dan foto udara; spektrum elektromagnetik yang digunakan yaitu ultraviolet, ortokromatik, pankromatik, inframerah warna orisinil dan inframerah warna palsu; kemiringan sumbu kameraterhadap permukaan bumi yaitu foto vertikal atau foto tegak dan foto miring atau foto condong; sudut pandang kamera dengan sudut normal, sudut besar dan sudut sanganbesar; jenis kamera; warna yang digunakan seperti warna semu dan warna asli.
Citra nonfoto merupakan gambaran yang diperoleh dari pemotretan kamera tunggal dengan berdasarkan atas penyinaran dengan scanner untuk menghasilkan gambarnya. Citra nonfoto sanggup dibedakan menjadi tiga yaitu berdasarkan wahana seperti gambaran dirgantara dan gambaran satelit; berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan menyerupai citr radar, gambaran inframerah termal dan gambaran gelombang mikro.Sedangkan berdasarkan sensor yang digunakan yaitu gambaran tunggal dan gambaran multi spektral.
Alat Penginderaan Jauh
Untuk melaksanakan penginderaan jarak jauh dibutuhkan alat sensor, alat pengolah data dan alat-alat lainnya sebagai pendukung.
Oleh lantaran sensor tidak ditempatkan pada objek, maka perlu adanya wahana atau alat sebagai tempat untuk meletakkan sensor. Wahana tersebut sanggup berupa balon udara, pesawat terbang, satelit atau wahana lainnya (lihat gambar dibawah ini). Antara sensor, wahana, dan gambaran diharapkan selalu berkaitan, lantaran hal itu akan memilih skala gambaran yang dihasilkan.
Dengan memakai wahana menyerupai di atas itulah maka alat penginderaan jauh ditempatkan.
Semakin tinggi letak sensor maka daerah yang terdeteksi atau yang sanggup diterima oleh sensor semakin luas. Makara jangkauan penginderaannya semakin luas menyerupai digambarkan pada gambar dibawah ini.
Keterangan:
- Satelit dengan orbit 200 – 36.000 km;
- Pesawat yang terbang rendah (> 15 km);
- Pesawat yang terbang rendah (9 – 15 km);
- Pesawat yang terbang rendah (< 9 km).
Alat sensor dalam penginderaan jauh sanggup mendapatkan informasi dalam aneka macam bentuk antara lain sinar atau cahaya, gelombang suara dan daya elektromagnetik.
Alat sensor digunakan untuk melacak, mendeteksi, dan merekam suatu objek dalam daerah jangkauan tertentu. Tiap sensor mempunyai kepekaan tersendiri terhadap potongan spektrum elektromagnetik. Kemampuan sensor untuk merekam gambar terkecil disebut resolusi spasial. Semakin kecil objek yang sanggup direkam oleh sensor semakin baik sensor dan semakin baik resolusi spasial pada citra.
Berdasarkan proses perekamannya sensor sanggup dibedakan atas:
Sensor Fotografi
Proses perekamannya berlangsung menyerupai pada kamera foto biasa, atau yang kita kenal yaitu melalui proses kimiawi. Tenaga elektromagnetik yang diterima kemudian direkam pada emulsi film dan sesudah diproses akan menghasilkan foto. Ini berarti, di samping sebagai tenaga, film juga berfungsi sebagai perekam, yang hasil alhasil berupa foto udara, bila perekamannya dilakukan dari udara, baik melalui pesawat udara atau wahana lainnya. Tapi bila perekamannya dilakukan dari antariksa maka hasil alhasil disebut foto satelit atau foto orbital.
Menurut Lillesand dan Kiefer, ada beberapa laba memakai sensor fotografi, yaitu:
- Caranya sederhana menyerupai proses pemotretan
- Biayanya tidak terlalu
- Resolusi spasialnya
Sensor Elektronik
Sensor elekronik berupa alat yang bekerja secara elektrik dengan pemrosesan memakai komputer. Hasil alhasil berupa data visual atau data digital/numerik. Proses perekamannya untuk menghasilkan gambaran dilakukan dengan memotret data visual dari layar atau dengan memakai film perekam khusus. Hasil alhasil berupa foto dengan film sebagai alat perekamannya dan tidak disebut foto udara tetapi citra.
