Thursday, March 29, 2018

√ Apa Perbedaan Fermentasi Dan Respirasi Anaerob??

Semua makhluk hidup harus mempunyai sumber energi yang konstan untuk terus melaksanakan fungsi kehidupan yang paling dasar sekalipun. Apakah energi itu tiba pribadi dari matahari melalui fotosintesis atau melalui makan tumbuhan atau hewan, energi harus dikonsumsi dan kemudian diubah menjadi bentuk yang sanggup dipakai menyerupai adenosine triphosphate (ATP).


Banyak prosedur yang sanggup mengubah sumber energi orisinil menjadi ATP. Cara paling efisien ialah melalui respirasi aerob, yang membutuhkan oksigen. Metode ini menunjukkan paling banyak ATP per input energi. Namun, kalau oksigen tidak tersedia, organisme masih harus mengubah energi memakai cara lain. Proses yang terjadi tanpa oksigen disebut anaerob. Fermentasi ialah cara umum bagi makhluk hidup untuk membuat ATP tanpa oksigen. Apakah ini membuat fermentasi sama dengan respirasi anaerob?


Jawaban singkatnya ialah tidak. Meskipun mereka mempunyai bab yang sama dan tidak memakai oksigen, ada perbedaan antara fermentasi dan respirasi anaerob. Faktanya, respirasi anaerob jauh lebih menyerupai respirasi aerob daripada respirasi fermentasi.


Fermentasi


Sebagian besar kelas sains membahas fermentasi hanya sebagai alternatif untuk respirasi aerob. Respirasi aerob dimulai dengan proses yang disebut glikolisis, di mana karbohidrat menyerupai glukosa dipecah dan, sehabis kehilangan beberapa elektron, membentuk molekul yang disebut piruvat. Jika ada pasokan oksigen yang cukup, atau kadang kala jenis peserta elektron lain, piruvat bergerak ke bab selanjutnya dari respirasi aerob. Proses glikolisis menghasilkan keuntungan higienis 2 ATP.


Fermentasi intinya ialah proses yang sama. Karbohidrat dipecah, tetapi bukannya membuat piruvat, produk hasilnya ialah molekul yang berbeda tergantung pada jenis fermentasi. Fermentasi paling sering dipicu oleh kurangnya jumlah oksigen yang cukup untuk terus menjalankan rantai respirasi aerob. Manusia menjalani fermentasi asam laktat. Alih-alih finishing dengan piruvat, asam laktat dibuat. Pelari jarak jauh erat dengan asam laktat, yang sanggup menumpuk di otot dan mengakibatkan kram.


Organisme lain sanggup mengalami fermentasi alkohol, yang hasilnya bukan piruvat atau asam laktat. Dalam hal ini, organisme membuat etil alkohol. Jenis fermentasi lainnya kurang umum, tetapi semua menghasilkan produk yang berbeda tergantung pada organisme yang menjalani fermentasi. Karena fermentasi tidak memakai rantai transpor elektron, itu tidak dianggap sebagai jenis respirasi.


Respirasi anaerob


Meskipun fermentasi terjadi tanpa oksigen, itu tidak sama dengan respirasi anaerob. Respirasi anaerob dimulai dengan cara yang sama menyerupai respirasi aerob dan fermentasi. Langkah pertama masih glikolisis, dan masih membuat 2 ATP dari satu molekul karbohidrat. Namun, alih-alih berakhir dengan glikolisis, menyerupai fermentasi, respirasi anaerob membuat piruvat dan kemudian berlanjut pada jalur yang sama dengan respirasi aerob.


Setelah membuat molekul yang disebut asetil koenzim A, ia melanjutkan ke siklus asam sitrat. Lebih banyak pembawa elektron dibentuk dan kemudian semuanya berakhir di rantai transpor elektron. Pembawa elektron menyimpan elektron pada awal rantai dan kemudian, melalui proses yang disebut kemiosmosis, menghasilkan banyak ATP. Agar rantai transpor elektron terus bekerja, harus ada peserta elektron terakhir. Jika peserta itu ialah oksigen, proses tersebut dianggap sebagai respirasi aerobik. Namun, beberapa jenis organisme, termasuk banyak jenis kuman dan mikroorganisme lainnya, sanggup memakai peserta elektron selesai yang berbeda. Ini termasuk ion nitrat, ion sulfat, atau bahkan karbon dioksida.


Para ilmuwan percaya bahwa fermentasi dan respirasi anaerob ialah proses yang lebih renta daripada respirasi aerob. Kurangnya oksigen di atmosfer Bumi awal membuat respirasi aerob menjadi tidak mungkin. Melalui evolusi, eukariota memperoleh kemampuan untuk memakai “limbah” oksigen dari fotosintesis untuk membuat respirasi aerob.



Sumber https://infoana.comm