Sunday, May 27, 2018

√ Apa Perbedaan Epidemi Dan Pandemi

Epidemi ialah istilah yang sering dipakai secara luas untuk menggambarkan setiap duduk masalah yang telah tumbuh di luar kendali. Secara medis, epidemi didefinisikan sebagai “kejadian luas dari suatu penyakit dalam suatu komunitas pada waktu tertentu.”


Kunci dari definisi ini ialah kata “kejadian”. Epidemi ialah insiden di mana penyakit menyebar secara aktif. Sebaliknya, istilah pandemi bekerjasama dengan penyebaran geografis dan dipakai untuk menggambarkan penyakit yang menyerang seluruh negara atau seluruh dunia.


Berdasarkan pada prevalensi penyakit, kejadian, dan jalur penyakit yang diketahui atau tidak diketahui, ada beberapa cara yang sanggup dijelaskan oleh spesialis epidemiologi wacana insiden penyakit:



  • Sporadis mengacu pada penyakit yang jarang terjadi atau tidak teratur. Patogen bawaan makanan, menyerupai Salmonella atau E. c0l1, seringkali sanggup menimbulkan berjangkitnya penyakit sporadis.

  • Cluster mengacu pada penyakit yang terjadi dalam jumlah yang lebih besar meskipun jumlah atau penyebab bahwasanya mungkin tidak pasti. Contohnya ialah sekelompok masalah kanker yang sering dilaporkan sehabis peristiwa pabrik kimia atau nuklir.

  • Endemik mengacu pada kehadiran konstan dan / atau prevalensi penyakit pada populasi geografis.

  • Hiperendemik mengacu pada tingkat penyakit yang persisten dan tinggi, jauh di atas apa yang terlihat pada populasi lain. Sebagai contoh, HIV ialah hiperendemis di beberapa penggalan Afrika, di mana sebanyak satu dari lima orang cukup umur menderita penyakit ini, dan endemik di Amerika Serikat, di mana sekitar satu dari 300 orang terinfeksi.

  • Epidemi mengacu pada peningkatan mendadak jumlah masalah penyakit di atas yang biasanya diharapkan.

  • Wabah membawa definisi yang sama dengan epidemi tetapi sering dipakai untuk menggambarkan insiden geografis yang lebih terbatas.

  • Pandemi mengacu pada epidemi yang telah menyebar di beberapa negara atau benua, biasanya menghipnotis sejumlah besar orang.


Sebaliknya, wabah bukanlah istilah epidemiologis melainkan istilah yang merujuk secara khusus pada penyakit kuman menular yang ditandai oleh demam dan delirium, menyerupai wabah pes.


Meskipun istilah-istilah tersebut mungkin mengatakan bahwa ada ambang batas tertentu di mana suatu insiden dinyatakan sebagai wabah, epidemi, atau pandemi, perbedaannya sering kabur, bahkan di antara para andal epidemiologi.


Sebagian alasannya ialah bahwa beberapa penyakit menjadi lebih umum atau mematikan dari waktu ke waktu, sementara yang lain menjadi kurang, memaksa CDC untuk secara teratur menyesuaikan model statistiknya.


Epidemiolog berhati-hati wacana bagaimana mereka menggambarkan suatu insiden penyakit sehingga ditempatkan dalam konteks yang sesuai. Sementara epidemi mengatakan penyakit yang di luar kendali, insiden yang digambarkan sebagai cluster menyimpulkan insiden terisolasi yang kurang diperhatikan.


CDC juga mengakui bahwa istilah-istilah tertentu sanggup memicu kepanikan yang tidak semestinya. Salah satu misalnya ialah wabah Zika tahun 2016, yang memicu alarm di Amerika Serikat dikala tujuh masalah diidentifikasi di Florida dan Texas.


Bahkan dengan HIV, penyakit yang menyebar di sebagian besar planet ini, istilah pandemi telah semakin digantikan oleh epidemi mengingat penyebaran luas pengobatan yang efektif dan penurunan tingkat di beberapa tempat yang sebelumnya hiper-prevalen.


Di sisi lain, alasannya influenza menjadi lebih ganas dari tahun ke tahun, pejabat kesehatan masyarakat umumnya akan merujuk wabah musiman sebagai pandemi, khususnya mengingat wabah H1N1 2009 di Amerika Serikat di mana lebih dari 60 juta orang Amerika terkena dampaknya, menimbulkan 274.304 rawat inap dan 12.469 kematian.


Ini bukan untuk menyarankan bahwa pandemi didekati dengan cara yang sama dengan wabah yang lebih terbatas mengingat perlunya kolaborasi internasional. Di sisi lain, wabah sanggup diperlakukan tidak kurang garang daripada pandemi kalau mempunyai potensi untuk berkembang melampaui batas-batasnya, menyerupai yang mungkin terjadi dengan virus Ebola.



Sumber https://infoana.comm