Agar informasi-informasi dalam aneka macam bentuk tadi sanggup diterima oleh sensor, maka harus ada tenaga yang membawanya antara lain matahari.
Informasi yang diterima oleh sensor sanggup berupa:
- Distribusi daya (forse).
- Distribusi gelombang
- Distribusi tenaga
Informasi tersebut berupa data wacana objek yang diindera dan dikenali dari hasil rekaman berdasarkan karakteristiknya dalam bentuk cahaya, gelombang bunyi, dan tenaga elektromagnetik. Contoh: Salju dan kerikil kapur akan memantulkan sinar yang banyak (menyerap sinar sedikit) dan air akan memantulkan sinar sedikit (menyerap sinar banyak).
Informasi tersebut merupakan hasil interaksi antara tenaga dan objek.
Interaksi antara tenaga dan objek direkam oleh sensor, yang berupa alat-alat sebagai berikut:
- Gravimeter : mengumpulkan data yang berupa variasi daya
- Magnetometer : mengumpulkan data yang berupa variasi daya
- Sonar : mengumpulkan data wacana distribusi gelombang dalam
- Mikrofon : mengumpulkan/menangkap gelombang suara di
- Kamera : mengumpulkan data variasi distribusi tenaga elektromagnetik yang berupa
Seperti telah disebutkan bahwa salah satu tenaga yang dimanfaatkan dalam penginderaan jauh antara lain berasal dari matahari dalam bentuk tenaga elektromagnetik (lihat tabel 1). Matahari merupakan sumber utama tenaga elektromagnetik ini. Di samping matahari sebagai sumber tenaga alamiah, ada juga sumber tenaga lain, yakni sumber tenaga buatan.
Tabel. Spektrum elektromagnetik dan bagian-bagiannya.
Spektrum/saluran | Panjang gelombang | Keterangan |
Gamma | 0,03 nm | Diserap oleh atmosfer, tetapi benda |
radioaktif sanggup diindera dari | ||
pesawat terbang rendah. | ||
X | 0,03 – 3 nm | Diserap oleh atmosfer, sinar buatan |
digunakan dalam kedokteran. | ||
Ultraviolet (UV) | 3 nm – 0,4 mm | 0,3 mm diserap oleh atmosfer. |
UV fotografik | 0,3 – 0,4 mm | Hamburan atmosfer berat sekali, |
diperlukan lensa kuarsa dalam | ||
kamera. | ||
Tampak | 0,4 – 0,7 mm | |
Biru | 0,4 – 0,5 mm | |
Hijau | 0,5 – 0,6 mm | |
Merah | 0,6 – 0,7 mm | |
Inframerah (IM) | 0,7 – 1.000 mm | Jendela atmosfer terpisah oleh |
saluran absorpsi. | ||
IM Pantulan | 0,7 – 3 mm | |
IM Fotografik | 0,7 – 0,9 mm | Film khusus sanggup merekam |
hingga panjang gelombang hampir | ||
1,2 mm. | ||
IM Termal | 3 – 5 mm | Jendela-jendela atmosfer dalam |
spektrum ini. | ||
Gelombang mikro | 8 – 14 mm | Gelombang panjang yang mampu |
menembus awan, gambaran sanggup dibuat | ||
dengan cara pasif dan aktif. | ||
Radar | 0,3 – 300 cm | Penginderaan jauh sistem aktif. |
Ka | 0,3 – 300 cm | Yang paling sering digunakan. |
K | 0,8 – 1,1 cm | Yang paling sering digunakan. |
Ku | 1,1 – 1,7 cm | |
X | 1,7 – 2,4 cm | |
C | 2,4 – 3,8 cm | |
S | 3,8 – 7,5 cm | |
L | 7,5 – 15 cm | |
P | 15 – 30 cm | |
Radio | 30 – 100 cm | Tidak digunakan dalam |
penginderaan jauh. |
Sistem Penginderaan Jauh
Penginderaan jauh dengan memakai tenaga matahari dinamakan penginderaan jauh sistem pasif. Penginderaan jauh sistem pasif memakai pancaran cahaya, hanya sanggup beroperasi pada siang hari ketika cuaca cerah. Penginderaan jauh sistem pasif yang memakai tenaga pancaran tenaga thermal, sanggup beroperasi pada siang maupun malam hari.
