"Saya ingin dikubur di kuburan rakyat biasa. Saya yakni rakyat biasa," kata Hatta dikutip dari buku "Bung Hatta Menjawab" karangan Z Yasni.
Perkataan Bung Hatta yang menyentuh hatiku. Sampai selesai hayatnya ia tak pernah merasa dirinya besar. Sederhana dan jujur telah belia pilih sebagai jalan hidup. Dia bukan orang yang kemaruk dengan kekuasaan. Bisa saja dia hidup bergelimang harta alasannya yakni jabatannya, tapi nyatanya untuk beli mesin Jahit saja ia harus menabung dengan sabarnya. Beliau juga setia pada satu wanita, memang tidak salah untuk berpoligami dan juga tidak sulit rasanya bagi ia untuk memikat hati wanita, tapi Rachmi Rahim begitu berharga baginya sampai tak mungkin disamakan dengan perempuan lain.
Bung Hatta saya rindu padamu, saya rindu kesederhanaanmu, kejujuranmu juga kecintaanmu pada Indonesia. Bagiku ketulusanmu begitu nyata, tak menyerupai para penerusmu ketika ini yang hanya besar alasannya yakni orbitan media. Kebaikan mereka palsu Bung. Media begitu ulet memanipulasi opini untuk mendewakan pendekar mereka. Tentu ada mahar yang mahal di belakangnya. Bung katamu benar adanya bahwa yang kami lawan jauh lebih berat dari apa yang kau lawan. Kau bebas untuk menyampaikan bunuh Belanda Singkirkan Jepang, tapi kami Bung, lawan kami yakni saudara kami sendiri. Mereka menjerat leher kami persis sama sakitnya dengan yang dilakukan Penjajah pada saudara seangkatanmu. Jika kami melawan dengan agresi maka media menghasut sampai inspirasi dan bunyi menguap tanpa pernah didengar dan dipahami rakyat. Mau angkat senjata pun juga tak mungkin.
Bung, jikalau saja mereka mau pergi kekuburanmu dan melihat betapa merakyatnya engkau seharusnya mereka malu. Indonesia lahir dari usaha dan pengorbanan, dan mungkin Indonesiamu dan Indonesiaku akan mati dengan ketamakan dan kerakusan.
Sumber http://kickfahmi.blogspot.com