Citra gampang pengenalannya pada ketika perbedaan suhu antara tiap objek cukup besar. Kelemahan penginderaan jauh sistem ini yaitu resolusi spasialnya semakin agresif lantaran panjang gelombangnya semakin besar. Penginderaan jauh dengan memakai sumber tenaga buatan disebut penginderaan jauh sistem aktif. Penginderaan sistem aktif sengaja dibentuk dan dipancarkan dari sensor yang kemudian dipantulkan kembali ke sensor tersebut untuk direkam.
Pada umumnya sistem ini memakai gelombang mikro, tapi sanggup juga memakai spektrum tampak, dengan sumber tenaga buatan berupa laser. Penginderaan jauh yang memakai Matahari sebagai tenaga alamiah disebut penginderaan jauh sistem pasif, sedangkan yang memakai sumber tenaga lain (buatan) disebut penginderaan jauh sistem aktif. Tenaga elektromagnetik pada penginderaan jauh sistem pasif dan sistem aktif untuk hingga di alat sensor dipengaruhi oleh atmosfer.
Atmosfer menghipnotis tenaga elektromagnetik yaitu bersifat selektif terhadap panjang gelombang, lantaran itu timbul istilah “Jendela atmosfer”, yaitu potongan spectrum elektromagnetik yang sanggup mencapai bumi. Adapun jendela atmosfer yang sering digunakan dalam penginderaan jauh ialah spektrum tampak yang mempunyai panjang gelombang 0,4 mikrometer hingga 0,7 mikrometer. Makara kalau Anda perhatikan tabel tadi, spektrum elektromagnetik merupakan spektrum yang sangat luas, hanya sebagian kecil saja yang sanggup digunakan dalam penginderaan jauh, itulah sebabnya atmosfer disebut bersifat selektif terhadap panjang gelombang.
Hal ini lantaran sebagian gelombang elektromagnetik mengalami hambatan, yang disebabkan oleh butirbutir yang ada di atmosfer menyerupai debu, uap air dan gas. Proses penghambatannya terjadi dalam bentuk serapan, pantulan dan hamburan. Interaksi antara tenaga elektromagnetik dan atmosfer.
Faktor-faktor lain yang menghipnotis jumlah tenaga matahari untuk hingga ke permukaan bumi adalah:
Waktu (jam atau musim)
Faktor waktu besar lengan berkuasa terhadap banyak sedikitnya energi matahari untuk hingga ke bumi. Misalnya pada siang hari jumlah tenaga yang diterima lebih banyak dibandingkan dengan pagi.
Lokasi
Lokasi ini erat kaitannya dengan posisinya terhadap lintang geografi dan posisinya terhadap permukaan laut. Misalnya di daerah khatulistiwa jumlah tenaga yang diterima lebih banyak dari pada daerah lintang tinggi.
Kondisi cuaca
Kondisi cuaca menghipnotis adanya kendala di atmosfer. Misalnya ketika cuaca berawan jumlah tenaga yang diterima lebih sedikit dari pada ketika cuaca cerah.
Manfaat Penginderaan Jauh
Berikut ini terdapat beberapa manfaat penginderaan jauh, yaitu sebagai berikut:
Pemetaan Penggunaan Lahan
Inventarisasi penggunaan lahan penting dilakukan untuk mengetahui apakah pemetaan lahan yang dilakukan oleh kegiatan insan sesuai dengan potensi ataupun daya dukungnya. Penggunaan lahan yang sesuai memperoleh hasil yang baik, tetapi lambat laun hasil yang diperoleh akan menurun sejalan dengan menurunnya potensi dan daya dukung lahan tersebut.
Integrasi teknologi penginderaan jauh merupakan salah satu bentuk yang potensial dalam penyusunan instruksi fungsi penggunaan lahan. Dasar penggunaan lahan sanggup dikembangkan untuk aneka macam kepentingan penelitian, perencanaan, dan pengembangan wilayah. Contohnya penggunaan lahan untuk perjuangan pertanian atau budidaya permukiman.
Penentuan Arahan Lahan
Penentuan batas-batas keserasian sumberdaya air merupakan salah satu aspek utama dalam pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai materi pertimbangan penyusunan konsep tata ruang kawasan.Ketetapan penataan tata ruang didasarkan pada tiga faktor yaitu lereng lapangan, jenis tanah berdasarkan kepekaannya terhadap abrasi dan intensitas hujan harian wilayah yang bersangkutan.
Masing-masing faktor ditampilkan dalam tiap-tiap unit lahan untuk mendapatkan angka skor yang secara makro dipergunakan untuk menetapkan instruksi penggunaan lahan sebagai daerah lindung, daerah penyangga, daerah budidaya atau daerah pemukiman. Aplikasi GIS sanggup menyajikan Peta Arahan Penggunaan Lahan yang dibentuk dari komposit Peta Kelerengan, Peta Jenis Tanah dan Peta Curah Hujan. Dari ketiga peta ini dipilih masing-masing data atributnya yang akan digunakan sebagai dasar dalam menciptakan peta gres (Peta Arahan).
Penggunaan Lahan Pertanian
Dalam perjuangan memelihara konsistensi penggunaan lahan sebagai areal pertanian maka dibutuhkan suatu sistem monitoring yang bisa mengamati, menganalisa, menyajikan serta menciptakan model-model keputusan sehingga aktifitas pertanian yang berkelanjutan tetap terjaga.
Teknologi penginderaan jauh merupakan salah satu teknologi pendekatan terintegrasi yang sanggup memodelkan masalah-masalah pertanian kaitannya dengan perjuangan menjaga konsistensi penggunaan lahan (monitoring), perlindungan stabilitas lingkungan (analisis degradasi lahan dan identifikasi sumber air) dan analisa keruangan (basis data spasial).
Penggunaan Lahan Kehutanan
Bidang kehutanan berkenaan dengan pengelolaan hutan untuk kayu termasuk perencanaan pengambilan hasil kayu, pemantauan penebangan dan penghutanan kembali, pengelolaan dan pencacahan margasatwa, inventarisasi dan pemantauan sumber daya hutan, rekreasi, dan pengawasan kebakaran.
Kondisi fisik hutan sangat rentan terhadap ancaman kebakaran maka penggunaan gambaran inframerah akan sangat membantu dalam penyediaan data dan informasi dalam rangka monitoring perubahan temperatur secara kontinu dengan aspek geografis yang cukup memadai sehingga implementasi di lapangan sanggup dilakukan dengan sangat gampang dan cepat.
Penggunaan Lahan Perkebunan
Manfaat dari memakai RS dan teknologi GIS tergantung pada tingkat keberhasilan penerapannya untuk menuntaskan duduk kasus spasial.Secara umum, manfaat ini sanggup dibagi menjadi empat kategori menyerupai efisiensi ilmiah, teknologi, metodologi, dan ekonomi. Efisiensi ilmiah penginderaan jauh data juga termasuk memperoleh fakta-fakta gres untuk menguatkan dan penjelasan sebelumnya dikenal kuantitatif, data kualitatif yang dipelajari.
Teknologi efisiensi berarti peningkatan produktivitas kerja (terutama lapangan pekerjaan yang paling mahal), menciptakan norma-norma untuk lapangan dan mempercepat proses pemetaan kebun, mengurangi volume lapangan, memperpendek waktu yang dibutuhkan untuk survei dan mengurangi jumlah karyawan yang terlibat monitoring kebun. Berdasarkan manfaat dan aplikasi remote sensing dan GIS, sektor perkebunana telah mengadopsi pendekatan ini untuk mempelajari kerugian yang disebabkan faktor lingkungan lantaran aneka macam alasan.
Meskipun kebun menderita aneka macam kerugian penyebab utama yaitu kerusakan berat akhir serangan Helopeltis.Jadi dalam proyek ini inisiatif telah dilakukan untuk mempelajari kesehatan tanaman perkebunan memakai analisis tekstur dan bagaimana kesehatan tenaman perkebunan tersebut menghipnotis hasilnya.
Berikut ini pola pemanfaatan interpretasi gambaran satelit penginderaan jauh untuk penggunaan lahan dengan objek kajian Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang.
Peta hasil interpretasi gambaran SPOT5 tanggal perekaman 29 Juli 2005 disini yaitu Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Pedurungan Kota Semarang Tahun 2005 dengan skala 1 : 50.000.
Di peta ini tergambarkan aneka macam penggunaan lahan yang ada di Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang. Beberapa penggunaan lahan di Kecamatan Pedurungan sebagai berikut :
Jenis Penggunaan Lahan | Ciri-ciri Interpretasi |
Pemukiman | Bentuk persegi ataupun limas, rona cerah, pola teratur, tekstur kasar, dan asosiasi dengan jalan |
Kebun | Tekstur kasar, rona gelap, pola terputus-putus dan situs dengan sungai |
Sawah | Rona cerah, tekstur halus, dan situs dengan sungai |
Industri | Bentuk persegi panjang, warna coklat kekuningan, rona terang, ukuran besar, tekstur kasar |
Jalan | Bentuk memanjang, ukuran cukup lebar, warna hitam, rona gelap, pola teratur, dan berasosiasi dengan pemukiman |
Pepohonan/ Hutan | Bentuk agak membulat, tekstur kasar, pola tidak teratur, warna hijau tua, dan rona cerah |
Sungai | Bentuk memanjang, ukuran lebar, warna biru tua, rona terang, situs dengan sungai, dan asosiasi dengan pemukiman |
Dari interpretasi gambaran satelit tersebut, sanggup diketahui aneka macam jenis penggunaan lahan di Kecamatan Pedurungan. Penggunaan lahan paling besar yaitu untuk pemukiman. Penyebaran wilayah pemukiman terjadi pada Kecamatan Pedurungan sebelah barat, dan wilayah sebelah timur banyak di gunakan sebagai daerah industri, sawah, dan perkebunan, serta sebelah utara banyak ditumbuhi pepohonan.
Luasnya areal pemukiman dikarenakan di Kecamatan Pedurungan terdapat areal pemukiman sehingga mempunyai tingkat hunian yang tinggi. Selain itu, lantaran merupakan salah satu potongan dari wilayah perkotaan, Kecamatan Pedurungan tentu saja mempunyai tingkat aksesibilitas dan konektivitas yang baik, sehingga menarik minat untuk dijadikan wilayah pemukiman. Penggunaan lahan untuk pemukiman ini diproyeksikan semakin meningkat lantaran sektor industri yang semakin berkembang.
Sementara itu, sektor industri sanggup berkembang lantaran Kecamatan Pedurungan mempunyai aksesibilitas dan konektivitas yang baik sehingga memudahkan mobilitas barang dan jasa. Meskipun penggunaan lahan untuk industri tidak terlalu luas, namun sanggup memperlihatkan dampak yang besar, terutama dalam pembangunan di wilayah Kecamatan Pedurungan.
Adanya penggunaan lahan untuk persawahan lebih disebabkan oleh adanya aliran sungai, sehingga memudahkan untuk sistem pengairan. Meskipun sangat potensial dan produktif untuk sektor ini, namun areal persawahan tidaklah luas lantaran tergusur oleh ekspansi lahan untuk pemukiman dan industri. Demikian halnya dengan perkebunan, juga semakin tergusur lantaran ekspansi lahan untuk pemukiman dan industri, meskipun sebetulnya lahan ini bisa untuk produktif.
Sedangkan adanya pepohonan/ hutan merupakan salah satu bentuk pengelolan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Hal ini dikarenakan Kecamatan Pedurungan masih termasuk Kota Semarang, sehingga adanya pepohonan merupakan kebutuhan untuk kegiatan rekreasi masyarakat setempat maupun untuk stabilitas iklim mikro wilayah tersebut.
Pola penggunaan lahan di atas muka bumi mencerminkan tingkat dan orientasi kehidupan masyarakat di wilayah itu. Akan banyak sekali kebutuhan akan lahan di Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang. Yang rencannya kedepannya menjadi ekspansi daerah perekonomian Kota Semarang dan akan banyak sekali perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Pedurungan.
Perubahan penggunaan lahan selain dampak dari ekspansi daerah perekonomian Kota Semarang juga lantaran perkembangan penduduk yang semakin bertambah. Penambahan bangunan perekonomian, pemukiman, sarana dan prasarana penunjang sangat diperlukan. Namun pembangunan tersebut harus tetap memikirkan dampak lingkungan dari setiap perubahan penggunaan lahan.
Hasil Penginderaan Jauh
Berikut ini terdapat beberapa hasil penginderaan jauh, yaitu sebagai berikut:
A. Jenis Citra
Seperti telah diterangkan pada kegiatan berguru 1, bahwa masukan dalam penginderaan jauh berupa majemuk data. Hasil proses rekaman data penginderaan jauh tersebut berupa:
- Data digital atau data numerik untuk dianalisis dengan menggunakan
- Data visual dibedakan lebih jauh atas data gambaran dan data non gambaran untuk dianalisis dengan cara manual. Data gambaran berupa gambaran menyerupai aslinya, sedangkan data non gambaran berupa garis atau
Citra sanggup dibedakan atas gambaran foto (photographic image) atau foto udara dan gambaran non foto (non photographic image). Perbedaan pokok keduanya disajikan pada tabel 2.1.
Tabel. Beda antara gambaran foto dan non foto.
Jenis Citra Variabel pembeda | Citra foto | Citra non foto |
Sensor
Detektor
Proses perekaman Mekanisme perekaman Spektrum elektromagnetik | Kamera
Film
Fotografi/kimiawi Serentak Spektrum tampak dan perluasannya. | Non kamera, mendasarkan atas penyiaman (scanning) kamera yang detektornya bukan film. Pita magnetik, termistor foto konduktif, foto voltaik, dsb. Elektronik Parsial Spektra tampak dan perluasannya thermal, dan gelombang mikro. |
Citra Foto
Citra foto yaitu gambaran yang dihasilkan dengan memakai sensor kamera (lihat gambar 2.1). Citra foto sanggup dibedakan berdasarkan:
a. Spektrum Elektromagnetik yang digunakan
Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan, gambaran foto sanggup dibedakan atas:
- Foto ultra violet yaitu foto yang dibentuk dengan memakai spektrum ultra violet bersahabat dengan panjang gelombang 0,29
- Foto ortokromatik yaitu foto yang dibentuk dengan memakai spektrum tampak dari saluran biru hingga sebagian hijau (0,4 – 0,56 mikrometer).
- Foto pankromatik yaitu foto yang dengan memakai spektrum tampak mata.
Foto infra merah yang terdiri dari foto warna orisinil (true infrared photo) yang dibentuk dengan memakai spektrum infra merah bersahabat hingga panjang gelombang 0,9 mikrometer hingga 1,2 mikrometer dan infra merah modifikasi (infra merah dekat) dengan sebagian spektrum tampak pada saluran merah dan saluran hijau.
Peta Berdasarkan Foto
Foto di sebelah kanan diambil dari pesawat terbang. Tampak sebuah kota kecil di gunung di Jepang. Foto ini digunakan untuk menciptakan peta yang terpampang di bawah. Perhatikan foto itu dan lihat berapa tempat yang sanggup kalian kenali di peta. Titik di dalam segitiga kecil- kecil itu patok duga, yakni tempat yang ketinggian dan posisinya diketahui dengan tepat.
Pada peta, elevasi suatu patok duga, yakni tinggi patok itu dari permukaan laut, dinyatakan dalam meter di sebelahnya. Beberapa digambar sebagai titik tanpa segitiga. Di tengah atas terdapat sebuah kontur dengan bilangan 300 berwarna cokelat. Setiap titik pada kontur itu berelevasi 300 meter.
b. Sumbu kamera
Foto udara sanggup dibedakan berdasarkan arah sumbu kamera ke permukaan bumi, yaitu:
- Foto vertikal atau foto tegak (orto photograph), yaitu foto yang dibentuk dengan sumbu kamera tegak lurus terhadap permukaan
- Foto condong atau foto miring (oblique photograph), yaitu foto yang dibentuk dengan sumbu kamera menyudut terhadap garis tegak lurus ke permukaan bumi. Sudut ini pada umumnya sebesar 10 derajat atau lebih besar. Tapi apabila sudut condongnya masih berkisar antara 1 – 4 derajat, foto yang dihasilkan masih digolongkan sebagai foto
Foto condong masih dibedakan lagi menjadi:
- Foto agak condong (low oblique photograph), yaitu apabila cakrawala tidak tergambar pada
- Foto sangat condong (high oblique photograph), yaitu apabila pada foto tampak
Beda antara foto vertikal, foto agak condong dan foto sangat condong disajikan pada gambar dibawah ini.


b. Warna yang digunakan
Berdasarkan warna yang digunakan, gambaran foto sanggup dibedakan atas:
- Foto berwarna semua (false colour).
Warna gambaran pada foto tidak sama dengan warna aslinya. Misalnya pohon- pohon yang berwarna hijau dan banyak memantulkan spketrum infra merah, pada foto tampak berwarna merah.
- Foto berwarna orisinil (true colour). Contoh: foto pankromatik.
b. Wahana yang digunakan
Berdasarkan wahana yang digunakan, ada 2 (dua) jenis citra, yakni:
- Foto udara, dibentuk dari pesawat udara atau balon (lihat kembali gambar 1).
- Foto satelit/orbital, dibentuk dari satelit (lihat gambar 4).
Citra Non Foto
Citra non foto yaitu gambaran yang dihasilkan oleh sensor bukan kamera (lihat gambar 2.4). Citra non foto dibedakan atas:
a. Spektrum elektromagnetik yang digunakan
Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan dalam penginderaan, gambaran non foto dibedakan atas:
- Citra infra merah thermal, yaitu gambaran yang dibentuk dengan spektrum infra merah Penginderaan pada spektrum ini mendasarkan atas beda suhu objek dan daya pancarnya pada gambaran tercermin dengan beda rona atau beda warnanya.
- Citra radar dan gambaran gelombang mikro, yaitu gambaran yang dibentuk dengan spektrum gelombang Citra radar merupakan hasil penginderaan dengan sistim aktif yaitu dengan sumber tenaga buatan, sedang gambaran gelombang mikro dihasilkan dengan sistim pasif yaitu dengan memakai sumber tenaga alamiah.
b. Sensor yang digunakan
Berdasarkan sensor yang digunakan, gambaran non foto terdiri dari:
- Citra tunggal, yakni gambaran yang dibentuk dengan sensor tunggal, yang salurannya lebar.
- Citra multispektral, yakni gambaran yang dibentuk dengan sensor jamak, tetapi salurannya sempit, yang terdiri dari:
- Citra RBV (Return Beam Vidicon), sensornya berupa kamera yang hasilnya tidak dalam bentuk foto lantaran detektornya bukan film dan prosesnya non
- Citra MSS (Multi Spektral Scanner), sensornya sanggup memakai spektrum tampak maupun spektrum infra merah thermal. Citra ini sanggup dibentuk dari pesawat udara.
c. Wahana yang digunakan
Berdasarkan wahana yang digunakan, gambaran non foto dibagi atas:
- Citra Dirgantara (Airborne Image), yaitu gambaran yang dibentuk dengan wahana yang beroperasi di udara (dirgantara).
Contoh: Citra infra merah thermal, gambaran radar dan gambaran MSS. Citra dirgantara ini jarang digunakan.
- Citra Satelit (Satellite/Spaceborne Image), yaitu gambaran yang dibentuk dari antariksa atau angkasa luar. Citra ini dibedakan lagi atas penggunaannya, yakni:
- Citra satelit untuk penginderaan Contoh: Citra satelit Viking (AS), Citra satelit Venera (Rusia).
- Citra satelit untuk penginderaan Contoh: NOAA (AS), Citra Meteor (Rusia).
- Citra satelit untuk penginderaan sumber daya Contoh: Citra Landsat (AS), Citra Soyuz (Rusia) dan Citra SPOT (Perancis).
- Citra satelit untuk penginderaan laut. Contoh: Citra Seasat (AS), Citra MOS (Jepang).
Demikian Penjelasan Pelajaran IPS-Geografi Tentang Manfaat Penginderaan Jauh: Pengertian Menurut Para Ahli, Komponen, Alat, Sistem dan Hasil
Semoga Materi Pada Hari ini Bermanfaat Bagi Siswa-Siswi, Terima Kasih !!!
Baca Artikel Lainnya:
- Sejarah Sumpah Pemuda
- Pengertian Ekonomi Makro, Tujuan, Permasalahan dan Alasannya
- Agresi Militer Belanda 2
- 9 Pencipta Lagu Wajib Nasional Indonesia
Sumber aciknadzirah.blogspot.com